Itu hanya masalalu, sedangkan hati manusia bisa berubah tiap detiknya.
-Naya Fernanda-NAYA POV
Berangkat sekolah, kegiatan yang paling gue suka. Saat semua orang pengen liburan, gue sebaliknya. Karena disekolah gue bisa melihat wajah tampannya. Yap! Sejak kelas 1 SMA gue suka sama cowok yang namanya Nando.
Nando, kakak kelas paling kece, tampan, dan jago main basket, sekaligus kakak dari temen masa kecil gue yang paling suka bikin gue kesel. Gue nggak pernah bilang langsung ke Nando kalo misalnya gue suka sama dia. Gue selalu jadi pengagum dalam diamnya. Hal yang paling jadi hobby gue tiap harinya adalah gue selalu pergi ke lab IPA cuma buat lihat Nando main basket.
****
Saat istirahat biasanya kebanyakan anak pasti pergi ke kantin, tapi gue beda dari yang lain, tujuan gue pergi ke lab IPA yang dimana udah jadi tempat favorit gue. Lapangan basket seluruhnya bisa dilihat dari sini. Dan Nando adalah sasaran gue.AUTHOR POV
Siang ini waktu bel istirahat berbunyi. Seorang gadis cantik diikuti dua orang temannya. Gadis itu terburu-buru menaiki tangga menuju ke lab IPA. Sesampainya disana gadis itu langsung menuju ke arah jendela dan memperhatikan ke arah sasarannya.
"Naya!!!! " gadis di belakangnya itu memanggil nama Naya dengan sedikit memekik.
"Apasih! " jawab Naya yang merasa konsentrasinya terganggu.
"Tungguin kita napa!?" suara salah satu teman Naya saat berhasil mengejar Naya.
"Iya, lagian lari lo kayak orang dikejar setan" suara teman Naya yang satu lagi.
Naya memutar bola matanya malas mendengar ocehan kedua temannya.
"Haduh, ini tuh bukan dikejar setan, tapi mengejar cinta! " kata Naya menjelaskan.
"Serahmu!!!! " jawab kedua teman Naya serempak membuat Naya mengerucutkan bibirnya.
****
Naya bahagia bisa melihat cowok yang ia kagumi dari jauh. Kelihatan keren bangett. "Eh kak Nando keren ya! " ucap Naya yang masih melihat keluar jendela."Lo ya Nay, jangan lupa kalo kak Nando itu kakaknya Dhavin!" ucap Erin -teman Naya- dengan sedikit ngotot.
"Iya iya gue nggak lupa, yang gue perlu cuma ngelupain Dhavin dengan cara suka sama kakaknya" jawab Naya sedikit tak peduli.
"Kayaknya lo pantes deh disebut perempuan nggak punya hati" ucap Erin tak percaya.
Naya hanya menjawab dengan hanya mengedikkan bahunya. Rora yang sejak tadi berada disana bersama mereka, hanya melihat mereka berdua dan menggelengkan kepalanya heran.
Rora mulai bosan dan angkat bicara "Udahan yuk lihat kak Nando nya, masa kalo istirahat gini mulu kerjaannya." ucap Rora sedikit malas.
"Tau nih Naya, kita juga laper, ke kantin napa? " sahut Erin.
Naya jengah mendengar keluhan dari kedua sahabatnya itu. Naya, Erin, dan Rora memang sering ke lab dibanding ke kantin waktu istirahat, bahkan mereka juga sering telat atau enggak makan siang sama sekali. Menurut Naya melihat senyuman dan wajah Nando yang keren, mengenyangkan bagi Naya, tapi tidak untuk kedua sahabatnya itu.
"Aduhhh bikes banget sih! Lagi bahagia juga" suara Naya sedikit konyol dan marah.
"Aduhhh loh juga bikes deh! Lo yang bahagia, kita sengsara. Lama-lama temenan sama lo buat kita mati kelaparan! " ucap Erin sambil menirukan gaya Naya.
Tidak lama, bel tanda masuk berbunyi. Naya dan kedua sahabatnya sama-sama kecewa, Naya kecewa karena bel dia harus meninggalkan lab itu dan pergi ke kelas dan harus mendengarkan pelajaran yang membosankan, dan kedua sahabatnya, jelas karena mereka belum makan siang karena ikut ke lab. Kalau sudah begini, Naya akan mengeluarkan doa-doa yang mujarab dari mulutnya dan di amini oleh sahabatnya.
"Yaaa udah bel..." ucap Naya lesu.
"Ya ampun cepet banget, mana belum ke kantin lagi! " ucap Erin.
"Gue harap.. Bu ekky nggak masuk.. Dan kelas gue bebas dari jajahannya. Aminnn" ucap Naya penuh harap.
"Aminnnn" ucap Erin menimpali.
Sedangkan Rora hanya diam dan heran. Rora memang lebih kalem dibanding dua sahabatnya yang lain, yang terkenal humoris dan tidak bisa diam.
*****
Kelas masih ramai dan sepertinya ini tanda-tanda. Soalnya biasanya bu Ekky sudah masuk beberapa detik setelah bel, tapi bukan berarti bu Ekky selalu datang dan mengisi pelajaran. Bu Ekky sudah dua minggu izin karena sakit, dan salah satu keluhannya adalah linu, karena itu bu Ekky sering izin masuk kelas apalagi kelas Naya di lantai dua. Merdeka lah!"Ya, bu Ekky kok belom dateng sih? " tanya Naya pada Arya -teman sekelasnya juga ketua kelas- karena keadaan kelas yang tidak ada guru.
"Tadi ada guru piket kesini, bilang kalo bu Ekyy masih sakit, jadi nggak bisa masuk, dia cuman kasih tugas aja" jelas Arya.
"Oh gitu, dikumpulin nggak tugasnya?" tanya Naya seraya berharap.
"Nggak ada perintahnya sih... " ucap Arya sambil berfikir.
"Yes! Kalo gitu gue ke kantin ya!" sahut Naya dengan sangat gembira.
Dhavin yang sejak tadi bersama tiga temannya sedang memperhatikan Naya di depan pintu kelasnya.
DHAVIN POV
Jadi sejak tadi dia belum makan siang. Pasti dia ke lab lagi, itu kan hoby nya. Gue tau kalo gadis yang lagi gue perjuangin cintanya ini suka sama kakak kelas, yang nggak lain dia adalah Nando, kakak gue. Nggak masalah kalo Naya cuma mengaggumi tapi kalo udah cinta nggak bisa dibiarin, selain gue nggak suka, masalahnya Nando bukan kakak kandung gue tapi kakak kandung Naya. Ceritanya panjang, dan gue baru tau waktu gue masih SMP. Gue takut, kebenaran itu akan ngebuat Naya sedih nantinya.
Naya sedang berjalan keluar kelas, tapi gue hadang "Mau kemana Nay?" tanyaku lembut.
Naya dengan tatapan tidak sukanya pun menjawab pertanyaanku "Ke kantin! Laper! " jawabnya sedikit membentak tapi jujur.
Walaupun gue tau kalo dia masih tetap pada hobinya dia bisa mati kelaparan. "Emangnya lo belum makan siang? Ohhh lo pasti ke lab lagi! Iyakan" tuduhku padanya yang membuatnya semakin kesal.
"Apa urusan lo! Lo tu ya, selalu nguntit gue kemanapun. Ini kan hidup gue, jadi lo gausah kepo! " jawabnya marah.
Iya emang hidup dia, gue nggak punya hak buat ngatur, tapi dia bisa mati kelaparan kalo dia tetep kayak gitu. Dan gue juga.... Cemburu.
"gue kan cuma nanya, jangan kesel gitu" rayuku biar dia nggak selalu kesel sama gue. Masa tiap ketemu, si Naya pengen banget ngajak gue ke pantai, bukan buat santai tapi dia mau buang gue di laut.
"lah elo aja bikes, gimana gamau kesel! " jawabnya semakin, semakin, dan semakin kesal. Salah gue dimana?
"bikes tuh apasih? Kok lo selalu bilang gue bikes? " jujur gue nggak tau apa itu bikes. Gue makin penasaran.
"ya orang kayak lo itu bikes, bikin KESELLL!!!!! ih! " setelah teriak ke gue kayak gitu, dia berani ninggalin gue? Tega banget kan? Tapi untung gue sayang.
"untung gue sabar... " ucapku sendiri sambil tersenyum simpul.
Gue akan selalu jaga lo juga hati lo Nay, dan buat lo lupa dengan masa lalu lo- batin Dhavin.
Maaf typo dimana-mana, jangan lupa voment ya...
28-11-2017