Tok Tok
"Masuklah."
Pintu itu terbuka saat sang pemilik kamar telah mengijinkan seseorang yang mengetuk pintu itu untuk masuk. Gadis itu hanya memunculkan kepalanya dan menatap pada kakak laki-lakinya yang sedang bersandar pada kepala ranjang dengan masih berkutat dengan ponselnya.
"Oppa, ayo makan malam."
"Aku tidak lapar. Nafsu makanku bisa hilang jika melihat wanita itu nantinya."
"Ayolah, Oppa. Apa Oppa kira aku tidak muak melihat wajah wanita itu? Ini juga kemauan appa."
Jimin melirik sekilas pada Rosè sebelum menghela nafasnya.
"Anggap saja wanita itu tidak ada."
.
.
"Kau yakin kau baik-baik saja? Kenapa wajahmu pucat sekali?"
Seokjin masih melirik ke arah Jisoo dan merangkul wanita itu yang sedari tadi memegang kepalanya yang berdenyut sakit.
"Aku baik-baik saja. Dan juga, kenapa Oppa memarkirkan mobilnya cukup jauh?"
"Maaf. Kalau begitu, apa kau mau kugendong?"
"Tidak perlu. Aku masih bisa berjalan."
Seokjin hanya mengikuti kemauan Jisoo dan tetap membantu wanita itu untuk berjalan.
Tidak mereka sangka, rintik hujan mulai berjatuhan dan lama-kelamaan rintikan hujan itu berubah menjadi sebuah hujan. Membuat Seokjin maupun Jisoo semakin menambah dengan cepat langkah mereka.
"Kau bisa berlari?"
Jisoo hanya mengangguk menjawabnya. Mereka memang harus berlari dari amukan hujan walaupun rasa pusing yang dialami Jisoo masih terasa oleh wanita itu.
Seokjin terus berlari dan Jisoo yang hanya mengikuti pria itu dengan semakin mendekatkan dirinya pada pria itu.
Hingga mereka berdua pun telah sampai di tempat dimana mobil Seokjin terparkir. Seokjin membukakan pintu mobil terlebih dahulu untuk Jisoo dan dengan segera wanita itu masuk ke dalam mobil. Setelahnya Seokjin pun berpindah ke sisi lain dari mobil dan mulai masuk ke dalam mobilnya.
Seokjin segera mengambil sebuah selimut yang selalu ia letakkan di belakang mobil dan menyampirkannya pada tubuh Jisoo.
"Kau tak apa?"
"Hmm." Gumam Jisoo sembari mengeratkan selimut tersebut pada tubuhnya.
"Badanmu sangat hangat sekali. Kau demam?"
"Tidak. Aku baik-baik saja."
Seokjin akhirnya memilih menyerah dan dengan cepat beranjak menjalankan mobilnya untuk pulang ke rumah.
.
.
Suasana di ruang makan itu tampak tenang dengan diiringi suara dentingan antara sumpit dan piring yang menjadi satu-satunya suara yang ada disana.
"Jadi, sudah sampai mana persiapan pernikahanmu?"
Jimin menghentikan sejenak makannya dan menatap ke arah ayahnya yang masih memakan makanannya.
"Hah, appa peduli sekarang? Lebih baik, appa urusi saja kedua wanita kesayangan appa itu." Ucap Jimin, sembari mengarahkan pandangannya pada Hyejeong dan juga ibunya.
Belum sempat Tn. Park membalas perkataan Jimin, pria itu sudah beranjak berdiri dari kursinya dan melenggang pergi dari meja makan itu.
"Aku selesai makan." Ucap Rosè setelahnya dan melakukan hal yang sama seperti yang Jimin lakukan, yaitu pergi dari meja makan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
back to 17 ❌ jinsoo
Fanfiction[18+] ✔ Pernikahan Seokjin dan Jisoo berada di ambang perpisahan. Bagaimana tidak? Jisoo meminta cerai pada Seokjin setelah melihat Seokjin yang mencium wanita lain yang notabene nya adalah mantan kekasih pria itu dan rival Jisoo semasa kuliah dulu...