Empat

7 1 0
                                    

Pantas saja, kemarin dia memberondongku dengan pertanyaan tentangnya (Tita).” Batinku

Dia manis ya?”
Aku hanya mengangguk

Kamu punya nomor HP-nya kan? Boleh minta?” pintanya dengan wajah memelas

Nih!” ku serahkan HP ku padanya.

Aku pun nggak risau, karena dia sering meminta nomor HP cewek lain, tapi pada akhirnya nggak cocok.
**

Ega belakangan ini sangat sibuk. Jarang berangkat bareng, jarang nongol secara tiba-tiba, SMS ku nggak dibalas, telpon ku pun nggak diangkat.

Kemana dia? Kok hilang begitu saja? Apa sih maunya?!” teriakku kesal dalam hati
**

Suatu siang, dia tiba-tiba nongol begitu saja dihadapanku ketika aku sedang mendengarkan musik di headset. Aku lega karena bisa melihatnya lagi.

Sendirian Ra? Maaf ya, kita belakangan ini jarang berangkat bareng. SMS dan telpon mu juga nggak sempat aku jawab, aku belakangan ini sangat sibuk dan jarang buka HP.” Jelasnya panjang lebar

Oh.” Jawabku singkat.

Aku tahu dia sedang bohong. Padahal jelas-jelas lagi pegang HP, tapi apa aku harus marah gitu? Memang aku siapanya dia?
Kamu nggak khawatir kalau aku nggak ada kabar?

Nggak tuh, biasa saja. Baru seminggu kan?”

“(hahaha). Bilang saja kalau kamu..”

belum saja dia selesai menjawab, HP nya berdering. Wajahnya terlihat sumringah dan sedikit gugup saat melihat nama penelpon di layar HP-nya. Aku jadi penasaran dan mematikan musik, tapi tetap memakai heatset. Kini aku bersiap menguping pembicaraannya. Dia menarik napas panjang sebelum menggeser pilihan layar accept pada HP touchscreen-nya. Suara lembut pun terdengar dari HP-nya. Suara yang ku kenal, suara Tita.
maaf kak tadi aku sibuk kakak nggak marah kan??

Oh, nggak kok.” Jawab Ega dengan senyum mengembang

Benar benar tak bisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang