Namaku Dhiemaz Aditya Arrazi, lahir dengan kesengajaan yang diperbuat oleh kedua orang tuaku, menghembuskan nafas pertama pada tanggal 27 februari 2000, dan itu adalah saat dimana aku pertama kali dibuat menangis histeris, bukan karna cinta yang tumbang ditengah jalan, melainkan tanda bahwa aku telah berhasil keluar dari tempat teraman yang pernah aku singgahi. Iya, dari perut seorang wanita terkuat yang aku kenal pertama kali. Sosok wanita yang ku kenal sebagai ibu, kehadirannya seakan-akan adalah bentuk kesombongan tuhan karena mampu menciptakan makhluk seindah dan sekuat itu. Namun ia tak memikul bebannya sendiri, ada seorang lelaki tangguh dibalik itu semua, lelaki yang ku panggil ayah, adalah bentuk ksatria tanpa pakaian baja, tanpa senjata, tak berkuda, tapi mampu melakukan hal layaknya ksatria perang, berperang melawan malasnya, berperang melawan lelahnya, demi kebahagiaan buah hatinya dirumah. Terakhir, aku memiliki seorang adik laki-laki, dilahirkan dari dua orang tua yang sama, namun memiliki kepribadian yang berbeda, aku lebih suka berdiam diri dirumah, sedangkan adikku lebih senang mencari perhatian dari seluruh penghuni rumah.
Seperti remaja lainnya, aku juga gemar menikmati secangkir kopi buatan ibu-ibu warung kopi pinggir jalan, selain harganya bersahabat dengan isi dompetku, warung kopi adalah tempatku berkumpul dengan teman-temanku, membahas hal yang ingin dibahas, bahkan membahas hal-hal yang sebenarnya tak layak dibahas.
Selain berkumpul-kumpul tidak jelas, warung kopi adalah tempat aku berbagi cerita, menumpahkan segala keluh kesah kehidupanku didunia yang tak mengenal kata tega, menemukan teman baru, dan disana adalah tempat dimana aku menemukan kehangatan diantara luasnya kedinginan, karena secangkir kopi hitam mampu merubah dinginnya malam menjadi hangat yang mendalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
waktu
Romanceperjalanan tentang kebersamaan bersama sahabat, kekasih, dan semua yang terlibat didalam lingkungan sekolah