>>P.O.V AUTHOR<<
"Jangan tutup matamu atau mereka akan mendekat..."
.
"Jangan biarkan rasa takutmu menguasaimu karna, itu yang mereka inginkan.."
.
.
."Hah~ aku masih bisa merasakan aura membunuhnya.." di tengah malam dia terbangun hanya karna merasakan hawa pembunuh yang Yang mengincarnya.
"Daddy.. is that you?"
.
.
."Perintahku adalah bunuh anak itu!" Seru seseorang di seberang telepon itu. Suaranya berat dan terdengar sangat mengintimidasi.
"KREEAAAK..." suara tulang yang bergeser dari tempatnya. "AKH!!!" Diikuti rintihan rasa sakit yang tertahan karena mulut pembunuh itu di sumpal dengan sembarang kain.
"Perintah di tolak.." jawab seorang gadis yang kini sedang duduk diatas perut sang 'pembunuh' yang mengincarnya sambil menatapnya dengan tatapan setengah mengasihani, setengah merendahkan. Bibir gadis itu menyerigai penuh namun, matanya menatap tajam.
Sementara Sang 'pembunuh' masih meronta bagaikan ayam yang ketakutan akan dipotong."Khe..he..he.." gadis itu tertawa kecil.
"Gagal rupanya.." jawab seseorang itu lagi kali ini dengan nada yang lebih santai dari sebelumnya.
"Aku kira ayah sudah menyerah dengan ku.."Jawab gadis itu Sambil menancapkan ujung pelatuk Pistol ke mata Sang 'Pembunuh' dengan Sangat keras.
"AKH!!!" si Pembunuh Semakin meronta hingga Sang gadis harus memukul kepala Pembunuh itu dengan keras berkali- kali.
"AKH!!""Ayah aku--"
"ARGH!! LEPASKAN!"
"Aku tidak--"
"LEPAS! KAU GILA!"
"DORR!!!" Darah mengalir ke celah-celah batu dan tanah. "Akhirnya diam juga.."
Terdengar suara tawa dari seberang telepon disana. "Apa kabarmu sweetheart?" Katanya lembut namun terasa sangat dingin.
"Lebih baik dari saat aku bersama ayah!" Ketus gadis itu, masih dengan senyum menyerigai dan tangannya yang menggenggam telepon itu erat. Ada jeda panjang di antara mereka hingga gadis itu berkata "Aku tidak akan menyerahkan apapun padamu ayah.." kata gadis itu tegas langsung pada pointnya.
" Aku tau anak ku.. namun mari kita lihat sampai mana kau akan bertahan.." jawab lelaki yang di sebut ayah itu dengan senyum tipis yang terukir di wajahnya.
.
.
.>>P.O.V RARA<<
Hoaaaaaamm~ pagi yang indah \(=_=)/
.
.
\(0_0)/
"Oh ya!! Hari ini kan balik ke Indo!! Argh cek persiapaaan!" Ujar gua dan langsung semangat turun ke Lantai bawah.Hari ini gua dan kedua curut-curut diapartemen ini bakal balik ke Indonesia!! 'Sang negeri tercintah'.. hahaha, sangking semangat nya gua sampe meriksa packingan lebih dari 20 kali sejak seminggu yang lalu. Gak kayak Reo yang baru siap-siap kemaren, Memed sih masih mending dia siap-siapnya udah dari tiga hari yang lalu.
"REOOOOO!! BANGUN! OYY!"
Teriak gua dari bawah karena semua kamar tidur ada di atas."Rara aku udah bangun dari tadi.." kata Reo pelan dari arah belakang gua.
"Anjiir!! Tiba-tiba aja lu mah!" Kaget gua dan langsung ngelus dada, sementara Reo cuman angkat bahu cuek.
"Memed mana sih? Laper nih.." rengek Reo lalu duduk di sofa depan tv.
"Yah.. buat sendiri aja kali?! Banyak roti kok!" Ujar gua sambil jalan ke arah dapur, gua juga laper. Tapi, bener juga mana si curut satu itu ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
TRE KONSTIG (HOLD ON)
RandomAntara nyata atau tidak, gak cuma cowok yang bisa gila-gilaan!!! Reo, Rara, Memed si tiga cewek yang memulai kehidupan absurd mereka setelah mengakhiri masa ESEMA. Akan tetapi bagaimana jika ketiga sahabat absurd ini mulai saling menutupi masalah...