Four

14 3 0
                                    

Kinta berjalan memasuki rumah
nya dan yang dilihatnya adalah Elsya, mama Kinta yang sudah lama meninggalkan Kinta dan Edward.

Kinta hanya menatap nya datar
Kinta harus menerima kenyataan bahwa dirinya memiliki adik  perempuan yang menatapnya sinis, Kinta tak peduli dan hanya tersenyum miring.

"Kinta......kamu apa kabar sayang oh iya, kenalin ini Livya anak mama, mama mau nitip dia ke kamu karena papa Livya baru saja meninggal dan mama harus ke dubai menjadi-...."

"Bitch......"

Celetuk Kinta memotong omongan Elsya. Elsya hanya menatap nya sendu dan mengelus puncak kepala Kinta.

"Mama mau jadi Tki sayang"

"Tki atau jalang ma?"tanya Kinta

Plakkk.....

"Lo gak usah bilang mama gue jalang"bentak Livya.

Kinta hanya menatapnya dengan tatapan meremehkan yang mampu membuat semua orang tersulut emosinya ketika berhadapan dengannya.

"Emang itu fakta......"ucap Kinta santai.

"Lo yah.......gak sopan banget sih, gak pernah di ajarin sama mama lo....perasaan mama sopan gak kayak lo"maki Livya.

"Kalo mama gue lo embat pas gue kecil gimana gue dapet didikan"ucap Kinta memutar balik omongan Livya, Livya hanya mati kutu dan Edward muncul dengan kursi rodanya.

"Kinta.....gak boleh gitu sayang dosa"nasehat Edward.

"Maaf"lirih Kinta dan pergi.

"Maafkan Kinta,Elsya!"ucap Edward dingin dan Elsya hanya tersenyum getir.

"Aku mau titip Livya sampai tahun depan.......uang spp sama biaya makan Livya aku tanggung"ucap Elsya.

Edward yang semula menatap Elsya kemudian mengalihkan pandangannya pada Livya,gadis itu hanya membungkuk dan menyalami tangan Edward.

"Livya levishani om"ucap Livya ramah lalu tersenyum manis pada Edward.

"Ya sudah......kamu kapan berangkat?"final Edward

"Besok mas......"ucap Elsya.

                   ~~~~~~~~~~~~
Edward mengajak Livya di kamar Kinta,maklum rumah mereka hanya mempunyai dua kamar.

  Livya hanya mengikuti Edward
Biar bagaimanapun ia juga harus bersikap sopan padanya kecuali anaknya itu.

    Perlahan Edward mengetuk pintu kamar Kinta dan terbukalah pintu yang menampilkan Kinta dengan rambut acak-acakan dan seragam yang keluar serta dua kancing yang terbuka.

"Iya yah kenapa?"tanya Kinta dengan suara khas orang bangun tidur.

"Livya tidur di kamar kamu ya Kin?"ucap Edward memohon.

Kinta menatap Livya sejenak dan
Mengangguk, jika seseorang memintanya maka ia akan turuti walau beda jauh dengan hatinya.

"Makasih Ta....kamu gak masak?"
Tanya ayah Kinta.

"Bentar lagi yah.....aku ganti baju dulu"kata Kinta.

      Kinta menatap Livya lalu tersenyum ke arah ayahnya dan menyeret lengan Livya masuk.

"Ini.....lo tidur sekasur sama gue.....sorry kalau rumah gue gak segede rumah lo"kata Kinta.

Kinta sengaja menekan kata segede hanya untuk menyinggung Livya,Livya yang merasa disinggung pun tak ambil pusing.

"Btw.....lo kerja dimana kak?"

"Tumben manggil gue kak!"

"Ceilah kak...kak,lo kagak di panggil kakak marah,dipanggil kakak tumben"cibir Livya.

Kinta hanya mengangguk paham dan mengambil casual dan celana pendek di dalam almarinya.

"Gue mau masak,mau gue ajarin kagak"

"Lo kok baik sama gue?"

"Biar bagaimanapun lo adik gue"
Livya menimang nimang dan mengangguk

"Mau deh.....ajarin bikin masakan Jepang dong"

"Kagak bisa"ucap Kinta dengan nada dingin.

"Mmmm....ayam kecap aja dah"

"Okay......"ucap Kinta santai.

Kinta pov's

Huaaaa rasanya enak banget nih air......dingin gimana gitu.

Sekarang aku udah selesai mandi semalem tidur nyenyak banget karena apa?,karena susah banget ngajarin Livya masak sama aljabar, ampun dah....

Sekarang Livya dan aku sedang menunggu bis,sekolah Livya ternyata satu sekolah denganku hanya berbeda gedung saja.

"Kak......emang kakak beneran sekolah di Taruna Jaya?"

Aku pun hanya berdeham dan dia mengangguk,sebuah bis meminggir dan kami masuk lalu menduduki dua kursi kosong samping pemuda seumuran Livya,dan dari tadi Livya hanya tersenyum sendiri saat memandang nya.

Aku hanya bergidik dan mencoba mengajak ngomong Livya dengan memanggil namanya.

"Livya are you ok right?"tanya aku panik,Livya hanya mengangguk lalu tersenyum manis kepadaku.

Siapa pemuda itu hingga membuat Livya senyum senyum sendiri? Batin ku.

"Namanya Adi seno Raditya"ucap nya seolah membaca pikiranku.

"Dia....cowok yang aku suka"

:|What...(thor emotnya bagusin dikit napa?)ternyata dia cowok yang sukai Livya,aku hanya geleng kepala.

"Bayar neng......Taruna jaya kan?"

"Iya pak nih uangnya"

Kataku menyerahkan uang lima ribuan,Aku dan Lidya turun dari bis diikuti Radit.

Author pov's

Isabel berlari kencang meneriaki nama Kinta.

"KINTA MY BABY TUNGGUIN GUE NAPA"teriak nya

"Elah suara lo kek toa' banget Bel"cibir Kinta saat Isabel berhasil menyamai langkahnya

Isabel menggerut kesal,bibirnya ia cebikkan sementara Livya ia hanya menahan tawa.

"Ketawa aja"ketus Isabel

Kinta dan Livya ketawa cekikikan membuat Isabel ingin melempari mereka dengan bata berlumut dari gedung lantai tiga.

"Sono masuk....."perintah Kinta.

Livya hanya mengangguk dan meninggalkan mereka berdua.

Kinta dan Isabel berjalan beriringan menuju lapangan outdoor,Isabel tersenyum manis sedangkan Kinta hanya memasang mimik datar,ia tak peduli toh....hidupnya.

"Kintani Amelia dan Isabel Atrisha kenapa kalian terlambat?"maki Keila, sedangakan Kinta lebih memilih memutar bola matanya.

"Kita kan telat kak.....kemungkinan kalo gak kesiangan ya.....macet"jawab Isabel seadanya.

"Kalian saya hukum lari lapangan dua puluh lima kali" teriak Keila.

"Kok banyak banget sih kak?" Tanya Kinta.

"Mau gue tambah"sewot Keila.

    Mereka mulai berlari Kinta
Sudah sepuluh putaran,sekarang yang ia rasakan adalah panas dan nyeri,perut Kinta sakit karena maag nya sedang kambuh. Maag kinta akan kambuh bila ia lupa menelan obatnya. Sekarang yang ia rasakan adalah pusing dan perlahan kesadaran nya berkurang dan......

Brukkk........
"KINTA......."Teriak Isabel
                   ~~~~~~~~~~~~~

Halo teman........jangan lupa follow ig cerita ini ya...

Author: mutiara3027

Cerita ini:me_you3027

Follow kuyyyy.........

Me And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang