Adara Asyifa
**Esperanza**
Ardan melayani setiap pengunjung di kafe tempat ia bekerja.
Ya, Ardan kerja paruh waktu untuk sekedar mengisi waktu luangnya dan membantu Ibunya.Karena, Ayahnya yang sakit, terpaksa Ibunya dan Ardan harus bekerja keras untuk menghidupi kehidupan mereka.
"Ardan, itu ada pelanggan, buruan layanin, gue kebelet nih," ucap salah satu teman kerjanya.
Ardan mengangguk lalu berjalan mendekati pelanggan perempuan yang tengah duduk sambil mengutak-atik notebook-nya.
"Ada yang bisa saya bantu?" perempuan itu berbalik lalu tersenyum pada Ardan.
"Lah Adel toh, gue kira siapa," ucap Ardan seraya terkekeh.
Perempuan itu, Adellia Ernesta atau biasanya di panggil Adel, dia teman satu ekskul Ardan, yaitu ekskul Muay Thai, dia juga atlet bulu tangkis.
"Tumben lo kesini?" tanya Ardan seraya duduk di kursi yang berhadapan dengan Adel.
"Gue suntuk ngerjain tugas di rumah, makanya gue kesini." jelas Adel.
Ardan mengangguk, "Lo mau pesen apa?"
"Pesan lo bisa?" Ardan menaikkan satu alisnya bingung, karena ia tidak terlalu jelas mendengar apa kata Adel.
"Hah?"
Adara terkekeh pelan, "gak deng, gue pesen milk shake strawberry aja, Dan."
"Okay, tunggu ya." Adel hanya mengangguk seraya melanjutkan mengerjakan tugasnya di notebook.Selang beberapa menit, Ardan kembali dengan segelas milk shake di tangan kanannya.
"Maaf lama nunggu ya, Del. Nih minumnya." Adel meraih gelas di tangan Ardan lalu meminumnya.
"Oh iya, Del. Lo katanya mau tanding badminton lagi ya?"
Adel mengangguk kemudian menyelipkan anak rambutnya ke telinganya. "Masih dua bulan lagi sih, Dan,"
"Wah semoga hasilnya nanti memuaskan ya."
Adel kemudian tersenyum pada Ardan lalu kembali fokus pada notebook-nya.
***
"Kinaya! Bukain pintu woy!" teriak Dara di depan rumah Naya yang memang ber sebrangan dengan rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Esperanza [✔]
Fiksi Remaja[Completed] Ardan dan Dara. Dua anak SMA yang terjebak dalam sebuah harapan semu. Dara mempunyai harapan besar untuk dicintai oleh Ardan. Namun, Dara merasa hanya ia yang berjuang sendirian seperti, cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Dan disisi...