[2]

52 12 2
                                    

Ammar pov

"Dari tadi gak ada yang ngelanggar peraturan Mos. Siswa siswi baru bener-bener mematuhi peraturan semua. Alamat gak ada yang bisa dihukum nih" gumam Ammar.

Setelah hampir bosan mengecek perlengkapan calon adik didik baru. Mata Ammar menjumpai seorang cewek turun dari mobil. Eh bukan seorang tapi dua orang. Dan muka, eh wajah mereka sama persis. Seperti pinang di belah dua, kata peribahasa bahasa Indonesia.

Tapi setelah di amati lebih lekat, cewek yang agak tinggi lebih terlihat manis. Tetapi cewek yang satunya terlihat cerewet, dan oh pipinya bolong. Eh.. Kok lo malah mikirin itu sih Mar.

Anggrek dan Kenanga sudah masuk barisan untuk pemeriksaan. Mereka berpisah, Anggrek diperiksa kakak Osis cewek. Sedangkan Kenanga kebagian kakak Osis cowok. Karena Kenanga tidak cepat-cepat memperlihatkan kelengkapannya.

"ehem!" aku berdehem didepan si cewek berlubang.

Kenanga malah senyum-senyum salting.

"ehem!!" sekali lagi aku berdehem lebih keras lagi. Dia yang sedang asyik dengan khayalannya, terperanjat kaget.

"Eh iya iya kak,  ada apa?"

"Cepat perlihatkan kelengkapanmu!" perintah ku.

"Iya iya Kak" Kenanga pun segera memperlihatkan kelengkapannya, seperti rambut kepang tiga yang di tali pita warna ungu dan kuning; papan nama bertuliskan nama masing-masing dari kertas print-out dan di laminating; dan tidak boleh memakai perhiasan barang satu pun.
Setelah Kenanga sudah memperlihatkan semua kelengkapannya,  Kenanga pun beranjak pergi ke dalam sekolah.

Sruttt.

Kutarik kuncir rambut bagian belakang sicewek pipi bolong itu sampai jatuh, dan menguraikan rambut hitam sebahu milik dia. Menjadikan rasa itu diam-diam menyembul hangat.

"Eh loh kak, kenapa ditarik sih!! Lo gak tau seberapa susahnya kuncirin rambutku ini!" kata Kenanga keras-keras, sehingga menyebabkan beberapa pasang mata menatap, dan berfikir Ada apaan sih??.

“Kaos kaki lo!” tunjukku.

“Kaos kaki aku kenapa kak??” tanya Kenna polos.

“Tunjukkin!!” Dasar nih anak generasi micin abad sekarang, batinku.

“Eh iya iya” jawab Kenanga takut-takut.

“Lo pake kaos kaki warna pink, apa kemarin lo gak dengerin peraturan!!, Mos belum dijalanin aja kelakuan lo udah kek gini. Gimana entar udah jadi murid sekolahan, bisa-bisa ntar lo songong lagi!!”
Wah nih anak punya bakat di cabe-cabean juga ya ternyata, lumayan juga nih dibuat...

“Eh malah ngelamun nih anak” gue melambai-lambaikan tangan di depan mukanya.

"Heh!"

"Wah dasar nih anak masa Osis ganteng kek gue diacuhin, jangan-jangan dia malah terkesima dengan wajahku yang bak Manurios?"

"Eh kampret nih anak! Bikin gue khawatir aja_"

Akhirnya setelahku menggoyang-goyangkan bahunya beberapa kali, usahaku pun berhasil. Diapun kembali ke alam nyata.

“Eh iya, ada apa ya kak??” tanya Kenanga tergeragap.

“Lo gue hukum!”

“Loh kak, kenapa saya di hukum. Saya kan gak salah apa-apa”

“Masih bisa ngelak ya? Hmm” ujar ku.
“Iya deh kak, gak jadi ngelak” ucap dia pasrah.

“Hukumannya adalah..” Enaknya apa ya?

“Adalah apa kak?” dia penasaran.

“Lo harus jadi asisten gue selama 5 bulan! , dan juga lo juga gak bisa nawar lagi” nah ide brilian Mar!

“Ya ampun kak, gak bisa ditawar?” tanya dia lesu. Duh mukanya yang lagi lesu sweet banget sih.

“No! Keputusan gue tidak dapat diganggu gugat!” Yess!, batinku bersorak.

Tbc

*****
Published in 21 January 2018

Jember -- 19.31

Kenanga Kasih [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang