Bangtanpink : Bad Type And Sweet[END]

Chap'16

Setelah menerima pesan dari taehyung. Jimin yang sedang bersama dengan yang lainnya di meja makan pun langsung pergi begitu saja meninggalkan mereka.

"Ada apa dengannya?" Tanya namjoon ke jennie yang memang dia duduk di sebelah jimin.

"Gak tau deh" jawab jennie. "Sepertinya setelah melihat sesuatu di ponselnya dia langsung pergi"

"Apa terjadi sesuatu dengan.." ucap suga terhenti tiba2 dan membuat semuanya panik.

Belum selesai menyelesaikan kalimat nya. Suga langsung berlari seperti yang jimin lakukan.

"Eh.. edan... kenapa ama tuh anak dua" jhope

"Kayaknya ada yang gak beres" jk langsung berlari mengejar suga

"Ikutttt" si lisa.
"Gue juga" jennie

"Ayo jin" ajak jisoo

Akhirnya mereka mencoba menyusul jimin dan suga.

.

.

.

Jimin yang melihat itu langsung meraih nya. Memeluknya. Menyeka setiap air mata yang membasahi pipi rosé. Sepupu kesayangan nya.

"Rosé.." panggil jimin

Rosé sendiri tidak memperdulikan panggilan itu. Tatapan nya kosong. Air mata nya tidak berhenti mengalir.

Suga menghampiri mereka berdua. Di lihatnya rosé dengan wajahnya yang menurutnya berantakan.

Feeling gue ternyata bener  -suga

Dan tanpa memandang kehadiran jimin disana. Suga pun memeluk sepupu yang baru ia kenal itu. Ia tidak tau kenapa tapi ia memiliki perasaan ingin sekali menjaganya seperti seorang kakak kepada adiknya.

"Keluarin semua kesedihan lo rosé" suga

Ya.. saat ini rosé berada di tengah2, antara suga dan jimin.

Ketika jk dan yang lainnya juga tiba disana.

"Kookie.. apa yang terjadi dengan mereka dan rosé?" Lisa hendak menangis

"Gue gak tau lis.. lo tenang ya. Jangan nangis" jk dengan gentle membawa lisa ke dalam pelukannya

"Oh my god. Apa yang terjadi dengan rosé?" Jennie hendak mendekat tapi namjoon menahannya

"Biarkan mereka" namjoon

"Ada apa dengannya?" Jisoo pun ingin mendekat tapi jin mengisyaratkan untuk tidak melakukan nya.

"Lebih baik kita pulang dulu, okay" suga

"Apa lo kuat berjalan?" Jimin

Rosé hanya mengangguk.. tapi saat dia mencoba melangkah, rasanya kedua kakinya terasa tidak bertulang. Dia hampir saja terjatuh jika bukan ada suga dan jimin yang menolongnya.