3.Album

45 4 2
                                    

Aku memilih cinta yang lain, agar aku tidak bisa mengingat bahwa aku pernah mencintaimu, karna aku tahu aku tak pantas
---Naya Fernanda---

AUTHOR POV

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, dan Naya baru saja kembali ke kelas. Ada apa dengan Naya? Walaupun omongan Dhavin yang ia anggap omong kosong tapi ia masih memikirkannya. Naya saat ini sedang membereskan tasnya yang berada didalam kelas, sendiri.

"Kalo dilihat pas sepi kelas ini serem juga, ih merinding" ucap Naya sendiri.

"Kok gue beneran merinding ya.. " ucap Naya mulai takut. Perasaannya mulai tidak enak dan pikirannya terbang kemana-mana memikirkan hal negatif.

Naya merasa mendengar ada seseorang yang menghampirinya, dan tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya, "Aaaaaaaaahhhhhh" teriaknya dan orang dibelakangnya.

"Nay! Apasih, bikin kaget aja! Woy kenapa lo teriak" ternyata Erin yang tadi menepuk pundaknya. Naya masih menutup kedua telinganya dan menutup matanya.

Naya perlahan mengintip, "Erin! Elo, iiihhh bikin kaget aja! Ngapain lo tadi teriak, kaget tau! " omel Naya.

"Lah tadi lo teriak juga, ya... Gue juga ngiranya ada hantu" jawab Erin dengan suara pelan, ternyata Erin juga takut, sama seperti Naya.

"Ngapain lo disini? Nggak pulang? " tanya Naya saat mereka sudah sama-sama tenang.

"Gue dari tadi nungguin lo, lo nya nggak balik-balik, jadi gue tinggal ke parkiran" jelas Erin.

"Terus? " jawab Naya.

"Gue tiba-tiba khawatir, karena bel pulang udah bunyi sejak 5 menit yang lalu, jadi gue susul aja lo ke kelas" jelas Erin lagi.

"Uuhh jadi ceritanya khawatir ni yee... Hhh" goda Naya.

"Apaan sih dikhawatirin nggak mau, yaudah gue tinggal pulang! " jawab Erin sok ngambek.

"Eh tunggu-tunggu, jangan tinggal.. " ucap Naya dengan mata hazelnya. Kalo udah kaya gini Erin pengen banget colok mata Naya, biar nggak sok imut lagi.

Mereka berdua pergi ke parkiran buat ambil mobilnya Erin. Naya emang punya mobil, tapi milik ayahnya. Lah kalo urusan ke sekolah Naya lebih suka nebeng ke mobilnya Erin. Kalo Rora biasanya langsung latihan piano. Rora hebat loh main pianonya.

"Nay tadi lo lama banget sama Dhavin nya? " tanya Erin tiba-tiba dan membuyarkan lamunan Naya.

"Enggak kok gue sendiri, Dhavin udah pergi pas denger bel pulang tadi" jawab Naya.

"Kok lo ditinggal sendiri sih? Apa dia macem-macem sama lo!?" tanya Erin melotot.

"Enggak dia cuma ngomong yang nggak berfaedah aja kok" jawab Naya bohong.

"Gue tau lo bohong" Erin to the point.

Naya menghembuskan nafas kasar. Dan mau tidak mau dia memberi tahu Erin.

"Gini, ada omongan Dhavin yang jadi pikiran gue sekarang..... Dhavin bilang kalo Nando itu kakak gue" jawab Naya.

"Emang kan Nando kakak kelas lo" jawab Erin acuh. Ini nih Erin, lemotnya kumat.

"Aduhhh maksud gue kakak kandung! Ada hubungan keluarga! " jawab Naya frustasi.

Erin kaget mendengar Naya yang tiba-tiba berkata seperti orang stres. "Ya maaf.... What!? Jadi Nando kakak kandung lo? " tanya Erin setelah ia sadar.

FORBIDDEN LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang