Réunion Inattendue

76 28 32
                                    


Masih ingat pertama kita berjumpa

Tak perlu indah pada pandangan pertama

Bahkan seperti biasa tanpa makna

Namun waktu membuat segalanya terlihat jelas

Kau, terlalu sayang untuk aku lewatkan

***

Dionella Arkham Hades,

pemuda tampan berotak cerdas.

23 tahun,

Lulusan Georgia Institute of Technology jurusan Aeronautical Engineering Programs.

Mendapat gelar Sarjana saat umur 20 tahun, lulus 3,5 tahun dan cumlaude.

Sekarang bekerja di salah satu perusahaan Industri Manufaktur Kedirgantaraan di daerah Jakarta Pusat.

Prinsip hidupnya : It's easier to build a plane rather than build a relationship.

* * *

07:30 AM, Kantor Dion, Jakarta Barat.

"Mau cabut sekarang yon? Mau dianter nggak?" tanya Frieska, salah satu rekan kerja Dion.

"Gak usah, kebetulan udah ada yang jemput. Ohiya gue duluan ya, salamin buat anak-anak dan tolong jangan nagih oleh-oleh ke gue." jawab Dion ramah sambil tertawa kecil.

"Hahaha yaudah kalo gitu, safe flight ya Darl.. eh Dion maksudnya, Hehehe." ucap Frieska menggoda Dion, Frieska memang sudah menyukai Dion semenjak 3 tahun lalu, tapi tak ada respon dari Dion hingga saat ini.

"Iya, makasih." jawab Dion tersenyum tipis, menambah pesonanya.

Dion membuka Hpnya, dan memesan Ojek Online untuk menjemputnya. Karena jika ia mengiyakan tawaran Frieska, maka Frieska akan semakin baper terhadapnya. Jika seluruh sifat wanita di Telenovela atau sinetron bisa disatukan, maka jadilah seorang Frieska, seorang wanita sensitif dan rentan baper. Pernah sekali Dion mengantarkannya pulang dan Frieska membuat vlog sepanjang perjalanan dan meng-upload nya ke seluruh sosmed miliknya, alhasil Dion terpaksa memakai masker dan kacamata saat bekerja selama dua minggu untuk menghindari hujaman pertanyaan dari teman-temannya.

08:05 AM, Soekarno-Hatta International Airport, Tangerang, Banten.

Saat ini Dion sedang ada kunjungan kerja luar negeri, tepatnya ke salah satu perusahaan penyedia sparepart pesawat terbang di Manhattan, New York, USA. Dion ditugaskan oleh atasannya yang memang sudah menganggap Dion sebagai tangan kanan perusahaan. Dion pun singgah di gerai Starbucks Domestic Gate, 2F. Cukup jauh dari jalur yang akan ia tempuh untuk naik pesawat nanti.

Seperti biasa, Dion memesan Ice Jelly Latte Caramel Coffee. Dion tampil mengenakan Jas berwarna hitam menutupi kemeja putih dengan dasi loreng-loreng khas miliknya, dengan parfum khas racikannya sendiri yang harumnya semerbak namun tidak terlalu menyengat. Berbeda dengan lelaki lain yang suka meracik kopi, Dion lebih suka meracik parfumnya sendiri. Menurutnya parfum itu seperti identitas seseorang, harus sesuai dengan kepribadian dan passion nya masing-masing. Kehadiran Dion yang bisa didefinisikan sebagai "Lelaki Berkelas" sanggup menarik beberapa pasang mata wanita yang ada di sekitarnya.

Sembari menunggu panggilan Boarding, Dion membuka kembali macbook-nya, menghafalkan presentasi dan melafalkan kembali speech-nya agar pengajuan proposal kerjasamanya dapat disetujui. Dion merupakan jantung perusahaan, ia ahli di lapangan dalam merangkai sparepart dan me-maintenance pesawat, juga sangat mahir dalam menjalin kerjasama dengan instansi lain, karena kepribadiannya yang supel namun tetap elegan, di setiap perjamuan kerjasama yang dihadiri olehnya selalu diakhiri dengan kesepakatan kedua belah pihak. Tidak heran jika walau baru 3 tahun ia bekerja di perusahaan ini, ia sudah menjadi tangan kanan bosnya dan kerap dipanggil "Mr. Vice President" oleh rekan-rekannya.

"Good afternoon passengers. This is the pre-boarding announcement for flight JL720 to Manhattan. We are now inviting those passengers with small children, and any passengers requiring special assistance, to begin boarding at this time. Please have your boarding pass and identification ready. Regular boarding will begin in approximately ten minutes time. Thank you."

Terdengar panggilan Boarding dari pengeras suara, tanda ia harus segera memverifikasi boarding pass -nya agar tidak mengantri lama nantinya. Dion segera beranjak dari bangkunya meninggalkan Ice Jelly Latte Caramel Coffee yang baru ia minum setengahnya. Tiba-tiba..

"Bruk!" ada seorang wanita menabraknya dari belakang. Dion segera menolong orang tersebut, yang terjatuh tak berdaya setelah menabrak badan atletis Dion.

"Maaf." ucapnya seraya berdiri, menyambut uluran tangan Dion.

"Eh, iya nggak papa." jawab Dion ramah.

"Kamu nggak pa-" belum sempat Dion selesaikan kalimatnya, wanita itu segera berlari meninggalkannya tanpa berkata sepatah apapun.

"Kirain modus.." gumam Dion dalam hati.

Baru beberapa langkah ia berjalan, Dion melihat ada sebuah kertas tergletak di lantai tempat wanita tadi terjatuh. Tertulis Boarding Pass atas nama Aninditha Rahma, sebuah nama yang indah, seindah pemiliknya.

Dion berjalan menuju Gate 7A, tempatnya akan berlabuh menuju benua seberang nan jauh disana. Setelah sampai di Gate 7A, seorang pramugari berparas cantik berpakaian rapi menyapanya dengan tutur kata santun khas pekerja maskapai Internasional. Disana terlihat Anin sedang sibuk mencari-cari Boarding Pass miliknya, disusul dengan tatapan masam dari orang-orang di belakangnya yang juga ingin segera masuk pesawat.

"Ini." sapa Dion ramah, sambil memberikan Boarding Pass milik Anin yang tadi tidak sengaja terjatuh.

"Loh kok?!" Anin bingung melihat Boarding Pass miliknya ada di tangan orang yang tak ia kenal.

"Tadi pas kamu jatuh, Boarding pass-mu ikut jatuh, pas aku mau kembaliin eh kamu udah ilang entah kemana." jawab Dion ramah.

"Makasih!!" ucap Anin gembira, menjabat erat tangan Dion dengan kedua tangannya seperti anak kecil yang dibelikan es krim oleh pamannya.

Dion terkesima seketika, menyadari betapa cantiknya makhluk tuhan yang ada di depannya sekarang.




Aninditha Rahma, bolehkan aku mengenalmu lebih jauh?

Tertanda, Dionella Arkham Hades.

ETHEREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang