aku tidak punya alasan mengapa aku mencintaimu, yang jelas aku mencintaimu tanpa syarat .
*****
AUTHOR POV
"He Nay! Jalan tuh yang fokus. " protes Erin yang berada didepan kelas.
"Lo mikirin apa sih Nay? " tanya Rora.
Naya yang sejak tadi jalan ke kelas dengan kurang fokus, membuatnya tak sadar bahwa dia sudah didepan kelas.
"Woy! Mikirin apasih?" tanya Erin.
"Lagi males ih, gue masuk aja deh. " jawab Naya langsung pergi.
****
Naya beneran males banget sekarang. Banyak yang dia pikirkan. Dia males ke kantin.
"He Nay! disini aja, tumben nggak ke lab ipa? " tanya Erin yang baru datang dari kantin.
Ini kesempatan, nggak biasanya juga Naya diem dikelas, biasanya kelayapan ke lab ipa.
"Lagi males. " jawab Naya yang sedang membolak-balik bukunya.
"Liat apaan sih Nay? " tanya Erin lagi. Si Erin keponya kambuh.
"Bolak-balik buku, biar keliatan ada kerjaan. "
"Kuker lo! " celetuk Rora.
Naya hanya acuh tak peduli. Naya bingung harus apa, tak ada kegiatan lain saat istirahat selain ke lab ipa kalau nggak gitu ke kantin makan.
Karna bingung Naya mengeluarkan kertas bufallo warna merah dan gunting dari tas nya.
"Mau ngapain lo? " tanya Rora saat melihat Naya.
"Cari kerjaan, biar nggak kuker! " jawabnya tanpa melihat Rora.
Naya memotong kertas dan melipatnya Sehingga berbentuk sebuah bintang. Naya membuat origami bintang. Kalau kalian bertanya untuk apa, untuk penilaian. Naya akan membuat bintang yang kecil untuk situasi yang suntuk dan untuk Dhavin. Naya juga membuat yang besar, jika dia sedang senang dan untuk Nando. Memang dia membandingkan Dhavin dan Nando, Dhavin susahnya, Nando senangnya.
"Naya, lo masih aja buat yang kek gituan. " celetuk Erin.
"Terserah dia Erin, biasanya juga gitu. " sahut Rora yang sedang membaca buku.
"Lo juga baca apaan sih Ra? " tanya Erin ke Rora.
"Novel. " jawab Rora singkat, karena sedang konsen membaca.
Rora memang lebih suka membaca novel, daripada mendengar kedua sahabatnya mengoceh. Apalagi novel dilan dan milea, wah bisa-bisa dia lupa dunia kalo udah bawa dua novel itu.
Kalo Erin gasuka baca, kalo menurut dia "lebih baik nonton aja filmnya".
"Ribet banget sih! Kan sekarang ada filmnya, ya tinggal nonton aja. " celetuk Erin tiba-tiba.
Rora memutar matanya jengah. Dia melanjutkan membaca novelnya, tanpa memperdulikan Erin yang mengoceh.
"Nay! Ra! Lo berdua denger gue nggak sih!!! " kesal Erin.