chap 2 - flasback

17.3K 165 5
                                        

Flasback- beberapa minggu lalu

"aww...bisakah kau melepaskan nya!" teriak kecil vanessa yg sudah berada di atas ranjang hotel bersama pria yg ikut bergumul di atas kasur yg sama dengan nya,sedangkan pria itu mengeleng lambat seolah memulikan telinga nya mendengarkan permintaan vanessa barusan. Vanessa mendengus kesal lalu memutas kan bola mata, sungguh dia sangat panas sekarang, bagaimana tidak, pria ini sedari tadi hanya mengulung vanessa dengan selimut lalu memeluk vanessa seolah vanessa adalah guling special di hotel ini.

"lepaskan atau ku tendang?" ucap vanessa menahan geram nya, ini sudah beberapa jam berlalu mereka seperti ini,tanpa melakukan apapun. Vanessa bukan sesosok wanita yg akan membuang-buang waktu nya jika pria ini hanya memperlakukan nya sebagai guling tidur.

"ahh...kau tak mendengarkan nya" cukup!emosi vanessa sudah berada di atas awan ke tujuh saat ini dan

Bruk!

Vanessa benar-benar menedang pria yg masih mememul erat nya tadi sebelum mengantukan kepala nya dengan keras ke kepala sang pria yg tadi memejamkan mata .

"ahk! Kau berani sekali!!" teriak pria itu dengan megelus kepala nya yg terlihat memerah sedangkan vanessa merapikan pakaian gaun ketat hitam nya yg tadi sedikit naik keatas menampakan celana dalam nya, vanessa yg mendengarkan amarah pria itu tersenyum sinis,lalu berjalan ke arah pintu setelah mengambil uang di dompet pria yg masih terlentang kesakitan di lantai marmer dingin itu. Dan memperlihatkan beberapa lembar uang yg vanessa ambil tadi ke arah pria itu lalu meraih tas kecil nya dan meninggalkan pria itu yg masih mengerang kesakitan.

"dasar bitch! Masih untung kau tidak ku masuki" ujar pria itu membuat langkah vanessa berhenti lalu kembali membalikan tubuh indah nya dengan anggun ke arah pria itu.

"awwww terimakasih pak tua botak yg tak berotak! Kerena tidak jadi memasuki ku dengan punya mu yg sudah tak berfungsi itu, Kau hanya pria botak yg gila mabuk!" lalu dengan tatapan tajam vanessa melangkah keluar tanpa takut melihat pria tua itu mengeram marah di sela-sela kesakitan punya nya yg tadi sempat vanessa tendang, pria tua botak pemabuk itu sungguh membuat vanessa kesal.
"dia kira dia sangat kaya raya! Sehingga ingin memeluku dengan jangka waktu yg lama? Sungguh menghabiskan waktu ku saja!" tukas vanessa dengan wajah muram dan berjalan cepat tapi vanessa tak sengaja melihat seorang wanita yg tersenyum sambil berbicara dengan seorang pria yg berpakaian seragam pegawai hotel ini,vanessa mengepal kan kedua tangan nya di sisi tubuh. Emosi nya tambah menaik setelah wanita itu dengan tak sengaja menatap vanessa dengan kedua mata nya tak bersalah itu, vanessa berjalan pelan mendekati wanita itu yg hanya menatap datar diri vanessa

"sudah lama tidak berjumpa, nyonya besar william!" tekan vanessa di akhir kalimat nya, vanessa menaiki satu alis nya saat melihat wanita paruh baya yg masih cantik diusia nya itu malah tersenyum lembut

"ya vanessa, ini sudah sangat lama sekali bukan?" ucap lembut wanita paruh baya itu dengan tatapan sendu nya memandang vanessa. Vanessa ingin tertawa keras saat ini, melihat wajah wanita brengsek ini.

"tidak perlu berbasa-basi setelah beberapa tahun terakhir kita bertemu, kau tau nyonya william? Aku sedang ingin menghabisi anak mu yg seksi itu sekarang, aku ingin membuat nya jatuh dalam genggaman ku! Lalu membuat nya membunuh mu bersama suami brengsek mu itu dengan kedua tangan anak mu sendiri! Kau tau aku sudah sangat menunggu hari-hari itu, aku tak menyangka kita bertemu disini setelah lama aku mengicar mu dan anak mu dihotel ini. Aku bahkan selalu berbulak-balik ke sini hanya kerena mencari tahu tentang anak mu itu, nyonyam william" ucapan panjang itu di dengar baik oleh wanita paruh baya yg hanya terdiam bisu, wanita itu tak menyangka dia akan mendengarkan ucapan itu saat ini.

"kau teihat dendam sekali pada ku vanessa" ucapan itu di anggukan tegas oleh vanessa tak berselang waktu vanessa tertawa sinis dengan wajah cantik nya

Breathe for loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang