Indi akhirnya masuk ke sekolah barunya itu. Ia melihat segerombolan anak yang berbaris rapi dan ia pun masuk ke dalam barisan itu. Barisan tersebut adalah barisan para siswa siswi baru yang akan dibagikan kelasnya."Haii," tiba-tiba seorang gadis menepuk pundak Indi pelan. Indi pun menoleh padanya.
"Hai juga," sapa Indi kembali.
"Nama lo siapa?" tanya gadis tersebut.
"Nama gue Indi Pauline Geraldine, panggil aja Indi. Nama lo?"
"Nama gue shella Agnessia Maeryn, biasa dipanggil Shella."
"Ohh, salam kenal." Ucap Indi mengakhiri percakapan, sedang Shella hanya membalasnya dengan senyuman.
Setelah acara pembagian kelas selesai, kini Indi mulai mencari letak kelasnya, kelas 10 IPA 3. Indi melirik ke kanan dan ke kiri untuk melihat orang yang bisa ia tanyai.
"Indi!" panggil Shella sambil berlari ke arah Indi.
"Bikin kaget aja lo Shell. Ada apa?" tanyanya.
"Bantuin gue nyariin kelas gue dong!" pinta Shella.
"Kelas gue aja belom dapet, gimana mau nyariin kelas lo!"
"Emang lo kelas berapa?"
"IPA 3,"
"Asiikkk! Sekelas dong kita, yaudah nyari sama sama kuy!"
"kuy lah."
Setelah beberapa saat, Indi dan Shella pun berhasil menemukan kelasnya. Mereka kemudian masuk ke ruangan yang sekarang akan menjadi kelas mereka.
"Duduk sama gue ya," ucap Shella kepada Indi.
"Okey." jawab Indi.
"Permisi." Ucap seorang perempuan kepada Indi dan Shella.
"Iyaa." Jawab mereka serempak.
"Gue boleh duduk disini ngga?"tanya wanita itu kembali
"Tentu saja,silahkan" jawab Indi ramah
Wanita itu pun langsung duduk dibelakang Indi dan Shella.
"Nama gue Anna Nathalia" ucap wanita itu memperkenalkan diri.
"Hai Anna, Nama gue Indi dan ini..."
"Nama gue Shella. Salam kenal!" ucap Shella memotong kalimat Indi. Indi merasa kesal atas perlakuan teman barunya itu kemudian memanyunkan bibirnya.
"Salam kenal juga. Semoga kita bisa temenan dengan baik ya!" ucap Anna kembali.
"Tentu," jawab Shella tanpa memperdulikan ekspresi dari wajah Indi.
"Gue ke kamar mandi dulu ya," kata Indi setelah terdiam beberapa saat.
"Ngapain?" tanya Shella.
"Makan," jawab Indi asal.
"Ihh, gue baru tau ternyata Indi makannya di toilet" seru Shella dengan tampang polosnya.
"Capek gue ngomong sama anak monyet" ketus Indi.
Anna tersenyum melihat kelakuan dua teman barunya itu. Indi yang sudah tak tahan ingin buang air kecil langsung pergi tanpa memperdulikan ocehan Shella.
Baru saja Indi melewati pintu kelasnya, tiba tiba.....
Bhuuggghh!
"Awwh!" pekik Indi. Ia terjatuh untuk kedua kali nya.
"Sorry, gue ngga sengaja" kata seorang lelaki yang menabrak Indi.
"kalau jalan hati hati dong!!" ketus Indi kemudian bangkit dari duduk nya.
"L....Lo? Lo cewek galak yang tadi pagi itu 'kan?" tanya pria itu gugup.
"Apa lo bilang? Cewek galak? Helaaww! Lo nabrak gue terus ga tanggung jawab lagi, yaa jelas lah gue marah!!" ketus Indi tak mau kalah.
"Gue kan udah minta maaf."
"Makanya, kalau liat tu pake mata dong jangan pake dengkul!"
"Cewek kok kasar sih!" ucap pria itu.
Indi tak menghiraukan ucapan pria itu langsung pergi ke wc untuk memenuhi panggilan alam. Setelah selesai, ia kembali ke kelasnya.
"Kok lama banget ke wc nya? Gue kangen tau ngga!!" ucap Shella pada Indi.
"jijik gue ah!" jawab Indi malas.
"Selamat pagi semua!" ucap seorang guru yang baru memasuki kelas tersebut.
"Perkenalkan nama saya Sofi Abella, kalian bisa memanggil saya bu Sofi. Saya mengajar pelajaran matematika. Saya harap kalian senang dengan metode pembelajaran dari saya. Dan juga..."
"Maaf bu saya terlambat," ucap seorang pria yang memotong pembicaraan bu Sofi. Kemudian dia berjalan melewati guru tersebut dan duduk dikursi tepatnya disebelah meja indi. Guru tersebut hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku murid barunya itu.
Hahh? Dia kan cowok resek yang tadi, masa iya sih gue sekelas sama dia! Batin Indi sambil menatap tajam pria tersebut.
"Apa lo liat liat!" ketus pria tersebut yang tahu bahwa Indi menatapnya.
"Ge er banget sih jadi orang!" jawab Indi tak mau kalah.
"Orang ganteng mah bebas,"
"Gantengan orang utan daripada lo!" ketus Indi.
"Iyain aja deh biar lo nya senang" ucap pria itu.
*****
13:45
Kringgg,
Bel pulang sekolah berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas.
"Indi, shella!! Entar jalan yuk!"ajak Anna kepada kedua temannya itu.
"Ayukk!" ucap Shella semangat.
"Kayaknya ga bisa deh," jawab Indi.
"kenapa?" tanya Shella dan Anna serempak.
"Ga apa apa sih, cuma hari ini gue mager aja" jawab Indi.
"Ahh, lo mah ga asik" cetus Shella.
"Iya nih. Ayoo dong Ndi, ntar gue traktir deh" timpal Anna.
"Kalau di traktir mah gue ga nolak Na" ucap Indi diiringi cengingirannya.
"yeee, giliran di traktir mudah banget iya nya" cibir Shella.
"Sirik aja lo!" ketus Indi.
"Oke deh, ntar lo berdua gue jemput jam 3 okey! Jangan lupa kirimin alamatnya. Gue cabut dulu yaa." ucap Anna sembari meninggalkan Indi dan Shella. Kini yang tersisa hanya Indi dan Shella.
"Haii Indi!"sapa seorang pria kepada indi. Sontak Indi pun menoleh ke sumber suara itu.
Sebelumnya, pria tersebut sudah kenal dengan indi ketika bu Sofi meminta para murid dikelasnya untuk memperkenalkan diri.
"Sok kenal banget sih lo! Ngapain ke sini? Mau nyari masalah lagi sama gue?" tanya Indi ketus.
"Jangan suudzon dulu dong!, gue minta maaf sama lo karna udah nyerempet lo tadi pagi,"ucapnya merasa bersalah.
"Basi tau nggak?!" ucap Indi kepada pria tersebut.
'Ada yang ga beres nih kayaknya, gue cabut aja ah, merasa jadi nyamuk disini!' batin Shella yang melihat aksi adu mulut antara Indi dan pria itu.
"Indi, gue cabut duluan ya, bokap udah nungguin tu didepan" ucap Shella kepada Indi. Pria tersebut hanya melirik sekilas ke arah Shella, sedang Indi hanya mengangguk mengiyakan. Kini yang tersisa hanya Indi dan pria tersebut.
"Oh iya, kita belum kenalan. Kenalin gue Malvyn Raffael Fernandez. Temen temen biasa panggil gue Raffa, tapi khusus buat lo bisa manggil gue si ganteng."ucap pria bernama Raffa itu.
"Ihh ogah!" jawab Indi sambil meninggalkan Raffa.
Raffa tersenyum tipis melihat tingkah Indi. Menarik, batin Raffa.
-Vomment gaes💖-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fervent Love
ChickLitAn obscure story, written by an amateur writer. Malvyn Raffael Fernandez adalah seorang troublemaker tampan yang dikagumi oleh banyak wanita disekolahnya. Namun, sebuah masa lalu membuat raffa enggan untuk berhubungan dengan wanita. Berawal dari seb...