Jarak

21 3 0
                                    

Classmeet yang di adakan oleh Cagar berlangsung selama tiga hari. Dan saat ini adalah hari pertama. Semua murid serempak mengenakan seragam olahraga mereka. Selain itu, banyak pula siswa maupun siswi yang berkumpul dengan temannya dari kelas yang berbeda. Mungkin jika hari biasa, mereka hanya memiliki waktu yang sedikit untuk seperti itu. Tak sedikit pula dari mereka yang bersama teman sekelasnya.

"Ryu, gua gabut banget nih." Iva menelungkupkan kepalanya di atas meja. Saat ini dia tengah berada di dalam ruang kelas bersama Ryu.

"Lu gabut? Mau gua bantu biar ilang gabutnya?" tanya Ryu kemudian bangkit dari duduknya dan berdiri di depan meja Iva.

"Gimana? Jangan aneh-aneh, nggak mau gua." Mata Iva memperhatikan gerak-gerik Ryu, mulai dari mengangkat kedua lengannya ke samping, kepala yang agak mendongak ke atas, hingga sebuah teriakan yang membuatnya ingin menyumpal mulut Ryu secepat mungkin.

"SASAGEYOU! SASAGEYOU! SHINZO WO SASAGEYO!"

"SUBETE WO GISEI WA! IMA KONO TOKI NO TAMENI!"

Bletak!

"Aduh! Woy, gua lagi ngasih tau cara biar nggak gabut malah di timpuk, dasar tidak berperikemanusiaan!" sungut Ryu sambil mengusap-usap kepalanya yang menjadi sasaran timpukan buku oleh Iva.

"Diliatin ege! Tuh, pada bediri di depan kelas!" Iva menunjuk sekumpulan siswi yang berdiri di depan pintu kelas sambil tertawa melihat kelakukan Ryu. Sedangkan Ryu sendiri hanya cengengesan menahan malu.

"Ryu, ikut main futsal yuk. Kurang satu orang nih, lu mau nggak?" tanya salah satu siswi tersebut, Novya.

Ryu menatap Iva, meminta pendapat gadis itu. Yang dimintai pendapat hanya mengangkat bahu, dan Ryu menangkapnya sebagai maksud dari kata "terserah". Kemudian kakinya melangkah mendekati Novya dan kawan-kawan.

"Boleh deh. Kali-kali nyobain sesuatu yang baru. Biar nggak gabut kayak anak itu." Jawab Ryu seraya mengerling jahil pada Iva.

"Oke deh, yuk ah cepet. Keburu mulai." Novya tersenyum puas mendengar jawaban Ryu, lalu berbalik arah dan melangkah menjauhi kelas.

Sebelum mengekori Novya dkk, Ryu menyempatkan untuk mengajak Iva meski nanti hanya sekedar menonton. "Iv, ikut nggak?"

"Enggak ah, mager. Gua mau lanjutin gambar gua yang kemaren aja." Iva menggeleng pelan, sesaat setelahnya ia mengeluarkan sketchbook miliknya.

Ryu mengangguk dan bergegas menyusul Novya. Setibanya di sana, dirinya telah di sambut dengan keramaian suasana lomba. Helaan nafas keluar dari mulut Ryu, 'Sepertinya akan sulit,' pikirnya.

"Ryu! Kesini cepetan! Mau mulai nih!" seru Kena, salah satu pemain futsal dari kelas Ryu.

"Iyaaa! Gua dateng tenang!" Kaki Ryu berlari secepat mungkin, dan ketika sampai, perlombaan dimulai.

+++

Tiga hari adalah waktu yang sangat singkat. Baru kemarin classmeet dimulai, kini telah tiba saatnya pembagian hadiah bagi kelas yang menang. Kabar baiknya, kelas Ryu mendapat juara dua dalam futsal putri. Meski hanya bermain sesaat, Ryu tetap menerima sebagian hadiah yang diberikan.

"Lumayan lah dapet buku tiga, biar punya cadangan kalo ada apa-apa." Ucapnya dengan menenteng tiga buah buku.

Iva tidak mempedulikan perkataan Ryu, matanya terfokus pada seorang cowok tinggi yang tengah berlari melewati kerumunan. "Eh eh, itu kelas berapa Ryu? Tingginya kayak kakel."

"Hah? Siapa? Mana?" Ryu mengedarkan pandangannya, mencoba untuk menemukan sosok yang dimaksud oleh Iva.

"Itu tuh, yang larinya kayak tetangga lu, si Sera. Tangannya kocak." Tunjuk Iva pada cowok yang tadi dilihatnya.

LOLIPOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang