[4]

18 7 3
                                    


Hampir seluruh kenangan ini adalah jejak kehidupan kita.
Kita berjalan, berlari, dan berhenti setiap kali kehilangan pijakan.

****

"Eh ternyata elo.. ", ucap Kenna setelah mengetahui siapa yang sedang menunggunya. "Gue fikir tadi siapa..",lanjutnya.

"Iya Ken, anu.. itu.. gue mau nebeng ke sekolah, boleh nggak?", malu-malu Arin mengatakan tujuannya datang pagi-pagi ke rumah Kenna.

"Oo boleh-boleh masuk dulu yuk!", ajak Kenna menawarkan masuk rumah karena nantinya akan berangkat bareng Anggrek kalau cowok kemarin tidak jadi menjemputnya.

"Eh ada Arin, ngapain pagi-pagi kok udah disini?", tanya Anggrek menghampiri.

"Itu Arin mau nebeng kita ke sekolah", balas Kenna. "Ayo Pak Ujang kita berangkat ntar telat lagi..", Kenna memberitahu untuk segera berangkat. "Ayo Rin, masuk!", suruh Kenna.

"Iya ayo masuk!", ajak Anggrek untuk memasuki pintu mobil. Anggrek menempati tempat duduk depan, disamping Pak Ujang. Sedangkan Kenna dan Arin dibelakang pak supir.

"Ngomong-ngomong pr lo udah selesai Rin?", tanya Kenna.

"Pr yang mana nih?", Arin balik bertanya untuk memastikan tugas apa yang kira-kira belum dikerjakannya.

"Matematika yang suruh ngerjain bab integral itu loh. Lo udah kan? Gue ntar nyalin yah?", Kenna memberitahu akan pr yang kemarin lusa diberikan oleh guru mereka dan jelas saja Kenna menodong contekan.

"Iya gampang gue bakalan sering ngasih contekan asal lo juga sering nebengin gue", Arin terkikik geli membuat Kenna juga ikut tertawa.

"Oke deh beres!", ucap Kenna. Saat Kenna dengan Arin sedang sibuk ngobrol, Anggrek cuma bisa jadi pendengar karena dari kemarin sore Kenna masih belum memaafkannya.

Roda mobil pun bergulir melaju menuju sekolah sampai ada suara mengintruksi.

"Sudah sampai non..", ujar Pak Ujang.

"Makasih ya Pak, nanti jangan lupa jemput kalau papi sibuk tapi kayaknya papi bakalan sibuk deh", ucap Anggrek memberitahu. "Jangan lupa nanti ya Pak?!", lanjutnya sambil berlalu. Sedangkan Kenna dan Arin sudah masuk duluan ke gerbang sekolah meninggalkan Anggrek sendirian.

Saat Anggrek sedang menikmati berjalan di lorong ada seseorang menepuk pundaknya.

"Eh?"

"Gue barusan dari rumah elo, tapi katanya orangtua lo udah berangkat, sorry ya gue telat ngejemput", ucapnya sambil ngos-ngosan karena habis berlari dari parkiran menuju ke lorong setelah melihat Anggrek yang dikiranya Kenanga.

"Ada apa ya kak?", tanya Anggrek karena tiba-tiba disamperin kakak kelasnya yang bisa dibilang golongan prince charming.

"Eh jangan sok lupa deh lo. Lo kan yang gue hukum jadi asisten gue selama 5 bulan itu!!", balas Ammar kesal karena cewek didepannya ini malah sok melupa soal hukumannya.

"Eh? Aku kok nggak inget", gumam Anggrek pelan tetapi masih bisa didengar oleh Ammar. Ammar yang mendengarnya segera menyeret Anggrek kelasnya. Setelah sampai dikelasnya Ammar segera mengambil lks sejarah dari dalam tasnya dan mengulurkannya ke arah Anggrek sembari berkata, "Nih kerjain ntar pulang sekolah gue samperin ke kelas lo!".

"Sana cepetan balik ke kelas lo!", usir Ammar.

"I.. iya kak.. ", Anggrek buru-buru pergi ke kelasnya karena bel kurang 1 menit lagi, Anggrek sambil berlari menuju kelasnya sambil memeluk lks. Setelah sampai didepan kelasnya dia masuk tak lupa mengucapkan salam kemudian berjalan menuju bangku dan mengeluarkan botol minum dari dalam tasnya. Anggrek merasa haus karena baru saja berlari-larian.

Selesai minum ada seseorang guru masuk dan pelajaran pun dimulai.

Tepat pukul 08.30 pelajaran berakhir digantikan pelajaran berikutnya yaitu pelajaran fisika. Anggrek mengikuti pelajaran dengan mudah karena memang sedari kecil dia sudah dianugerahi otak yang encer, jadi sejak awal masuk sekolah sampai sekarang dia selalu menempati ranking satu di kelas. Tanpa ada yang mampu menggeser.

"Is time to have break.. ", bel pertanda istirahat berbunyi tepat pukul 10.00 tanpa menyianyiakan waktu segera Anggrek pergi ke kantin untuk membeli sekedar roti untuk dimakan sambil mengerjakan lks sejarah-yang tadi pagi diberikan kepadanya padahal dia juga belum tahu nama kakak kelas yang menitipinya lks.

Anggrek mengerjakan dengan santai kenapa begitu? Ya karena jawabannya hanya tinggal menyalin saja, sangat diuntungkan tulisan tangannya termasuk kategori bagus. Walaupun menurutnya jelek tapi berbeda dengan teman sekelasnya yang menilai tulisan tangan Anggrek kecil-kecil tetapi sangatlah rapi.

Anggrek menulis dengan telaten dan tak lupa sambil menggigit roti tadi yang dibelinya. Kira-kira sudah satu bab yang sudah dikerjakannya. Teman disebelahnya bertanya.

"Ngerjain apa sih Ang? Daritadi kok nulis melulu..", ujar Neta.

"Eh iya nih lagi ngerjain soal-soal sejarah", balasnya tanpa mengalihkan matanya dari deretan materi sejarah.

"Punya Kenna ya? Ngapain sih tuh anak kok nggak mau ngerjain sendiri!?", kata Neta agak kesal karena merasa temannya-Anggrek dibodohi oleh adiknya.

"eh bukan kok, bukan punya Kenna".

"Terus punya siapa? Jangan bilang kalau kamu punya pacar", Neta menunjuk Anggrek sambil mengedip-ngedipkan mata. "Ciee kamu kok gak bilang-bilang sih kalau udah punya gebetan?!", lanjut Neta sambil tertawa.

"Bukan punya Kenna dan aku nggak punya pacar kan kamu tahu sendiri Net papi nggak ngebolehin anak-anaknya punya pacar", jelas Anggrek.

"Terus itu punya siapa dong?".

"Aku juga nggak tahu tadi pagi tiba-tiba kakak kelas nyuruh aku ngerjain ini".

"Wah dasar pembulian nih namanya", ungkap Neta kesal. Mendengar itu Anggrek hanya tersenyum, biarin lah itung-itung ngelemesin jari-jari tangan batinnya.

Bersambung...

***

[Anggrek]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Anggrek]

Published in February 19th 2018

Jember -- 19.06

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kenanga Kasih [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang