CHAPTER 2

47 17 19
                                    

Safie mengalihkan pandangannya dari pintu ugd yang membawa teman sekamarnya. Tadi dengan bantuan para tetangga apartememnnya dan seorang satpam ia berhasil melarikan sahabatnya kerumah sakit terdekat.

 Tadi dengan bantuan para tetangga apartememnnya dan seorang satpam ia berhasil melarikan sahabatnya kerumah sakit terdekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan pernah bertanya kenapa Safie tidak menelfon ambulance. Karena ketika dirimu berada diposisi Safie, yang pertama kali kamu lakukan tentu mencari orang lain yang bisa membantumu.

Rumah sakit tempat dimana dia duduk disini terlihat bukanlah seperti rumah sakit besar. Justru Safie merasa ini lebih mirip klinik.

Tapi terserahlah. Karena selama tinggal di Frankfurt hal yang dihindarinya adalah rumah sakit, karena itu bisa menguras habis uangnya karena biaya kesehatan yang mahal walau ia sudah menggunakan asuransi.

Lalu pandangannya beralih kesuasana rumah sakit. Ruangan UGD rumah sakit ini tidak terlalu ramai sampai menimbulkan suara berisik, tidak juga terlalu sepi seperti di tempat pemakaman umum. Kira kira ada kurang 20 orang yang ada diruangan tunggu ini.

Sambil sesekali melirik kearah jam tangan di pergelangan tangannya, Safie melirik kearah pintu ruang UGD yang masih tertutup rapat.

Dan ketika pintu itu terbuka, Safie segera berlari kearah suster wanita yang mempunyai tubuh raksasa - bagi safie - khas orang eropa.

Sebelum sempat bertanya, dari arah teras datang ambulance. Para petugas ambulance segera membuka pintu belakang dan mengeluarkan seseorang yang dari jauh terlihat mengeluarkan banyak darah. Lalu setelah petugas mengeluarkan seseorang yang ternyata seorang pria muda, petugas itu kembali menurunkan seseorang anak perempuan - yang diyakini Safie berusia kurang lebih 7 - dengan muka penuh air mata.

Anak perempuan itu menangis tersedu sedu sambil berteriak teriak seolah mecoba membangunkan pria berdarah itu. Tangannya tak pernah lepas dari genggaman tangan pria itu hingga mereka melewati Safie yang langsung menyingkir dari pintu UGD. Dan tatapan safie terpaku ketika dia dapat melihat anak perempuan tadi secara dekat.

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang