1 :: Pertemuan

83 10 11
                                    


Vannesa tengah duduk bersila di sofa kamarnya yang terlihat
sangat berantakan. Pakaian yang tertumpuk di sudut ruangan dan barang-barang miliknya yang berserakan di atas tempat tidur dan lantai kamar tak mengusik kegiatan vanessa yang sedang mengecat kukunya. Ia menjulurkan tangannya dan merentangkan jari-jarinya, lalu mulai meniup kuku-kukunya yang dia cat berwarna hijau soft dengan perlahan.

        *gambaran kamar Vanessa*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       *gambaran kamar Vanessa*

"Aduh.. udah telat" katanya tersentak saat melihat jam tangan miliknya menunjukkan pukul setengah 3 sore.

Vanessa mulai bergegas merapikan barang-barangnya, memasukkan ke dalam bacpack mungil miliknya dan mulai menuruni tangga rumahnya.

"Oh my.....kaos kaki lupa di cuci lagi" katanya sambil mendengus kaos kaki yang terlihat biasa saja karna berwarna hitam, tetapi ketika di pegang memiliki sensasi tebal akan daki karna berminggu-minggu tak dicucinya. Padahal gampang saja kalau dia mencucinya, vanessa memiliki tukang cuci yang selalu datang tiap pagi untuk mencuci pakaian keluarganya, tapi dia terlalu malas untuk menaruh 1 pasang kaos kaki miliknya itu ke tempat cucian.

Vanessa mempercepat langkahnya masuk ke dalam mobil dan mulai mengendarai dengan cepat. Tiba-tiba seorang pria dengan tshirt putih dan celana coklat serta jas coklat tua di genggamannya menghadang mobil vanessa seolah ingin bunuh diri. Vanessa menatap pria itu tajam dan penuh kesal karena kepalanya hampir saja membentur stir depan.

"Ehh.. cunguk lo gila apa? Lo pikir ini sinetr.." kata vanesa sambil membuka kaca jendela mobilnya. Tapi belum selesai vanessa berbicara, pria itu langsun berjalan kesamping dan membuka pintu mobil. Dengan wajah santai cowo itu masuk. Vanessa menatap pria yang sudah ada didalam mobilnya itu dengan tatapan tak percaya. Vanessa memukul stir mobilnya dan mendengus hendak memulai kata umpatannya.

"Jalan!!!" suruh pria itu santai, matanya sama sekali tidak melihat vanessa.

"Sinting!" teriaknya sambil mengambil novel miliknya lalu memukul kepala pria itu.

"Cabul, keluar lo. Psikopat gila.." teriaknya sambil memperbanyak jumlah pukulannya.

Pria itu kemudian memegang tangan vanessa, "Heii... nes, gue cuma mo nebeng doang"

Mata vanessa melotot seakan dia hendak mencungkil dan melumat bola mata pria itu.

"Penguntit lo ya, darimana lo tau nama gue? Gila keluar lo dari moil gue. Keluar !! teriak vanessa

"Gue tetangga baru lo tau" teriak pria itu. Sontak tangan vanessa berhenti memukulinya.

"Banci lo, saiko " vanessa keluar dari mobil hedak berteriak meminta tolong kepada security penjaga gerbang perumahannya yang pos nya sudah terlihat.

"Ada apa neng, kenapa kenapa kenapa kok teriak teriak?" kata security paruh baya itu sambil terengah-engah karena berlari dari posnya menuju mobil vanessa.

I Love You Mr. JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang