My Private Driver ~5

629 67 16
                                    

HAEHYUK//FF//MY PRIVATE DRIVER//chap 5
Title : MY PRIVATE DRIVER
Pairing : Lee Donghae and Tan Eunhyuk
Genre : Romance and Litle Hurt
Rated : T+
WARNING...!!!
YAOI/Boys Loves/Boy X Boy/
Miss typo
Happy Reading
"Saya juga sangat mencintai anda tuan muda."
Entah siapa yang memulai untuk mengeleminasi jarak diantara keduanya, kini bibir cherry Eunhyuk mendarat dengan sempurna dibibir tipis Donghae. Sebuah ciuman yang menyalurkan perasaan cinta mereka.
'Semoga ini jalan terbaik. Tuhan, beri aku kesempatan untuk membahagiakan sosok ini. aku akan berusaha sekeras mungkin untuk membuatnya selalu tersenyum dan... menyetarakan diri dengannya.'
Keduanya hanyut dalam perasaan bahagia hingga tak menyadari matahari yang mulai menghilang untuk menyinari bagian lain dari dunia ini.
///
Di pagi yang cerah ini seorang namja cantik menuruni tangga dengan langkah riang, tak memperdulikan keadaan rumah yang tampak sepi. Namja cantik itu terus melangkahkan kaki jenjangnya hingga diundakan tangga terakhir.
"Sepertinya anda sedang bahagia tuan?"
Mendengar suara merdu yang sangat disukainya sontak menerbitkan sebuah senyum manis diwajah cantik itu.
"Selamat pagi Donghae~" sapanya ceria sembari menggamit tangan kekar privat driver nya itu.
"Selamat pagi juga tuan muda Tan Eunhyuk yang cantik." Balas Donghae disertai senyum menawan. Pipi chubby itu seketika memunculkan semburat merah yang sangat mengemaskan.
"Jangan menggombaliku sepagi ini Donghae bodoh, lihat... pipi ku jadi terasa panas. Aish." Eunhyuk mengipasi wajahnya sendiri dengan gaya lucu.
"Ahh~ jadi tuan muda tak suka digombali oleh hamba?" Donghae masih ingin menggoda sang kekasih ternyata. "Wajah cantik tuan muda hamba tambah memerah. Menggemaskan sekali."
"Yak! Berhenti menggodaku Lee Donghae. Aku akan memecatmu jika kau melanjutkannya."
Donghae terkekeh geli. Lagi dan lagi ancaman itu yang dikeluarkannya. Bagaimanapun, Donghae sudah kebal mendengar ancaman itu. Tuan mudanya, kekasihnya, Eunhyuknya itu tak akan pernah benar-benar memecatnya. Gertak sambal seperti biasa.
"Baiklah. Maafkan hambamu ini tuan muda. Jadi... mari kita sarapan sekarang."
Eunhyuk berjalan sembari mengenggam tangan besar Donghae yang hangat. Eunhyuk suka tangan Donghae. Sangat suka. Tangan Donghae sangat pas jika menggenggam tangannya yang kecil. Perasaan hangat itu juga terus mengalir tiap kali tangan mereka bergandengan.
"Hmm... kenapa sepi sekali Donghae?" tanya Eunhyuk ketika matanya tak mendapati appa dan eomma nya dimeja makan.
"Ah~ tuan besar dan nyonya pergi ke China pagi-pagi sekali tuan, mereka bilang ada pekerjaan yang harus segera mereka selesaikan disana, serta bibi Kim sedang berbelanja kebutuhan dapur." Jawab Donghae sembari menarik kursi untuk diduduki oleh tuan mudanya atau kini Donghae harus membiasakan diri menyebut kata 'kekasihnya'.
"Berapa lama Eomma dan Appa pergi Donghae?"
"Hanya 3 hari tuan muda. Apa anda merasa buruk jika ditinggal seperti ini?"
"Buruk? Yang benar saja! Aku bahkan pernah ditinggal selama sebulan penuh tanpa ku tahu pergi kemana mereka."
Donghae menyodorkan piring berisi pancake dengan lelehan karamel yang sangat menggoda dihadapan Eunhyuk serta menuangkan segelas jus strawberry.
"Siapa yang membuat pancake nya?" tanya Eunhyuk setelah menyuapkan potongan kecil makanan manis itu pada mulut nya.
"Saya yang membuatnya karna bibi Kim sedang pergi. Ada apa tuan? Apa rasanya tidak pas?"
"Bukan! Rasanya sangat pas dimulutku, aku suka. Terima kasih Donghae."
Senyum teduh yang sangat menawan itu kembali terbit dibibir tipis Donghae. EunhyukNYA sudah berubah, kini namja cantik itu sudah bisa mengucapkan terima kasih dengan tulus. Dan Donghae sangat menyukainya.
"Jadi, selama appa dan eomma pergi kau tinggal disini?"
"Ya jika tuan muda tidak keberatan."
"Tentu saja tidak. Aku senang jika Donghae disini. Dan Donghae... berhenti memanggilku tuan muda jika kita sedang berdua."
"Hah~ baiklah... jadi kau ingin dipanggil apa? Cantik? Manis? Sweetheart? Sayang? Atau baby? Mau yang mana?"
BLUSH~ oh tentu saja pipi chubby itu kembali memerah. Panggilan apa saja yang Donghae pilihkan untuknya kenapa terdengar sangat menggelitik hatinya. Rasanya terlalu sayang jika dia memilih salah satunya karna dia suka semua. Bagaimana ini? ahh Eunhyuk mulai galau.
"K-kenapa harus memilihnya?"
"Wae? Jadi kau ingin semua panggilan itu?"
Telak. Donghae tahu apa yang ada dipikiran Eunhyuk.
"Ish dasar Donghae bodoh. Kenapa bertanya seperti itu?"
Tawa Donghae seketika pecah mendengar ucapan sang kekasih. Dicondongkan tubuhnya agar sedikit lebih dekat pada Eunhyuk seblum berucap.
"Apapun untuk my Darl."
Uh Oh, Eunhyuk sudah tak mampu lagi menahan rona merah dipipinya. Benar-benar tersa menggelitik namun hangat dan sangat menyenangkan.
///
"Baik-baik di sekolah sweetheart, jangan nakal. Berjanji padaku hm?"
Eunhyuk mempoutkan bibirnya mendengar pesan Donghae. Apa-apaan pesan itu, mereka kan sudah jadi sepasang kekasih sekarang, seharusnya Donghae memberi pesan yang lebih romantis, bukannya pesan tua seperti itu. Eunhyuk benarkan?
"Cih! Si tua Lee Donghae ini benar-benar tak berubah rupanya. Pesan macam apa itu? Memuakan sekali mendengarnya sepagi ini dari kekasih sendiri."
Donghae yang baru selesai melepaskan seatbelt nya dibuat terbengong. Apa yang salah dengan pesanku? Pikirnya.
"Seharusnya kau berpesan seperti seorang kekasih. Katakan jika 'Jangan kecentilan pada siapapun, jangan melirik siapapun. Kau kekasihku, dan aku tak ingin ada orang lain yang memiliki bagian cantikmu selain aku sendiri' begitu. Dasar Donghae bodoh, kolot, tidak romantis."
Kali ini Donghae bahkan menampilkan ekspresi yang sangat bodoh mendengar penuturan kekasihnya itu. Ya Tuhan, si Eunhyuk ini benar-benar membuatnya gemas.
"Aku tak perlu mengucapkannya jika kau sudah mengerti bukan sayang?"
"Ish, tenggelam saja kau dilautan dasar ikan jelek." Eunhyuk buru-buru mengambil tasnya dari kursi belakang lalu bersiap keluar tanpa menunggu Donghae membukakan pintu untuknya saat tangan besar Donghae menahan pergerakannya.
"Maafkan aku, kau marah hm?"
"Tidak."
Cup
Tanpa sempat disadari Eunhyuk, Donghae mengecup singkat pipinya. "Jangan marah. Wajah marahmu sangat menggemaskan. Aku tak ingin milikku diganggu orang. Bersikaplah sewajarnya disekolah maupun ditempat umum lainnya terlebih jika itu tanpa aku disisimu. Aku takut lepas kendali dan memusnahkan siapapun yang menatap lapar miliku. Ingat Baby, kau adalah milikku. MILIKKU."
Blush
Wajah putih Eunhyuk memerah mendengar ucapan Donghae yang diiringi penekanan dibeberapa kata. Itu lebih dari yang diharapkannya. Eunhyuk selalu suka diperlakukan secara posesif begitu, karna baginya itu menyenangkan. Terlebih Donghae yang melakukannya.
"D-donghae~" cicitnya.
"Why?"
"Aku suka gaya Donghae barusan." Ujarnya dengan setengah berteriak. Eunhyuk terlalu exited.
Huh Donghae kira ada apa. Jujur Donghae memang tak pernah suka miliknya ditatap lapar oleh orang selain dirinya. Senyum segera terbit diwajah tampan itu.
"Cha, jika kau sudah senang, bersiaplah dan pergilah bersekolah. Ingat! Jadi anak baik dan jangan membuat orang lain jatuh cinta padamu. Kau milikku."
"Aku janji. Sekarang beri aku ciuman manis karna aku sudah berjanji padamu."
Itu perintah atau permintaan? Entahlah. Yang jelas Donghae tak akan mungkin menolaknya. Segera ditempelkan bibir tipisnya pada bibir kissable sang kekasih. Memberikan ciuman manis yang memabukkan dipagi hari. Jangan khawatir, kaca mobil sangat gelap dan dipastikan tak akan ada yang bisa mengintip apalagi yang hanya memandangi dari jarak 10 meter seperti yang saat ini dilakukan Henry dibawah pohon disana.
"Baiklah Donghae, aku akan masuk dulu kesekolah. Kau tak perlu turun. Pergilah kekampusmu segera. Dan jangan lupa untuk menjemputku. Jangan terlambat."
"Pergi kekampus? Alasan apa itu? Bukankah biasanya aku membukakan pintu untukmu dulu sayang?"
"Tidak! Mulai sekarang tidak perlu melakukannya lagi."
"Kenapa? Kau takut jika temanmu tertarik padaku, hm?"
Yah Donghae tetaplah Donghae yang suka menggoda. Lihat saja wajah cantik Eunhyuk yang mulai memerah karna ucapannya.
"Ish. Kau menyebalkan. Terserah saja yang penting turuti perintahku, atau kau kupecat."
"Hmm... baiklah sayangku. Aku akan tetap dimobil. Lihat! Aku sudah memasang setbealt ku. Sudah puas hm?"
Eunhyuk mengangguk semangat.
"Jangan telat menjemputku. Kita pergi kencan nanti."
Blam
Pintu mobil tertutup namun Donghae masih bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Ajakan kencan? Oke, Donghae sangat senang mendengarnya kali ini. dulu sangat banyak yang mengajaknya berkencan tapi tak ada yang semenyenangkan ini. Tan Eunhyuk, kau berhasil mendapatkan seluruh hati Lee Donghae.
///
Donghae tampak duduk dengan resah didalam ruangan besar yang elegan itu. Waktunya untuk menjemput sang tuan muda. Setengah jam lagi, tuan muda yang juga kekasihnya sudah harus dijemput didepan sekolahnya jika tidak, Donghae takut akan mendapati Eunhyuknya sudah berada ditempat yang dibencinya.
Beberapa orang dengan setelan jas disekelilingnya masih membicarakan beberapa hal menyangkut masa depannya. Dia tau ini untuk kepentingannya juga, namun kekasihnya tak kalah penting. Bagaimana jika dia marah? Bagaimana jika dia merajuk? Bagaimana jika dia pergi lagi ke club itu? Bagaimana jika... masih banyak kata bagaimana dalam otaknya. Oh oke, sepertinya Donghae harus menyerah dengan kata bagaimana itu.
Diliriknya sosok berjas disebelah kanannya, dan sosok itu ternyata seketika langsung menoleh serta memberikan senyum menenangkan.
"Pergilah tuan. Sudah waktunya bekerja bukan?"
"Tapi paman..."
"Tak apa. Ini hampir selesai. Pergilah, jangan membuat tuan muda mu menunggu."
Donghae menganguk membenarkan. "Baiklah paman, aku pergi. Terima kasih."
"Sudah jadi tugas saya tuan."
Donghae bangkit dari duduknya dan mengucapkan kata maaf pada beberapa orang disana lalu berpamitan untuk pergi. Waktunya sangat singkat. Dia harus sesegera mungkin sampai disekolah tuan mudanya yang terletak lumayan jauh dari tempatnya kini, belum lagi mobil tuan muda nya belum diambil. Aish bertambah sudah kekalutan Donghae.
///
Eunhyuk tampak sangat terkejut mendapati bahwa Donghae sudah berdiri di depan pintu kelasnya dengan nafas terengah. Bukan berarti dia tak suka, hanya saja bagaimana mungkin Donghae tau kelasnya sedangkan selama ini, privat drivernya itu selalu mengantar hingga gerbang sekolah saja. Jadi bagaimana dia tau jika kelasnya disini? Dilantai tiga bangunan sebelah barat letaknya disamping ruangan osis? Kelas dari anak-anak dengan nilai akademi yang selalu melambung? Bagaimana Donghae tau?
Sekolahnya memang sudah sepi, bel pulang berbunyi sejak 1 jam yang lalu, hanya saja kelas Eunhyuk menddapat jam belajar tambahan dikarenakan guru yang mengajar besok akan mengajukan cuti hamil, akhirnya kelas Eunhyuk harus terima ketika sang guru memberi mereka jam tambahan.
"Donghae?" panggilnya.
"Hah... hah... n-ne tuan muda?" Donghae sendiri masih berusaha mengatur nafasnya yang terengah setelah berlarian disekeliling sekolah mencari kelas Eunhyuk. Donghae tiba disekolah itu sejak 45 menit yang lalu. Sekolah Eunhyuk sudah sepi dan dia mulai cemas karna terlambat menjemput tuan mudanya. Belum lagi ponsel Eunhyuk yang tak aktif. Ketika akan berbalik pergi untuk mencari tuan mudanya ditempat lain, seketika mata nya melihat beberapa kendaraan yang dikenali sebagai kendaraan beberapa teman Eunhyuk masih terparkir disekolah, dia memlih untuk menghampiri satpam dan bertanya.
"Kenapa kau ada disini?"
"M-maaf tuan muda. Saya telat datang menjemput anda. Maafkan saya."
"Bukan itu, kenapa kau tau letak kelasku?"
Donghae menggaruk tengkuknya yang tak gatal sembari tersenyum cangung. Demi Tuhan dia bingung bagaimana menjelaskannya. Belum lagi beberapa anak kelas Eunhyuk yang mulai bubar dari kelas mulai memperhatikan mereka.
"S-saya pikir, anda marah karna saya telat menjemput dan memilih untuk berdiam diri dikelas anda tuan."
Eunhyuk tampak menampilkan ekspresi tak percaya mendengar kata-kata Donghae.
"Menunggu dikelas karna kau telat menjemput? Yang benar saja? Aku tak sebodoh itu Donghae. Jika kau telat aku akan menunggumu dibawah atau pulang dengan kendaraan umum. Untuk apa balik lagi kekelas? Kau terlalu mendramatisir keadaan."
"M-maafkan saya tuan muda say..." belum sempat Donghae menyelesaikan kalimatnya, Henry muncul dari balik pintu kelas dan seketika senyum lebar muncul diwajahnya.
"Donghae hyung!" Panggilnya antusias.
"Henry-ssi."
"Aish... jangan panggil aku dengan embel-embel seperti itu hyung. Sudah berapa kali kukatakan?"
Donghae benar-benar merasa canggung sekarang. Mari lihat wajah cantik malaikatnya yang kini sedang ditekuk berat. Pertanda buruk. Donghae merutuki keadaan mereka saat ini. dia lelah, kegiatannya hari ini cukup untuk membuatnya lelah, belum lagi dia harus berdesakan di bus saat menuju sekolah kekasihnya dan lagi berlari mengelilingi sekolah untuk mencari sosok itu, sekarang dia dihadapkan pada situasi yang lebih tak mengenakkan untuknya.
Sungguh Donghae bukan membenci Henry, hanya saja cuaca siang hari ini sedang sangat panas apalagi ditambah aura suram mencekam yang di keluarkan Eunhyuk. Demi Tuhan, Eunhyuk yang cemburu itu sangat menggemaskan dimata Donghae, tapi tidak dengan Eunhyuk yang mood nya rusak. Donghae angkat tangan.
"Donghae hyung sedang apa disini?" tanya Henry tak menyadari situasi.
"M-menjemput tuan muda."
"Wah~ begitukah? Kalau begitu aku menumpang lagi yah! Tadi aku meminta supirku untuk pulang duluan karna kami dapat jam tambahan. Bolehkan hyung?"
Donghae diam, disamping Henry ekspresi Eunhyuk benar-benar membuatnya merinding.
"Henry Lau. Kau fikir, siapa yang akan kau tumpangi itu hah?" tanya Eunhyuk dengan penekanan dibeberapa kata.
"Tentu saja mobilmu Tan Eunhyuk. Tapi kau harus ingat jika Donghae hyung yang menyetirnya. Jadi dia yang bisa memutuskan aku boleh ikut atau tidak."
"Cih! Kau membuatku kesal Henry. Aku tak akan pernah lagi membiarkanmu menumpang dimobilku. Camkan itu baik-baik."
"Hey! Hey! Ada apa denganmu Eunhyuk? Apa salahnya aku menumpang dimobilmu hah? Kau bisa menurunkanku didepan blok rumahku jika tak mau mengantar kedalam. Aku tak merepotkanmu kan? Lagipula kau selalu tidur jika dalam perjalanan pulang sekolah, jadi Donghae hyung pasti butuh teman mengobrol. Benarkan Hyung?"
"Heh! Kau mencari pembelaan dari Donghae? Dia tak akan pernah membelamu lagi kau tau? Dia itu orangku. Dan aku yang bebas memberi ijin. Bukan dirinya."
Henry mendengus. Ya Tuhan~ sahabat nya ini benar-benar keterlaluan. Selama hari ini mereka rukun-rukun saja seperti biasa. Bahkan tadi mereka makan siang bersama dikantin bangunan sebelah. Tap kenapa dengannya sekarang ini?
"Kau ini apa-apaan sih Hyuk. Kenapa jadi berubah begini? Kau tau? Sejak dulu kau tak pernah seperti ini. bahkan para pengawalmu dulu. Lalu sekarang kenapa dengan Donghae hyung hah?"
Wajah Eunhyuk kini memerah sempurna. Antar hawa panas dan juga emosinya yang naik ke permukaan. Melihat hal itu Donghae segera membuka suara.
"henry-ssi bagaimanapun tolong dengarkan kata tuan muda saya. Dia yang menggaji saya, jadi saya akan menuruti apapun perintahnya."
Henry menoleh kearah Donghae hendak melakukan protes sebelum Donghae kembali bersuara.
"Lagipula hari ini saya tak membawa mobil tuan muda. Jadi saya tak bisa mengantar anda pulang."
"MWO???" oke, kali ini bukan hanya Henry yang terkejut tapi Eunhyuk juga.
"Tuan muda mari kita pulang." Donghae menggenggam tangan Eunhyuk yang masih menunjukkan ekspresi shock lalu membawanya pergi dari depan kelas itu tanpa perlawanan meninggalkan Henry yang mesih dengan tampang terkejut dan kerumunan yang menonton mereka.
///
"Donghae benar tak membawa mobil?" tanya Eunhyuk ketika mereka sudah mencapai gerbang sekolah yang ditanggapi Donghae dengan gelengan polos.
"jadi bagaimana kita pulang jika Donghae tak membawa mobil?"
Donghae tampak berfikir sesaat. "Apa kau pernah naik bus darl?"
"tentu! Donghae tak lupa kan jika aku sering kabur dulu? Jika tidak menggunakan kendaraan umum memangnya mau pakai apa lagi?"
"Nah! Ini mudah, mari kita pergi dengan bus. Bukannya kau bilang ingin pergi berkencan sepulang sekolah hm?"
"Jika ingin pergi berkencan kenapa tidak membawa mobil sih Donghae? Aish!" eunhyuk memajukan bibirnya kesal. Kekasihnya ini yah~ benar-benar membuatnya kesal.
"Hey baby, Listen! Jika aku membawa mobil, bukankah Henry akan memaksa untuk ikut? Bagaimana bisa pergi berkencan jika begitu? Jadi aku memilih untuk mengajakmu naik kendaraan umum untuk berkencan karna motorku masih dibengkel."
"Kendaraan umum itu mana asyik untuk kencan."
"Tentu saja asyik sayangku, asalkan ada kau disisiku dan aku disisimu."
Blush
Oh oke, lagi-lagi wajah Eunhyuk merona mendengar perkataan Donghae. Cheesy memang, tapi itu menyenangkan. Sungguh. Dan setelahnya Eunhyuk hanya menurut ketika Donghae menuntunnya kehalte bus untuk menunggu bus dengan rute tujuan mereka.

TBC

Makasih buat yang masih nungguin dan mampir buat baca ceritanya akuhhh. Ini lama banget kan? Maaf yah, akuhhh nya sibuk banget akhir-akhir ini.

Semoga tidak mengecewakan. Dan tolong maafkan typo yang bertebaran dimana-mana itu yah.

Boleh minta votmen nya? Kirim pesan secara pribadi juga diterima banget kok.
Okeee sekian dulu yah
See youbon next chapter

My Private DriverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang