Ketika gue nulis ini bab, kebetulan gue baru saja siap mandi plus shampoan ala iklan-iklan yang ada di televisi. Penuh penghayatan, megangin rambut, trus dielus-elus dengan ekpresi sebahagia mungkin. Nah, habis mandi plus shampoan itulah saya memulai untuk menulis bab ini. Ngomong-ngomong soal shampo tadi, ada beberapa hal yang mengganjal pikiran gue, terutama logika gue sendiri.
😪😪😪
Seperti yang sering Agnes Monica bilang, “cinta ini, kadang-kadang tak ada logika”. Saya juga menemukan sesuatu yang persis sama seperti apa yang Agnes Monica bilang, yakni “iklan kadang-kadang tak ada logika”. Gue nulis begitu bukan tanpa bukti yang kongkrit. Kita bisa lihat di televisi. Banyak sekali iklan yang menurut saya pribadi tidak masuk akal sama sekali, bahkan cenderung merubah peta konsep yang sudah ada. Mereka, (red_produsen produk), lebih mementingkan bagaimana produknya bisa menarik banyak konsumen. Emang bener, tujuan dari suatu produk di iklankan adalah untuk mempromosikan produknya sendiri dan juga gimana narik sebanyak-banyaknya konsumen. Tapi nggak harus menghilangkan yang namanya logika. Karna logika itu sangat berperan penting dalam kehidupan manusia berbangsa dan bernegera.
😪😪😪
Nah, sebagai contohnya, iklan yang menurut saya hanya mementingkan produk nya dan menghilangkan logika dari cerita iklan nya sendiri. Saya sering lihat salah satu iklan shampo S*****k, (red_Sunsilk), yang menceritakan ada tiga orang cewek remaja yamg pengen ikut audisi nyanyi atau manggung gitulah yang penting nyanyi. Dan untuk pergi ke tempat yang mereka tuju, mereka berniat pergi dengan pesawat terbang. Setelah mereka sampai di bandar udara, ternyata pesawat yang akan mereka tumpangi udah terbang. Dengan kata lain mereka terlambat. Nah, muncullah suatu percakapan antar tokoh yang mana akan mengawali ke tidak logikaan. Salah satu cewek bilang, “eh, kita terlambat, pesawat udah terbang, gimana nih, ntar kita telat lagi”. Dan cewek kedua tiba-tiba bilang gini, “nah, aku ada ide, kenapa kita nggak naik bis aja supaya nggak telat”?. Nah, dua orang cewek lainnya langsung saja setuju dan mengiyakan ide temannya tadi yang menurut akal sehat gue nggak pakai logika. Kenapa gue bilang begitu, anda penasaran? Sama saya juga, lupakan, balik lagi kenapa saya sampai bilang begitu, karna menurut saya ide cewek tersebut dengan menggantikan antara naik pesawat dengan naik bis tidak masuk akal sekali. Karna gini, audisi atau manggung atau apalah namanya yang penting nyanyi, itu waktu nya mepet. Otomatis mereka buru-buru. Makanya mereka milih naik pesawat pertamanya. Nah, karna mereka terlambat sampai ke bandara dan gagal naik pesawat, mengapa mereka milih naik bis yang logikanya akan menghabiskan waktu yang panjang bukan hitungan jam bahkan sampai hari. Logikanya gini, misalnya cewek-cewek tersebut tinggal di kota Padang kota tercinta ku jaga dan ku bela, nah mereka milih naik pesawat mungkin tempat yang akan mereka tuju tersebut cukup jauh, kita anggap saja paling dekat kalo kita naik pesawat dari padang ke palembang, dan mereka gagal naik pesawat dan memilih buat naik bis. Kalo naik pesawat Cuma menghabiskan waktu sekitar 1 jam- 1 setengah jam man lah, coba bayangkan kalo kita naik bis yang tempat tujuan nya sama dan anda harus hadir pada suatu tempat dalam waktu yang mepet, masuk akal nggak sih mereka milih naik bus??. Itu yang gue maksud dengan iklan yang hanya lebih mementingkan bagaimana produknya laku dan menghilangkan logika dari alur cerita iklan produknya sendiri.
😪😪
Disamping itu semua, ada juga iklan yang menurut saya merubah peta konsep yang lebih dulu ada dengan pemikiran baru yang menurut saya sangat sangat berbahaya. Ada salah satu iklan yang gue lihat di televisi iklan pemutih kulit yang saya lupa nama produknya apa, yang menceritakan seorang gadis yang lagi milih baju di salah satu butik di mall, dan gadis tersebut mencoba baju yang dia pilih di kamar ganti. Setelah selesai, gadis tersebut meminta pendapat temanya yang ada bersamanya tentang baju yang dia pakai, dan temannya bilang seperti ini, “ wah, kamu cantik”. Belum habis gadis itu merasa senang dengan pujian temannya tadi, tiba-tiba di kamar ganti sebelah muncul seorang gadis juga yang baju dia pakai sama dengan gadis yang pertama tadi. Tiba-tiba saja gadis yang pertama tadi bilang ke temannya, “lihat, gadis itu lebih cocok makai baju itu, soal nya kulit nya putih, mulus cantik, sedangkan aku”. Singkat cerita gadis yang pertama tersebut mencoba menjadi gadis yang lebih putih yang dia temui di butik kemarin. Disini yang saya maksud dengan merubah peta konsep yang sudah ada. Akibat dari iklan kecantikan yang selalu bilang bahwa wanita yang memiliki kulit putih itu cantik, kebanyakan remaja merasa minder dengan dirinya sendiri yang mempunyai kulit yang tidak putih, bisa dikatakan coklat, atau hitam sama sekali. Mereka mencoba dengan berbagai macam cara bagaimana memutihkan kulitnya. Bahkan yang lebih nekatnya melakukan operasi plastik untuk memutihkan kulit. Sebenarnya, cantik itu bukan tergantung pada warna kulit kita. Kecantikan yang sesungguhnya itu muncul dari kepribadian kita sendiri, ups bukan kita, tapi perempuan itu sendiri. Jadi walaupun kulit kita itu, coklat, hitam bahkan abu-abu, kalau kita memiliki kepribadian yang baik, maka kecantikan itu muncul dengan sendirinya, seperti anda yang lagi baca buku gue, (NB: Cuma buat pembaca perempuan. Kalo kebetulan anda laki-laki tolong dimaklumi)
😪😪😪
Pada dasarnya, kita tidak bisa pungkiri banyak sekali iklan-iklan yang bermunculan baik di media elektronik maupun media cetak. Bahkan ada iklan yang termasuk dalam kategori yang udah gue cerita kan tadi. Intinya, kita sebagai konsumen haruslah pandai untuk memilih produk mana yang sesuai dengan apa yang di iklankan. Kita kan cenderung memilih suatu produk yang menurut kita iklan nya menarik tanpa memikirkan kualitas dari produk tersebut. Nah, mulai dari sekarang jadilah konsumen yang teliti.
🙃🙃🙃🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Nya Adek
HumorBuku ini sih tujuan nya sebernanya tidak jelas. Gue cuma ingin berbagi atau lebih tepatnya menceritakan tentang semua kehidupan absurd penulis, baik itu apa yang gue lakukan, apa yang gue rasakan, dan apa yang gue lihat di kehidupan sehari-hari. Mun...