1.Prolog

14.9K 705 28
                                    

***

Suasana sore hari ini di taburi oleh hujan yang deras. Tetesan air mulai membasahi bumi sejak dua jam yang lalu.

Di sebuah pemakaman umum tampak sepi, tidak ada yang datang berkunjung. Tapi, di salah satu makam yang terlihat tanah nya masih merah dan juga basah karena hujan. Selain itu juga masih baru.
Bunga yang di taburkan juga ikut mandi.

Di samping makam tampak seorang gadis mengenakan pakaian serba hitam. Di bawah guyuran hujan, ia terus berjongkok di makam sang Papa.
Yang baru beberapa jam yang lalu meninggalkan nya seorang diri di dunia ini.

Air mata nya sudah bercampur dengan air hujan yang membasahi nya. Tangan nya tidak henti - henti nya mengusap papan nisan bertuliskan nama sang Papa. Yaitu pria yang selalu menyayangi nya tanpa syarat apapun.

Ia sama sekali tidak merasa terganggu dengan hujan yang turun semakin deras membasahi nya. Membuat tubuhnya menggigil yang bisa saja mengakibat kan nya demam esok hari.

"Pa, kenapa Papa ninggalin Veranda sendiri ? Hm ? Papa udah gak sayang Ve, hm ?" Ucap nya sendiri sambil sesekali membersit hidung nya yang sedikit memerah.

"Ve sendiri, Pa. Ve harus gimana?" Ucap nya lagi dengan nada sendu dan juga terpukul.

"Selama ini, Ve cuma punya Papa. Tapi, sekarang ? Ve sendiri Pa, " ujar nya terlihat putus asa.

Perempuan cantik dengan rambut panjang yang ia biarkan tergerai itu menunduk dalam. Bahu nya bergetar hebat. Ia kembali menangis pedih.

"Ve, kuat Pa. Ve janji "

***

"Kinallllll " teriakan itu begitu menggema sepanjang koridor sebuah sekolah swasta elit yang ada di ibu kota.

Suasana koridor masih tampak ramai saat jam pulang sekolah. Bel baru saja berbunyi beberapa detik yang lalu.

Dari kejauhan, tampak seorang siswa berlari dengan tergesa sambil menuruni anak tangga. Sesekali ia tertawa atau menoleh kebelakang.

"Hahaha... kejar Dy, kalau bisa . .. hahaha " seru nya sambil terus berlari di koridor sekolahnya.

Di belakangnya, seorang siswa lain nya, lebih kurus dari nya juga dengan napas tersengal mengejar Kinal.

Siswa bernama Kinal itu berhenti berlari saat sampai di perkiran sekolah. Dengan napas tersengal ia memicing kan matanya pada seorang siswi yang sedang bersandar di samping sebuah mobil porche putih.

Haft..

Duuhh...
Ini cewek mau ngapain lagi coba ?

Ia menggerutu dalam hati, sambil terus mengayunkan langkah kaki nya untuk mendekat ke mobil nya.

"Michelle " ucap nya dengan malas. Siswi itu tersenyum sangat amat manis padanya. "Ngapain loe di samping mobil gue ?" Tanya Kinal dengan malas dan juga ketus.

"Nahh!!! "

"Astaga !" Ia terkejut saat siswa bersuara sedikit kayak om om yang tadi mengejarnya akhirnya berhasil mengejar Kinal, sahabat nya.

"Hehe.. kena kan ? Jadi loe harus traktir gue se.ka.rang " ucap laki - laki berseragam sekolah itu melirik malas pada siswi yang menggunakan seragam yang sama dengan nya. Sedang bersandar di samping mobil Kinal.

"Aku nebeng boleh kan, kak ?" Tanya Michelle dengan hati - hati.

"Mobil, loe mana ?" Tanya Kinal dengan malas.

" bengkel " jawab Michelle dengan pelan.

Kinal dan Lidyo memperhatikan gadis bertubuh mungil di depan mereka. Sikap polos nya sama sekali tidak bisa membuat Kinal menatap manis padanya.

Love You, Cowok Arrogant (End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang