***
Pandu dan Kasih hanya terdiam dengan pertanyaan sang ketua kelas. Namun dalam hati mereka setuju berharap bisa berduet dan lagi ego masih memenangkan daripada kata hati.
'Pandu yang harus ngajak gue duluan baru gue terima usul ini' kata Kasih dalam hati.
'Pokoknya Kasih yang harus ngomong minta duet itu baru gue terima' kata Pandu dalam hati.
"Bagaimana Pandu, Kasih?" tanya ketua kelas sekali lagi karena tidak ada respon dari mereka berdua.
"Kalau Kasih gak bisa, gue mau menggantikan Kasih duet sama Pandu. Meski gue terbilang murid baru, tapi gue juga mau berpartisipasi untuk mewakili kelas kita" terang Cinta memberikan usul yang membuat semua siswa/i kaget dan menoleh kearah Cinta termasuk Kasih dan Pandu.
"OK baik. Jadi kelas kita akan diwakili oleh Pandu dan Cinta. Terima kasih teman-teman atas waktunya, semoga tahun ini kelas kita juga tetap juaranya ya" kata sang ketua kelas.~~~
Pada jam istirahat berbunyi, dengan cepat Pandu kebangku Cinta dan menggandeng tangan Cinta untuk diajak ke halaman belakang sekolah.
"Aduh Cinta... Kenapa lo ngasih usul duet itu sih? Gue kan maunya duet sama Kasih" kata Pandu gemas.
"Lah? Kenapa lo gak bilang kalo mau duet sama Kasih? Kalo lo bilang kan gue gak ngasih usul itu. Lagian lo sama Kasih diam aja mana gue tahu" kata Cinta.
"Itu karena gue sama Kasih lagi diam-diaman. Gue gak tahu sejak kapan Kasih mulai cuek dan bersikap dingin ke gue. Gue selalu berfikir kesalahan apa yang gue buat ke Kasih sampai Kasih seperti itu" jelas Pandu yang ditatap Cinta dengan tatapan menyelidik.
"Aaahhh... Gue tahu. Lo suka kan sama Kasih?" terka Cinta.
"Ha? Eng... Engga kok! Gue... Gue..." kata Pandu salah tingkah.
"Sudah lo gak usah bohong. Dari cara lo ngomong juga sudah ketahuan lo naksir sama Kasih" terang Cinta.
"Kok lo ga cerita sih kalo lo suka sama Kasih. Sejak kapan lo suka sama dia? Cerita dong! Terus alasan lo suka sama dia apa?" tanya Cinta panjang lebar.
"Cerewet banget sih lo. Gue suka sama Kasih itu dari awal SMA, cuma saat itu gue masih ragu" kata Pandu.
"Namun seiring berjalannya waktu rasa itu makin hari makin besar buat dia. Apalagi saat dia dekat sama cowok yang namanya Bintang itu. Gue gak rela banget Kasih berbagi senyuman ke cowok lain. Dan saat hubungan gue sama Kasih merenggang, hari-hari gue rasanya kosong banget. Alasan gue suka sama Kasih itu karena dia cewek yang gak neko-neko. Sederhana tanpa pamer sana-sini. Cantik tanpa banyak polesan. Elegan tanpa banyak gaya. Rajin ibadah, pintar, sopan santunnya bagus. Top dah" kata Pandu menjabarkannya.
"Humm... Kalo begitu gue akan bantu lo supaya bisa dapatkan Kasih. Bagaimana?" tanya Cinta.
"Serius lo?" tanya Pandu berharap.
"Iya. Dan gue perhatikan juga Kasih sepertinya ada rasa juga sama lo Ndu. Setiap gue lihat, raut wajah Kasih sedih gitu saat melihay kearah kita. Sedikit ada rasa jealous gitu saat ada cewek-cewek dekatin lo Ndu" kata Cinta.
"Kok lo bisa tahu Ta?" tanya Pandu.
"Yaiyalah. Gue itu cewek Ndu. Ya pasti ngertilah" kata Cinta.
"Jadi lo mau gak gue bantu?" tawar Cinta lagi.
"Maulah. Terima kasih ya Cinta, lo baik banget sama gue" kata Pandu sembari memeluk Cinta sekejap.Tanpa mereka sadari, Kasih melihat mereka dari kejauhan. Kasih tidak berniat menguping atau mengintip. Namun Kasih tidak sengaja melihat moment tersebut saat akan hendak ke Perpustakaan yang memang berada dekat halaman belakang sekolah. Tak terasa air mata yang tertahan dipelupuk mata kini sedikit terjatuh kepipi chubby Kasih. Dengan perlahan Kasih berbalik dan sekejap berlari sambil menahan tangisannya dan...
"Bruukkk..." tidak disengaja Kasih menabrak Bintang.
"Kasih lo kenapa?" tanya Bintang.
Tanpa menjawab pertanyaan Bintang, Kasih berlalu begitu saja.
"Bintang" panggil Cinta dan Pandu dari belakang.
"Eh kalian. Lo berdua tahu gak kenapa Kasih nangis?" tanya Bintang.
"Kasih nangis?" tanya Pandu khawatir.
"Iya. Dia nangis terus lari" jawab Bintang.
"Gue harus kejar Kasih" kata Pandu.
"Jangan Pandu" tahan Cinta.
"Biarkan Kasih sendiri dulu, mungkin dia perlu waktu untuk sendiri" jelas Cinta dan Pandu pun menuruti saran Cinta.
"Bintang. Gue mau tanya sesuatu sama lo boleh?" tanya Cinta.
"Iya. Apa?" tanya Bintang.***
"Lo naksir gak sama Kasih?" tanya Cinta spontan yang membuat Bintang dan Pandu kaget.
"Hah? Enggaklah. Kasih itu teman pertama gue disini dan cuma gue anggap adik. Gak lebih kok" jelas Bintang.
"Bagus. Jadi lo mau gak join sama gue untuk membantu Pandu mendapatkan Kasih?" tanya Cinta.
"Setuju. Gue mau bantu lo bro. Ternyata lo sama Kasih saling suka" kata Bintang.
"Jadi rencananya apa Cinta?" tanya Pandu.
"Begini, saat penampilan lo nanti. Lo harus nyanyi lagu yang mengisyaratkan perasaan lo ke Kasih, karena secara tidak langsung dari lagu itu Kasih akan tahu bagaimana perasaan lo ke dia. Bagaimana, kalian setuju?" tanya Cinta.
"Setuju" jawab Bintang dan Pandu.Apakah rencana Cinta, Bintang dan Pandu akan berhasil? Apakah Kasih akan tahu perasaan Pandu yang sebenarnya?
A/N :
Annyeonghaseo chingudeul!
Next chapter adalah chapter terakhir fanfic ini. Tapi tenang gesss, new fanfic will release soon. Keep RCV ya. Gomawo 🙏🙋
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love Letter To Kasih
FanfictionMinor Cast : Cut Syifa as Kasih Rizky Nazar as Pandu Other Cast : Natasha Wilona as Cinta Verrel Bramasta as Bintang Ost : Mike Mohede - Sahabat Jadi Cinta Virgoun - Surat Cinta Until Starla Genre : sad, happy, romance, drama, songfic, semi formal...