Satu

8 0 0
                                    


Kamarku mulai terasa hangat. Cahaya sang mentari mulai menyilaukan mataku yang belum sepenuhnya terbuka. Aku berusaha bangun dari ranjangku dan berjalan sempoyongan ke kamar mandi. Segera mandi, dan bla bla bla. Rutinitas pagi yang setiap pelajar lakukan.

Pagi ayah, ibu..” sapaku saat bertemu mereka di meja makan
Makan dulu gih..” pinta ibuku

Nggak deh bu, si Ega udah nungguin di depan rumah. Nih, dari tadi dia misscalled melulu.”

Kok nggak diajak masuk?” sahut ayahnya

Nggak usah yah. Kapan-kapan saja, udah keburu nih. Berangkat dulu Yah, Bu. Assalamualaikum.” Ucapnya sambil mencium tangan ayah dan ibunya
**

Ayo cepetan! Sudah hampir telat nih..”

“Iya iya, sabar sedikit lah. Bawel banget sih jadi cowok.” Aku segera naik keboncengan motornya

Ega itu temanku sejak TK. Rumah kami dekat, jadi setiap hari selalu berangkat bersama. Kami sangat dekat. Kemana-mana selalu berdua. Dimana ada dia, disitu ada aku. Seperti Galih dan Ratna. Banyak orang yang salah paham saat melihat kami berdua, banyak yang mengira kami pacaran, padahal belom (Ngarep jadi pacar).

Benar benar tak bisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang