Topeng

157 9 0
                                    

Satya turun dari tangga rumahnya, ia melihat ibu, dan dua orang yang tak lain adalah suami dan anak tiri sang ibu. Mereka seakan tak menyadari ada orang lain selain mereka. Mereka sedang bercanda ria di meja makan, mereka bagaikan sebuah keluarga yang bahagia. Satya menghirup udara, menormalkan rasa nyeri didadanya.  Ia sudah berjanji tadi malam bahwa Satya akan memecahkan hubungan sunyi pada keluarga barunya. Satya pun dengan cepat turun dari tangga, lalu menghampiri ibunya dan mencium pipinya, ibunya nampak terkejut begitu juga dengan suami dan anak tirinya, ayah dan anak perempuan bagaikan mendapatkan hadiah spesial di hidup mereka. "Pagi mamah". Ucap Satya, mamahnya yang belum sadar dari keterkejutannya itu hanya mengangguk. "Pagi om, dek". Sapa Satya, pada ayah dan anak yang masih belum sadar dari alam lamunan itu. "Pagi". Hanya itulah yang mereka katakan, mengingat anehnya Satya pagi ini. Mamahnya yang sudah sadar itu langsung memeluk Satya, sambil menangis. Akhirnya Satyanya kembali. "Satya". Panggil mamahnya terharu, sementara itu dua orang yang berada di tempat itu hanya bisa diam dan terharu melihat pemandangan ini. Mamahnya telah melepaskan pelukannya lalu menyuruh Satya duduk.
"Mau makan roti apa nasi goreng ? Akh kamu mah sukanya roti selai coklat, bentar Mamah bikinin dulu". Sementara itu ayah dan adik tirinya itu hanya berdiam canggung. "Nih nak". Ucap mamahnya yang sudah membuat roti selai coklat itu, dan memberikannya pada Satya. "Makasih mah". Ucap Satya, lalu memakan roti tersebut. Selama sarapan pagi itu berlangsung tak ada yang ngobrol, Satya tau mamahnya paling gak suka makan sambil ngomong, itulah yang membuat mereka diam saat sedang di meja makan. Sarapan pagi pun berjalan dengan lancar, bahkan roti yang dibuat mamahnya itu telah habis. Satya pun melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul enam, Satya berniat pamit pada mamahnya. "Mah Satya pamit dulu ya". Ucapnya berdiri, tak lupa mencium tangan ibunya dan ayah tirinya yang saat ini masih dipanggil Om olehnya. "tunggu dulu nak". Ucap lelaki bersuara berat itu. "Ini yang jajan buat kamu". Ucap lelaki yang tak lain adalah ayah tirinya, ia memberi uang selembar lima puluh ribuan untuk Satya dan Satya menerimanya sembari tersenyum. Satya pun langsung pergi tanpa lupa mengucapkan terima kasih, oh Tuhan andai Satya tahu betapa bahagianya sepasang suami istri ini saat Satya bersikap hangat pada mereka, tetapi sayangnya itu hanyalah topeng yang sewaktu-waktu akan pecah jika kejadian itu terulang kembali.
***

Laras yang sudah lama memakai topeng sudah terbiasa menyaksikan hal ini dimana ibu dan selingkuhannya itu bermesraan di hadapannya, tak lama kemudian muncul sosok lelaki memakai seragam SMP nya. Lelaki itu memandang suami istri itu penuh luka, nasibnya sama dengan Laras, lelaki bernama Luki ini adalah anak dari pernikahan sebelumnya selingkuhan ibunya. Ibu Luki menjadi gila setelah mengetahui suaminya selingkuh, hal itulah yang membuat hakim memutuskan untuk memberikan hak asuh Luki pada ayahnya. Laras dan Luki adalah korban dari kesalahan seseorang yang mencintai.
"Om Bu. Laras berangkat ya". Pamit Laras, sembari mencium tangan ayah Luki. "Luki juga mah, pah". Pamit Luki pula. Laras dan Luki tidak pernah dikasih uang jajan, mereka hanya dikasih makan. Sebenarnya Luki kecil pernah meminta uang kepada ayahnya, tetapi apa yang ayahnya lakukan ? Ayahnya malah memukulinya dengan kayu rotan, kalau saja waktu itu Laras tak ada pasti nyawa Luki ini sudah tiada. Sejak saat itu baik Luki maupun Laras tak pernah meminta uang jajan lagi pada sepasang suami-istri itu, jika ditanya bagaimana Laras dan Luki meneruskan hidup ? Laras dan Luki kecil berjualan koran di jalan-jalan, mereka pun menjadi pembantu di usianya yang masih kecil, sekolah ? Masih ada Paman Laras dari ayahnya yang berbaik hati memberi bantuan dana untuk Laras dan Luki, sungguh kejam dunia ini. Tapi yang Laras tak habis pikir kenapa ibunya mencintai lelaki yang tukang mabuk, judi, bahkan hampir tak pernah menafkahi ibunya. Sekarang Laras tahu bahwa cinta itu bisa mengubah segalanya. Lamunan gadis bertubuh kurus itu terhenti saat ada tepukan di bahunya.
"Kak udah sampai kak". Ucap seseorang bersuara bass itu yang tak lain adalah Luki. "Oh ya, semangat ya belajarnya". Ucap Laras menyemangati Luki. "Iya, kak pasti. Yaudah aku masuk dulu ke kelas ya". Jawab Luki sembari mencium tangan kakak tirinya itu. "Ekh ini buat Luki jajan". Ucap Laras sembari mengasih uang selembar dua puluh ribuan. "Makasih ya kak". Jawab Luki.
"Sama-sama" . Ucap Laras yang kemudian menggayuh sepedanya, untuk menuju ke sekolah.
***
Ruang kelas XI-IPS2 begitu nampak sepi, hanya suara lembut Bu Intan lah yang terdengar, sedang menjelaskan bagaimana terbentuknya warna laut, siswa yang disana sedang mendengarkan materi yang disampaikannya. Kecuali lelaki keturunan arab, ia mengantuk dan tertidur di kelas, sementara perempuan di sebelahnya sedang mencatat apa yang di terangkan oleh wanita paruh baya tersebut, namun saat ditengah-tengah konsentrasi perempuan bernama Laras tersebut mengalihkan pandangannya pada guru yang terkenal killer disekolahnya itu. Bu Intan menghampiri teman sebangkunya yang sedang asik bermimpi."Laras". Panggil wanita paruh baya berhijab, "i.. iya Bu". Gugup Laras. "Bangunkan Satya". Ucap Bu Intan "baik Bu". Jawab Laras. "Sat.. Sat...bangun". Laras membangukan Satya. "Apa sih Ras". Ucap Satya setengah sadar. "Satya bangun". Suara tegas itu langsung membangunkan Satya. "Ekh ibu". Ucap Satya sembari meringis dan melihat sekelilingnya yang tengah tertuju padanya. "Sat, bisakah kamu menjelaskan mengapa laut ada yang berwarna hijau dan hitam". Tantang bu Intan. "Laut berwarna hijau karena mengandung klorofil, sedangkan laut berwarna hitam itu mengandung tanah". Jawab Satya. "Ya, terimakasih Satya tetapi lain kali jangan tertidur di jam pelajaran saya berlangsung". Ucap Bu Intan. Satya pun menggerutu, akh kenapa ia bisa tertidur di tengah jam pelajaran sih ? Akh ini pasti gara-gara ia tadi malam berkerja sampai larut malam. Tak ingin tertidur kembali Satya pun membuka buku catatannya itu langsung ditulisnya penjelasan Bu Intan itu, namun tanpa Satya sadari ada melihati Satya dengan tatapan kagumnya. Siapa lagi kalau bukan Larasati gadis cantik keturunan Tionghoa itu.

TBC

Hai i am come back. Jangan lupa  votmentnya, soalnya ini part 900 kata lebih loh. Hehehe lebay ya ? Author lainnya hampir sembilan ribu kata gak ribut. Maklum aku baru nulis. Udah akh
Salam Rastyaaa 😘❤

Rastya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang