Kepada Yang Beku, dan Berlalu
Dengan berat hati aku membiarkanmu melenggang pergi
meninggalkan jejak-jejak samar dalam ironitak cukupkah separuh hati yang kuberi?
hingga muncul sosok lain untuk mengisi?sadar betul,
aku memang hanya memberimu warna kuning pucat
sedang ia datang, dengan warna keemasan yang mengkilataku tahu, sinarnya tak mampu ditandingi
ia bak mentari; bersinar ditiap pagi
sedang aku; lilin kecil yang terangnya hanya remang dan tak berartidan aku tahu,
segala yang ia punya lebih memikat
membuatmu sepenuhnya terikattapi,
tak bisakah kamu, barang sekejap mengingat seseorang di depanmu ini?
seseorang yang sempat kamu bisikkan beberapa janji?akan lebih baik jika kamu beri sedikit penjelasan
agar luruh tiap-tiap pengharapandan yang tersisa dalam ingatan, kini;
hanyalah suara bantingan pintu
kala tanganku terlalu payah menahanmujika bahagiamu adalah ia yang baru,
aku turut berbahagia untukmu.—makhlukbergincu
(berharap bait terakhir bukan kalimat palsu)