Bagian 3

19 11 3
                                    

Who do you think you are?
Runnin' round leaving scars.

***

"Besok gue jemput, rumah lo ada di daerah mana?" tanya Ammar.

"Ha?"

"Rumah lo ada dimana?", Ammar mengulangi pertanyaannya, sedangkan Kenna mengangguk-angguk mengerti.

"Rumah gue nggak dibawa", ujar Kenna singkat. Membuat Ammar jadi kesal, ditanya apa jawabnya apa. Sehingga Ammar mendekat ke arah Kenna, membuat Kenna mundur-mundur. Ammar terus saja merangsek maju mendekati Kenna, sedangkan Kenna terus saja mundur-mundur dan ada sebongkah batu kecil membuatnya jatuh kebelakang. Tetapi ada yang menahan pundaknya dan sebuah tangan melingkar diperutnya.

"Hati-hati.. ", ujar Ammar kalem tepat sebelum Kenna memikirkan hal yang tidak-tidak.

"Elo sih, maju-maju terus kan jadinya gue hampir jatuh!", balas Kenna tidak mau kalah.

"Ya kan lo juga sih. Ditanyain dimana rumah lo malah bilang rumah gue gak dibawa".

"Hehe, maaf-maaf. Rumah gue ada di jalan Jawa gang ke 8"

"Eh kok samaan, rumah gue juga di jalan Jawa tapi cuman beda gang aja", ucap Ammar memberitahu. Yang diberitahu malah hanya mengerdikkan bahu. "Tapi kok gue gak pernah liat lo ya?", lanjut Ammar karena merasa tidak pernah bertemu wajah-wajah seperti Kenna.

"Gue kan baru disana, kira-kira semingguan lah".

"Oh ya?, jadi lo selama ini tinggal dimana?", tanya Ammar sambil berjalan ke tempat parkir.

"Gue besar di Singapura, jadi ya gitu deh".

"Ya udah besok gue jemput, dan lo mau gue anter?", tawar Ammar saat sudah sampai di area parkir sekolah.

"Oh nggak perlu tadi gue udah nelfon papa buat jemput".

"Hm okay see you tomorrow", ucap Ammar sambil mengedipkan mata kanannya.

"Iya", balas Kenna pelan mungkin lebih seperti bisikan. Selanjutnya dia mengambil hp disaku kemeja seragam dan menelfon kerumah untuk meminta jemput.

"Hallo, Assalamualaikum Pah"

"Waalaikumsalam"

"Kenna udah pulang dari 10 menit yang lalu, kok belum nyampek sih?"

"Papa sibuk Ken kamu telfon Pak Ujang aja suruh jemput!"

"Ya udah iya deh..."

Tutt tutt tutt...

"Belum aja selesai ngomong udah dimatiin, sesibuk apa sih papa?!", kesal Kenna karena keinginannya untuk langsung nyantai dikamar jelas - jelas gagal. Karena jam ditangannya sudah menunjukkan 16.27 Kenna segera menghubungi Pak Ujang agar tidak kesorean menunggu.

***

Brug..
Suara tas terlempar mengenai meja. Siapa lagi kalau bukan Kenna yang melempar.

"Akhirnya sampai juga dirumah..", ujar Kenna terlentang diatas kasur. Suara kusen pintu dibuka memunculkan wajah serupa dengan Kenna namun sebenarnya berbeda.

"Lo udah dateng dek?"

"Yang seharusnya nanya itu gue, lo pulang naik apa?!", cecar Kenna kesal karena tidak diajak pulang bareng.

"Gue tadi naik taksi", ujarnya.

"Whatt? Kok lo gak bilang sih ke gue?!"

"Gue tadi pusing pengen cepet-cepet pulang, jadinya lupa deh sama lo", ucapnya tanpa dosa.

"Ya udah sana keluar dari kamar gue, gue mau istirahat!"

"Yah Ken gue minta maaf kan gue juga gak sengaja", balasnya lagi.

"Gak sengaja?!, yang jelas aja lo!", sentak Kenna emosinya sudah mengubun karena jelas-jelas menurutnya Anggrek sengaja meninggalkannya. "Cepet keluar dari kamar gue!", lanjutnya lagi.

"Ya udah iya, tapi gue udah minta maaf", ucap Anggrek sambil menutup pintu pelan-pelan agak tidak memperparah kemarahan Kenna cukup sudah dia disentak barusan.

Sesudah perginya Anggrek dari kamarnya, perlahan-lahan Kenna merasakan ngantuk mulai menggelanyutinya dan akhirnya membuatnya terlelap tanpa sempat mengganti baju seragamnya.

***

Kring.. kring..
Jam weker di kamar Anggrek berbunyi segera saja dia bangun lalu menuju kekamar mandi membersihkan diri kemudian menata tempat tidur sampai rapi, lalu turun kebawah. Selalu begitu kebiasaannya.

Lain hal dengan Kenanga yang harus ada banyak jam weker di kamarnya, kalau tidak begitu yang ada dia malah molor seharian.

"Anggrek, Kenanga cepet turun sarapan!", teriak mami.

"Iya Maa", balas Anggrek.

"Iya Ma, aku masih mandi tunggu sebentar..", teriak Kenna tak kalah kencang.

"Oke mami tunggu dibawah", selesai maminya mengucap begitu Kenna bergegas memakai seragamnya dan tak lupa menggendong tas.

Mereka berempat sedang sarapan bersama dimeja makan, kebiasaan rutin yang harus dijalankan. Mereka juga terbiasa sarapan dengan roti gandum dengan selai kacang atau coklat.

Kurang lebih tiga menit kemudian bi Nonik menghampiri.

"Non Kenna udah ditunggu temennya diteras", beritahu bibi.

"Siapa bi?", tanya papi.

"Kurang tahu Tuan, ngakunya sih temennya non Kenna", jawab bibi.

"Ya udah sana cepetan Ken, tapi pelan-pelan kalau makan dihabis..", ucapan mami terpotong oleh Kenna yang menyerobot meminta salim. Tak lupa juga bersaliman dengan papi.

"Maa Paa Kenna berangkat duluan", ujar Kenanga sambil menggeloyor pergi keluar.

"Dasar anak sekarang kalau udah ada temen pasti lupa buat ngucap salam", ucap papi sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Kenna berjalan menuju ke teras untuk menemui siapa temannya itu.

"Eh ternyata elo..", ucap Kenna.

Bersambung..

***

[Ammar]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Ammar]

Published in February 15 2018

Jember -- 19.27

Kenanga Kasih [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang