Satya dan lukanya

160 15 0
                                    

Satya baru saja pulang dari sekolahnya. Ia pun langsung kekammarnya untuk istirahat. Baru saja lelaki itu masuk tiba-tiba ada yang memanggilnya. "Satya sini dulu" . Ucap seseorang dengan suara lembut membuat Satya memutar bola matanya malas. "Ada apa ?"tanyanya dengan suara dingin. "Makan dulu yuk nak". Ajak perempuan itu yang tak lain adalah ibu kandungnya sendiri. "Tidak perlu, saya tidak lapar" ucapnya langsung berlari ke atas namun di tahan oleh ibunya. "Sampai kapan kamu gini terus ke Mamah Sat?"tanya sang ibu. "Lepaskan tangan saya". Ucapnya lagi sambil menghentakan tangannya agar terlepas dari sang ibu. "Sejijik itu sama mamah Sat ?" Tanya mamahnya Satya hanya terdiam. "Mamah ini adalah wanita yang melahirkan kamu Sat". Ucap sang ibu lagi. "Saya tidak minta di lahirkan oleh Anda". Jawabnya dingin. "Sampai kapan Sat ?.. sampai kapan kita kaya gini ? Mamah rindu kamu yang dulu. Yang manja. Mamah rindu Sat". Ucapnya "saya bukan lagi Satya yang dulu semenjak ada dia masuk ke dalam kehidupan anda". Ucapnya keras sambil menunjuk lelaki yang berada di belakang ibunya, Satya pun akhirnya masuk ke dalam kamar , lalu mengganti baju dan pergi dari rumah.




Laras menggoel sepeda berwarna hitamnya itu, hingga sampailah ia disebuah tempat. Laras langsung menghentikan sepedanya lalu berjalan sampai ia melihat batu nisan yang bertuliskan nama "Adrian bin Ahmad". Laras pun segera jongkok.
Untuk berdoa, setelah berdoa Laras menaburkan bunga dan tersenyum. "Hai Ayah, maaf ya Ara baru kesini lagi". Ucapnya menggunakan nama kesayangan Ayahnya. "Yah, Ara kangen sama Ayah hehehe". Laras tak bisa menahan air matanyapun menangis. Ia rindu dengan ayahnya itu. "Maaf ya ayah Ara Jadi cengeng begini hehehe.." Laras menghela nafas sejenak, lalu ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul dua saat ini. "Yah, Laras pulang dulu ya. Laras sayang ayah". Dan Laras pun meninggalkan makam ayahnya tersebut.
Laras baru saja berjalan untuk mengambil sepeda yang ia taruh di parkiran makam. Tapi ada yang menarik perhatiannya, yaitu lelaki yang memakai seragam sekolah yang sama dengan Laras ada disini. Laras pun akhirnya menghampiri lelaki yang sedang jongkok di makam, kemudian Laras menepuk pundak lelaki tersebut. "Sat". Ucapnya, "ekh Laras". Jawab Satya sembari menghapus air matanya. "WOW, kamu inget juga namaku, aku kira kamu gak peduli sama semua orang habis dikelas jutek sih." Cengir Satya
Laras hanya memutar bola matanya malas, tetapi yang Laras tangkap dari Satya adalah tatapan penuh dengan luka.


Hai aku balik lagi nih hehehe... Jangan vote comentnya yaaa kecup manis dari RaStya 😘😍

Rastya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang