Kelas VIII

32 4 0
                                    

Setelah libur kenaikan yang lumayan lama, plus ditambah libur lebaran, para murid Cagar akan memulai kembali rutinitas mereka. Termasuk Ryu. Hari ini dia akan berangkat sekolah lagi. Sebagai kelas VIII tentunya. Tapi yah, karena waktu itu kertasnya bertuliskan kata "SIANG", tentu saja Ryu masih berleha-leha di pukul 10.00 pagi ini. Masih dengan penampilan dekil and the kumel, cewek remaja yang satu ini duduk di depan TV. Menonton tayangan yang lumayan menarik untuk mengisi waktu luangnya sebelum bersiap.

"Gabut banget ini serius. Iva sama Hilta pasti lagi enak-enak-kan masuk pagi. Nasib.. nasib.."

Ditengah kejenuhannya sekarang, tiba-tiba mamah Ryu, Rena, datang dari arah dapur sembari menggendong Syanda. Sekitar tiga bulan lagi, Syanda akan berusia satu tahun. Dan itu menjadi momen yang sangat ditunggu oleh Ryu. Walau dia tidak tahu kenapa. Hanya saja, melihat seseorang tumbuh dari orok sampai besar dengan mata kepalamu sendiri sepertinya mengagumkan.

"Ryu, mamah mau ke warung sebentar. Jagain Syanda, ya." Ucap Rena lalu menurunkan tubuh Syanda ke samping tubuh Ryu.

"Oh, oke," balas Ryu tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.

Syanda yang melihat kakaknya tidak menunjukkan 'kepedulian' untuknya akhirnya menangis. Berharap di ajak ikut  oleh sang ibu yang telah berada di teras rumah dibanding harus bersama kakaknya yang kayak begitu.

"HUWAAAAA!!!"

Ryu panik. Bisa-bisa jatah sakunya nanti didiskon 50% sama ibunya lagi. Segera saja Ryu menggendong Syanda dan dibawa kabur ke dapur. Biar Rena tidak bisa mendengar tangisan Syanda yang  super duper kenceng.

"Hadu hadu.. Syanda~ jangan nangis, liat twinkle twinkle aja yuk," ujar Ryu begitu sampai di dapur dan menimang-nimang Syanda.

Setelah yakin akan kepergian ibunya, Ryu kembali ke ruang tengah untuk menonton televisi. Melupakan omongannya kepada Syanda. Lagipula, sepertinya Syanda juga ikut menonton tayangan yang entah apa gunanya bersama Ryu.

Beberapa saat kemudian, Syanda mulai tertidur di atas pangkuan Ryu. Tetapi Rena belum juga kembali. Padahal waktu telah menunjukkan pukul 10.30. Ryu harus bersiap untuk sekolah. Sepertinya ada hal lain yang dilakukan ibunya selain pergi ke warung. Sebelum mencari keluar, Ryu pelan-pelan menggendong Syanda. Lalu membawanya ke kamar dan menidurkannya di atas kasur. Setelah itu, dia keluar kamar perlahan agar tidak membangunkan Syanda, dan berniat mencari ibunya itu.

"Loh, Syanda mana?"

Sebuah suara tiba-tiba terdengar di balik pintu depan. Rena muncul dengan kedua tangan menjinjing plastik berisi sayuran.

"Udah tidur. Aku mau mandi. Mau berangkat ke sekolah," balas Ryu dan segera pergi ke kamar mandi.

Selesai mandi dan bersiap, Ryu mengisi perutnya sebentar. Agar nanti rasa lapar tak menyerangnya terlalu cepat. Dan selepasnya, Ryu berangkat. Memulai hari pertamanya sebagai siswi kelas VIII.

***

Ryu menghirup nafas dalam-dalam. Kakinya perlahan memasuki gerbang sekolah. Baru satu langkah, sebuah teriakan menggema dari arah berlawanan.

"RYUUUAAAAW!"

Iva berlari menerjang Ryu. Sedangkan Hilta hanya berjalan santai.

"Aduh! Lepasin, eh! Mau nyari kelas nih."

"Lu masuk kelas.. kelas delapan... delapan berapa ya, Hil? Lupa gua," tanya Iva.

"Kata Shuza delapan tujuh," jawab Hilta kalem.

Ryu tak merespon. Langsung berjalan menuju kelas yang dimaksud. Di jendela kelas, tertempel kertas berisikan absen murid yang akan menempati kelas tersebut selama setahun kedepan. Begitu Ryu melihat namanya, dia menggerutu pelan. Namanya berada di urutan ke-4, yang berarti absennya adalah 4. Matanya kembali menelusuri siapa saja yang akan menjadi kawan seperjuangannya di ruangan ini. Dan ada beberapa anak yang dikenalnya. Itu cukup untuk membuatnya bersosialisasi. Meski Ryu tipe anak extrovert, ada kalanya dia bingung untuk langsung membaur dengan orang yang sama sekali tidak ia ketahui.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOLIPOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang