❄2❄

11 1 0
                                    

Setelah pelajarannya Buk Ica selesai Fiqa mengajak Arsyi ke kantin.

"Syi kantin yok!" Ajak Fiqa dengan semangat empat limanya yang ternyata belum luntur.

"Hmm yuk deh." Jawab Arsyi sekenanya.

~~~

Setelah sampai kantin semua mata tertuju kepada Arsyi. Arsyi pun hanya mengedikkan bahu nya acuh karna merasa dirinya sekarang seperti artis saja!

Eh eh tuh liat si bitch dateng ke kantin.

Dan lain sebagainya. Arsyi tidak mengambil pusing karna hal tersebut. Dia sudah sangat sangat terbiasa akan hal itu.

"Syi mau pesen apa?"

"Bakso sama jus pokat aja."

Tanpa menunggu apapun akhirnya Fiqa segera berlari menuju stand makanan. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya makanan pun datang. Fiqa membawa nampan berisi dua mangkok bakso yang asapnya masih mengepul dan satu jus pokat dan satu jus jeruk.

"Nahhh makanan datang! Silahkan dicicipi." Kata Fiqa dengan gembiranya.

"Makasih Fiq." Ujar Arsyi seraya tersenyum tulus ke arah Fiqa

"Hmm." Fiqa tak bisa menjawabnya karna saat ini di dalam mulutnya sudah ada satu bulatan bakso besar.

"Hahahaha." Tawa Arsyi saat melihat kesusah payahan nya Fiqa untuk menelan bakso bulat itu yang masih panas.

"Ehh adohh kasian bat dah! Tapi gimana yak cara masukkin tuh bakso? Au dah pusing pala adek." Tanpa Arsyi sadari dari tadi ada sepasang mata yang menatapnya penuh dengan kebencian. Siapa lagi kalo bukan Putri. Putri itu sudah seperti psycho yang ingin mendapatkan Vino dengan cara apapun. Dari cara yang biasa sampai cara yang tidak biasa pun dia lakukan asal bisa mendapatkan Vino seutuhnya.

"Gue bakal bales lo sekarang juga bitch!" Sorot mata itu penuh kebencian dan rasa ketidak sukaan pada Arsyi. Namun siapa yang tau bahwa di dalam sorot mata yang tajam itu ada sebuah rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan dengan kata kata.

"Ayo girls! Kita labrak dia!" Ajak Putri kepada dua sidekick nya Vivian dan Vanya.

Saat Arsyi sedang makan dengan tenang, tiba tiba saja ada yang sengaja menumpahkan jus pokat ke roknya. Arsyi mendongak kan kepalanya untuk melihat siapa yang berani berani nya menumpahkan jus pokat itu.

Arsyi berusaha bersikap tenang walaupun jika ada yang bisa melihatnya sudah ada dua tanduk berwarna merah di atas kepalanya yang artinya Arsyi bisa saja berbuat diluar kemampuan perempuan pada umumnya.

"Kenapa?" Tanya Arsyi dingin.

"Kenapa lo bilang?! Heh jalang! Semua itu salah lo! Karna adanya kehadiran lo gue sama Vino jadi renggang!" Kata Putri dengan emosi yang sudah memuncak

"Kalo gue jalang lo apa ha? Baju ngepas banget tuh sama lekuk tubuh lo, rok diatas paha, kancing baju atas sengaja dibuka satu, bedak tebel banget kayak lapisan semen batako. Situ mau sekolah apa ke club malam hah?!" Sumpah, demi Manurios yang gantengnya gak ketulungan, sekarang ini Arsyi sudah berada di atas emosi nya. Namun, Arsyi selalu berusaha untuk tidak meninju muka Putri yang seperti lapisan semen batako.

Tahan Syi, jangan sampe Queen yang dulu bangkit. Tahan Syi tahan!!" Batin Arsyi sambil mengepalkan kedua tangannya disisi tubuhnya.

"Eh lo apaan sih Put? Kan emang lo tu gak ada hubungan apapun sama Vino. Kok lo yang riweh sih?!" Fiqa yang memang sudah tak tahan lagi dengan Putri langsung menendang tulang kering nya Putri. Dan Putri pun langsung berteriak kesakitan.

"Arghsssss arggggh!!! Bangsat lo berdua!" Teriak Putri sambil menunjuk Arsyi dan Fiqa secara bergantian.

"Eh lo berdua ngapain diem hah?! Cepet lawan tuh bocah tengil!" Sentak Putri ke Vivian dan Vanya. "Tuh lawan tuh si bocah bolot! Dia tu gak bisa ngelawan kalian berdua. Cepet!" Teriak Putri karna kesal.

Satu kantin pun menonton kejadian tersebut dengan hening. Tak ada satu orang pun yang berani menyentuh Putri jika dia sedang marah seperti sekarang ini.

Brakkkk

Arsyi memukul meja kantin itu dengan satu tangannya dan satu tangan lainnya mengepal di satu sisi bagian tubuhnya.

"Lo semua diem! Biar gue yang ngomong." Desis Arsyi dingin. Dan sekarang di wajah cewek itu sudah ada urat urat yang menonjol akibat menahan amarah yang sudah terlanjur meluap tersebut.

"Tadi lo ngomong apa? Gue sama Fiqa bangsat? Gak salah lo? Lo tuh yang pantes disebut dengan bangsat!" Desis Arsyi tajam.

Putri meneguk saliva nya dengan susah. Sekarang saja Arsyi tampak mengerikan karna tatapannya yang dingin dan bisa menghunus mata siapapun yang melihatnya dan tangannya yang mengepal di kedua sisi tubuhnya.

"Jawab gue!" Sentak Arsyi sambil berteriak.

Baru saja tangan Putri ingin menampar pipi Arsyi tiba tiba saja ada sebuah tangan yang menghentikan pergerakan tangan Putri tersebut.

"Udahan yok Put! Kita gak punya banyak waktu untuk bitch kayak mereka berdua ini!!" Serasa menjadi kompor, Vivian dan Vanya terus memanasi suasana tersebut agar lebih panas lagi.

Plakkkk

Kalian tau siapa yang menampar dan ditampari tersebut? Sudah pasti yang menampar adalah Arsyi dan yang ditampar adalah Putri.

"Lo tuh kalo punya mulut harusnya dijaga ya! Jangan sembarangan ngomong kayak gitu! Mending lo tuh gak usah punya mulut sekalian kalo mulutnya gak dijaga!" Cecar Arsyi sambil menunjuk nunjuk Putri dengan telunjuknya dengan amarah yang meledak ledak.

"Udah deh Syi. Gak usah laden nih manusia manusia. Kita pergi aja yuk!" Ajak Fiqa sebagai penengahnya. Karna dia berani jamin, jika dibiarkan perdebatan ini akan sampe besok subuh! Fiqa berani jamin itu!!

"Hm." Gumam Arsyi mengiyakan karna dia lagi malas ngomong.

Tanpa Arsyi sadari, sedari tadi ada sepasang mata yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah itu jatuh cinta, suka, sayang, atau pun kagum. Siapa dia? Yaitu Keenan Al- Thariqi.
Ya, cowok yang tadi pagi ditabrak sama Arsyi. Dia melihat semua kejadian nya dari awal hingga akhir. Tanpa sadar Keenan menghembuskan nafasnya kasar.

"Lo kenapa sih Kee?! Dari tadi kita ngomong lo gak pernah dengerin!" Gerutu Dika kesal karna sedari tadi dia curhat tentang mantan nya tidak pernah digubris oleh manusia itu!

"Tau nih Kee! Orang si Dika ngomongin si Bella lo nya fokus ke tuh cewek!" Keenan tau siapa yang Vino bilang tersebut. Pasti itu adalah Arsyi. Ya Arsyi yang tadi pagi yang menabrak Keenan.

Keenan menatap Vino tajam. Yang ditatap malah menyengir lebar dengan tampang bodohnya dengan jari membentuk peace.

"Hehehe ampun bos ampun bos!" Kata Vino sambil meminta maaf agar tidak kena amukan bos nya itu.

"Gue duluan." Ucap Keenan seraya bergerak menjauh dari kedua sahabatnya itu.

"Lah lah?? Lo ngambek Kee? Yaelah b aja kali Kee, gue mah canda doang elah!!" Teriak Vino dari kejauhan. "Kee mau kemana?"

"T.U" Jawabnya singkat, padat, jelas.

~~~~~~~~

Hai haiiiiiii👋👋 Balik lagi di cerita KeenanArsyi....

Gimana? Suka gak?

Moga suka yaaaa...

Bubayyy!!!

KeenanArsyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang