chaplov-1

26.1K 194 2
                                    

Flasback

London

"mom lihat pria kecil itu, apakah besok mommy bisa menikahi ku dengan nya?" wanita dewasa yg masih terlihat cantik di usia manua itu mengangguk dengan senyuman lembut pada gadis kecil yg duduk di pangkuan nya. Gadis kecil itu tersenyum senang lalu menghambur kepelukan mommy nya dengan mencari kehangatan di musim salju .

"apa mommy tau siapa nama pria kecil itu mom? Tanya gadis itu kembali menatap pria kecil yg sedang bermain salju bersama seorang gadis yg terlihat lebih besar dari sang pria kecil tersebut.

"drawn, vanessa. Drawn wil...liam" gadis kecil yg bernama vanessa mengerutkan dahi nya mendengarkan getaran saat mommy nya menyebutkan nama itu.

"mom? Ada apa, kenapa mommy jadi bersedih?" tanya vanessa yg ikut bersedih melihat mommy nya yang sudah menundukan wajah nya dengan helaan nafas berat.

"janji lah pada mommy sayang, suatu saat nanti jika kau sudah besar dan mengalami hal-hal yg berat di hidup mu kau harus tetap bernafas. Tetap menjadi gadis mommy yg kuat di sisi drawn selalu perhatikan apapun yg dilakulan oleh drawn, vannesa mengertikan" vanessa yg masih mengelamkan kepala nya di dada sang mommy pun mengeleng kecil lalu memandang mommy nya dengan terisak kecil.

"hiks...sungguh mom aku tak mengerti dengan ucapan mu" mommy nya pun menangkup kepala kecil gadis kecil nya lalu menghapus air mata yg membasahi wajah cantik gadis bersurai silver itu lalu kembali tersenyum .

"hey baby, tak perlu menangis. Mommy hanya ingin kau selalu menjadi gadis yg kuat, kau tau vannesa, pria kecil itu" vanessa kembali menatap lekat pria yg masih bermain salju di tepi rumah besar tersebut. Lalu mengangguk kecil dengan mata bulat nya yg masih mengarah kepada pria kecil bernama drawn william.

"drawn sangat menyukai gadis yg kuat, suatu hari nanti mommy yakin kalian berdua mempunyai hubungan yg erat "

"baiklah mom, aku janji menjadi apapun yg mom katakan tadi . Terutama selalu disisi drawn" vanessa tersenyum sambil menangkup wajah mommy nya dengan tangan mungil itu, membuat mommy nya memeluk kembali gadis kecil di pangkuan nya lalu mengusap lembut punggung kecil itu dengan mata yg menatap drawn yg tertawa riang memutari pohon salju yg di buat nya sendiri.

"ah...baiklah ayo kita masuk sayang" vanessa tertawa geli saat mommy nya mengendong vanessa layak nya seorang balita kecil, lalu anak dan ibu itu pun masuk kedalam rumah sederhana nya setelah mengabiskan waktu santai di teras kecil .

****

Newyork-2018

Pria bersetalan jas hitam yg melekat di tubuh tinggi nya itu keluar dari mobil silver yg telah mengatarkan pria tampan dengan rambut hitam yg di sisir rapi itu dengan selamat sampai ke perusahan nya, semua orang menyambut nya dengan bungkukan hormat saat pria dengan wajah tampan itu masuk ke gedung tersebut. Lalu dengan santai pria itu hanya menangguk kecil oleh sapa-sapaan yang dapat di dengar oleh pria itu setelah melewati para pegaiwai nya yg menyambut nya dengan hangat.

"tuan muda drawn,kita ada pertemuan peting dengan derector besar perhotelan besar dari jerman" ucap pria baya yang bisa dikatakan tangan kanan pria tampan yang bernama drawn tersebut.
"kau sudah memberitahukan ku beberapa menit lalu melewati telefon zack" ucapan drawn mampu membuat semua orang begetar dingin, terkecuali pria paruh baya yg bernama zack itu . Zack memaklumi sifat dari tuan muda nya yg sudah bertahun-tahun berkerja dengan keluarga william.
"baiklah tuan, terlebih maafkan sikap ku tuan" ucap zack dengan membukuk kecil, lalu drawn hanya mengangguk dengan wajah datar nya selang beberapa detik kembali melangkah memasuki lift yg akan membawa nya ke ruang dimana orng peting yg dikatakan oleh zack yg sudah menunggu nya sejam yg lalu. Sumpah demi apapun drawn sangat ingin meledak saat ini juga, dia hanya ingin beristirahat sejenak saja di manssion hangat itu, mengistirahatkan otak nya yg sudah berputar-putar seperti gasing. Tepat beberapa menit yg lalu zack selalu menghubungi nya tapi drawn hanya mengabaikan telfon dari zack, setelah kesal dengan panggilan kedelapan itu drawn dengan helaan nafas berat mengakat nya juga. Lalu hanya bisa mengiyakan apapun yg di beritahu oleh zack di sebrang telfon sana.

"waooow kenapa ada pria dewasa setampan itu jess?" tanya seorang pagawai wanita yang masih menatap pintu lift yg bahkan sudah tertutup itu dengan takjub, teman sebelah nya hanya mengelengkan kepala dengan wajah ikut berbinar dengan ketaman CEO muda tempat ia bekerja sekarang.

"berhenti mengerumpi, lakukan tanggung jawab kalian sebagai pagawai bijak disini" itu sahutan zack saat tak sengaja mendengarkan rumpian para pagawai wanita di hotel ini tentang ketampan si tuan muda nya. Setelah itu zack meninggalkan tempat itu kembali mengikuti tuan nya yang terlebih dahulu menghilang dari sana.

"wah bagaimana pria paruh baya itu bisa berbicara kasar seperti itu, wajar saja tuan muda-ku kesal pada nya" ucap wanita tadi membuat teman sebelaj nya tertawa .
"zack betul fellia, kau harus menerima ucapan apapun yg keluar dari mulut zack kerena kita dibayar bekerja disini" ucap jesslyn dengan tupukan kecil di pundak fellia lalu ikut beranjak dari sana meninggaklan fellia dengan suasana hati yg buruk.
"dasar pria paruh baya jelek! Dan kau jesslyn...tunggu aku!!! Teriak kecil fellia lalu berlari kecil .

****

"OMG!!! What the fuck! Apa lagi ini" wanita dengan pakaian acak adul itu menjenjeng sepatu hak tinggi nya dengan mengeram kesal dengan seorang sebrang sana yg menelfon nya saat ini, dengan kesal wanita itu tetap menyumpahi si penelfon dengan makian kasar tapi sesat ucapan nya berhenti setelah pintu lift yg beberapa saat lalu ia tunggu itu akhir nya terbukak menampakan sesosok pria jankun berdiri dengan angkuh nya di tengah-tengah lift yang . Dengan masih kesal bahkan bertambah kesal melihat pria itu berdiri di tengah lift terlihat menghalangi si wanita masuk, dengan menabrak sedikit lengan pria si wanita masuk dengan wajah yg masih bertahan kesal. Tabrakan kecil itu cukup membuat pria itu menoleh kecil kebelakang tepat melihat wanita yang bersandar di diding lift dengan wajah sinis nya yg ikut mendokakan wajah cantik itu kepada si pria yg tak lain si drawn william.

"apa hak mu menabrak ku? Ucap tegas suara drawn dengan wajah dingin nya. Wanita mematikan telfon nya lalu melipatkan tangan ke pingang.

"apa hak mu di dunia ini? Kau pikir kau yg mempunyai dunia ini sehingga dengan keren nya berdiri di tengan lift seperti itu?" ucapan itu cukup membuat seorang drawn terdiam, bukan apa-apa hanya saja jika wanita itu tidak berkata "apa hak mu di dunia ini?" dia mungkin akan menjawab nya dengan ucapan sinis yg selalu drawn ucapankan di saat kesal. Dan jika saja wanita yg sebelum nya ini pernah bertengkar dengan drawn beberapa minggu lalu ini berkata "apa hak mu di lift ini? Maka dengan senang ia akan menjawab jika lift ini milik nya tapi jika itu "dunia?" drawn akan menutup mulut seolah kalah, dunia bukan milik nya saja tapi milik semua orang,bukan? Maka dari itu drawn hanya menghela nafas lalu kembali menatap kedepan mengabaikan wanita yg kini tampak samr-samar menyeringai menang di balik sisi kaca ruangan lift itu.

"cukup mengaggumkan membuat seorang drawn william si tuan muda CEO perusahan perhotelan terbesar di newyork terdiam seperti ini. Jika ucapan ku tadi menjadi judul di sebuat berita television mungkin cukup keren bukan drew?" wanita itu tertawa kucup narkis di belakang drawn yg hanya mengabaikan nya. Dengan memegang perut kecil nya wanita itu melangkah mendakati drawn lalu berdiri di sebelah drawn

"hey honey, aku cukup masih menyimpan lekat memory kita beberapa minggu lalu,kuharap mommy mu cepat pergi saja dari kehidupan yg di nikmati nya saat ini"

Ting!

Lift terbukak dengan lebar dengan beberapa pegawai yh menunggi di depan. Seolah terpatung tak berani masuk setelah melihat penunggu yg berada di lift.

"tentu aku masih mengingat nya nona. Itu memori terburuk ku saat pertama kali bertemu dengan mu. Dan ingat kau cukup berusaha keras saja sekarang sebelum kehancuran menimpa mu,vanessa!" dengan santai drawn melangkah keluar setelah berbisik kecil di telinga wanita bernama vanessa yang masih terdiam di tempat nya dengan memandang bahu lebat drawn dengan sinis.

***

Hii semua pembaca, ini udah di up untuk chaplov 1 nya. Jadi jika banyak ketemu typo mohon bantuan nya di komen, maaf kerena banyak typo kerena ini cerita tadi baru aku tulis untuk chaplov1 bahkan nulis nya di hp dan langung up selesai nulis tanpa cek dulu. Jadi mohon maaf sebesar-besar nya yaa...

😘❤❤ untuk pembaca setia dan nggk pergi gitu aja setelah baca 😜

18 november 2017

Breathe for loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang