Hujan

17 0 0
                                    

Happy reading!!

"Yah.. hujan lagi. Mana supir gue belom jemput," keluh Rina saat dia keluar kelas.

"Alhamdulillah, rahmat dari Allah itu disyukuri. Lo mau berdoa saat hujan, terkabul lho doanya," ucap Alindra.

"Oke oke gue doa," Rina mengangkat kedua tangannya. Setelah beberapa detik selesai.

"Lo mau tau ga, tadi gue doa apa?," tanya Rina kepada Alindra. Alindra menaikkan satu alisnya, seolah berbicara 'apa?'.

"Gue doa supaya lo ngga dapat angkot, terus lo jalan, setelah itu Abhinav nganterin lo pulang,".

"Ya Rabb, kenapa punya temen begini banget sih?," ucap Alindra dramatis.

"Eh, seharusnya lo itu berterima kasih sama gue. Gue doain juga," Alindra hanya bisa pasrah mendengar ucapan temannya.

"Assalamualaikum Alindra. Gue udah dijemput," Rina turun ke lantai bawah, menyisakan Alindra yang masih di koridor lantai tiga.

"Wa'alaikum salam," Alindra pun turun ke lantai dasar, lalu berjalan keluar gerbang sekolah. Ia menerobos hujan, ia sangat suka sekali hujan. Walaupun sampai rumah ia selalu dimarahi ibunya karena hujan-hujanan.

     Alindra menunggu angkot yang tak datang-datang.

"Doanya Rina terkabul nih. Mati aja gue," batin Alindra. Benar saja, dari arah belakang suara motor mengklasonnya, lalu berhenti di depannya.

"Tuh kan. Rina...ingin ku berkata kasar,"umpat Alindra dalam hati.

"Assalamualaikum Alindra, ko belum pulang?," tanya Abhinav dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"Wa'alaikum salam, eh i-iya. Angkotnya belum ada yang lewat dari tadi," jawab Alindra dengan sedikit gugup.

"Naik?!," kata Abhinav, entah iya memerintah atau bertanya.

"Eh?,"

"Naik!!," perintah Abhinav.

"Ga usah Abhinav. Bukan muhrim," tolak Alindra dengan halus.

"Ada tas gue di belakang. Jadi ada pembatas, cepet hujannya makin besar. Nih jas hujannya," Alindra mengambilnya dan ia pun naik ke atas motor ninja, untung saja ia selalu memakai celana panjang, jadi tidak memamerkan bagian paha.
 
     Alindra melepas tasnya, lalu ia letakkan antara dirinya dan Abhinav. Abhinav memakai jas hujan. Sedangkan Alindra, ia tidak memakainya. Masa bodo hujan besar, ia senang kalau hujan turun.

"Alindra, pakai jas hujannya!,"ucap Abhinav di balik helmnya.

"Ga usah, dikit lagi sampai ko," elak Alindra. Padahal rumahnya masih sangat jauh.

     Tiba-tiba Abhinav memberhentikan motornya.

"Lho ko berhenti Nav?, kan masih jauh,"

"Rumah lo dikit lagi sampai kan? Lo, gue turunin disini. Selebihnya lo jalan," Alindra merutuki dirinya sendiri.

"Ng..anu, apa itu i-iya," ucap Alindra tidak jelas.

"Pakai jas hujannya atau lo turun disini?," Abhinav memberikan pilihan kepada Alindra.

"Iya, gue pakai," akhirnya Alindra pasrah.

"Gitu ke dari tadi. Apa susahnya?," Abhinav kembali menjalankan motornya. Alindra menyumpahi Rina, ia ingin memarahi Rina esok hari.

     Hujan turun semakin deras. Sementara itu, perjalanan menuju rumah Alindra masih jauh. Abhinav kembali berhentikan motor nya di depan masjid. Mereka pun turun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang