Maret, 2019
Hari ini hujan dengan sangat deras, Raini baru berangkat kuliah jam 6.56 dan jarak antara rumah dan kampusnya cukup jauh, sekitar 5 km.
Hari-hari yang dilaluinya selalu sama dan membosankan. Bahkan terlalu menyakitkan untuk dijalani.
Seperti kejadian tadi pagi yang membuatnya jengah sekaligus takut,
—————
Baru saja ia ingin berangkat karena harus mengejar bis, sialnya ia harus berpapasan sama pecandu alkohol alias ayahnya.
Satu langkah ia berhasil melewatinya, tapi ternyata ga segampang itu, "Mau kemana? Beliin gue alkohol, alkohol gue dah abis," tapi ia tidak memperdulikannya dan lebih memilih untuk pergi.
"HEH SAMPAH!! GUE BILANG ALKOHOL GUE ABIS!!"
"GUE BILANG BELIIN ANJING! BISU LO!?! HAH!!?! JAWAB!!" Dilempar beberapa botol bekas alkohol itu ke arah Raini. Untungnya botol itu meleset.
Tapi tidak udah kedua kalinya, lemparan kedua pas terkena perutnya dan Raini refleks meringis kesakitan.
Raini mencoba terlihat tidak apa apa dan berusaha untuk berdiri dengan tegak. Ia dah terbiasa dengan situasi kaya gini bahkan ia sampai bosan.
DUKK
"Aw," Ia kaget karena terbentur dengan kaca bus sambil mengusap-usap kepalanya yang sakit.
Tak sadar ternyata ia telah tertidur cukup lama dan gadis itu tampak kaget ketika melihat keluar jendela.
"Kok disini? Ini dii-ANJENG! KELEWATAN GOBLOG!" Teriaknya yang membuat penumpang lain terasa terganggu. Gadis itu segera meminta maaf kepada penumpang lainnya dengan membungkukan badannya.
Ia menutup mukanya dengan tangannya karena merasa malu.
"Ishhh, bego gue bego kenapa bisa ketiduran sih elah nyusahin amat dasar kebo," Ia memukul kepalanya sendiri.
Saat busnya berhenti ia segera berdiri dan keluar dari bus tersebut.
Sialnya saat ia turun dari bus tersebut hujan turun dengan cukup deras.
Gadis itu segera berlari ke halte bus sambil mengambil tasnya dan merogoh isi tasnya, "Loh? Payung gue kemana? Kok ga ada ya?"
Ia mengingat sesuatu tadi pagi.
"Ahh iya tadi pagi gue keluarin, kenapa si giliran ga ujan gue bawa payung. Giliran ujan aja gue keluarin dari tas, ishh. Sial banget gue hari ini."
Ia akhirnya memutuskan untuk mencari tempat lain untuk berteduh dengan menerjang hujan ketimbang harus tetap tinggal di halte. Ia merinding membayangkan kejadian bulan lalu.
Gadis itu menerjang hujan dengan tas diatas kepalanya untuk menghindari langsung dari hujan.
Matanya berbinar binar karna ia akhirnya menemukan sebuah café unik yang bernuansa romance dengan lampion warna warni yang sangat lucu.
Ia berlari kearah cafe tersebut dengan cepat.
Gadis itupun akhirnya sampai di café itu.
Tangannya dihempas-hempaskan dan mengeringkan pakaiannya yang basah.
Dari luar, café itu terlihat sepi.
Setelah lumayan kering, gadis itupun mulai mendorong pintu café itu yang bertulis 'Dorong'. Ingat didorong bukan ditarik.