Nathan keluar dari kamar dengan pakaian rapi, kemeja kotak kotak dengan kancing yg di biarkan terbuka dan kaos oblong putih polos,celana jeans serta sepatu convers.
Malam sudah menunjukkan pukul 7 dan ia sudah berjanji akan menjemput Alana malam ini.Begitu melewati ruang tamu, langkah Nathan terhenti saat mamanya memanggilnya dari arah ruang makan.
"Nathan,malam-malam begini mau kemana kamu?"
Langkah Nathan pun terhenti dan segera menoleh ke asal suara.
"Nathan mau keluar sebentar sama Alana ma, boleh ya?" ucap Nathan sedikit takut
"Malam-malam begini? Bukannya mama udah bilang, kamu itu jangan berhubungan sama anak itu, berapa kali sih mama bilang sama kamu!?"
Ucapnya dengan tegas"Iya ma, Nathan tau tapi ini bener-bener ada urusan penting." ucap Nathan sedikit takut karena kali ini ia berbohong dengan mamanya.
Hal yang sangat jarang di lakukan oleh Nathan mengingat ia termasuk anak yg sangat patuh kepada orang tuanya."memangnya ada urusan apa ?"
"hah? Itu__ Nathan mau ngasih proposal yg di titipin Pak Arif kemarin" ucap Nathan sedikit grogi dan salah tingkah karena ia bingung mencari alasan yg tepat
"Ya sudah kalo gitu, kalo udah selesai urusannya kamu langsung pulang ya. Jangan pulang malem-malem besok sekolah." ucap Resi dengan hati-hati karena dia sedikit takut jika Nathan akan ikut-ikutan seperti Alana.
***
"Kamu tumben banget sih ngajakin aku jalan-jalan hari gini. Biasanya kan kita jalannya pas hari libur aja" ucap Alana di dalam mobil setelah tadi Nathan menjemputnya.
Sekarang mereka akan menuju ke tempat yang entah Alana juga tidak tau Nathan akan membawanya kemana.
"Kamu gak suka,aku ajak jalan ??" ucap Nathan menggoda
"hah? Ya enggak lah justru aku seneng banget tau" ujar Alana sedikit kesal
Nathan pun tertawa sambil mencubit pipi Alana gemas
"ya makanya, kamu diem entar juga kamu tau kok""Iya iya, aku diem deh"
***
Saat ini mereka telah sampai di sebuah tempat yang lebih tepatnya sebuah gedung bertingkat yang telah kosong.
Alana yang keluar dari mobil langsung memperhatikan tempat sekitar sambil bertanya tanya untuk apa Nathan membawanya ke tempat seperti ini."Nathan, kamu ngapain malem malem gini ngajakin aku ke tempat begini?? Kamu nggak mau macem macem kan !?" ucapnya waspada
Nathan yang melihat raut wajah Alana yang terlihat takut itu pun malah menertawainya.
"Ya kali aku mau ngapain kamu, gila apa ya enggak lah" ucap Nathan seraya menarik tangan Alana untuk memasuki gedung itu.
Alana pun hanya pasrah saat Nathan menariknya masuk. Ia juga penasaran untuk apa Nathan mengajaknya ke tempat ini.
Biasanya Nathan akan mengajaknya ke mall untuk pergi ke gramedia, menemaninya ke perpustakaan, ataupun ke sebuah tempat makan hanya untuk sekedar mengisi perut saja. Hal seperti itulah yg mereka lakukan selama ini.Saat ini mereka telah sampai di atap gedung tersebut. Alana terlihat kagum karena tepat dirinya berdiri saat ini ia bisa melihat penjuru kota jakarta dari atas. Mobil yang berlalu lalang,gedung-gedung yang menjulang tinggi, bintang yang terlihat bertebaran dan bersinar, di tambah dengan gemerlap lampu kota yang beragam warna terlihat begitu indah saat di lihat dari atas.
"Nath,kok kamu bisa tahu si tempat sebagus ini?? Sumpah di sini enak banget bisa liat lampu lampu kota, bisa liat bintang juga. Liat deh bintangnya bersinar banget ya" ucapnya mengitari tempat ini sambil menikmati udara malam yang dingin ini.
"Kamu kok kelihatan seneng banget gitu sih?" ucap Nathan sambil tertawa melihat tingkah Alana seperti anak kecil yang baru mendapat mainan.
Alana berhenti, dan mendekati Nathan sambil menatap mata coklat milik lelaki itu
"Semua hal yang aku lewati, aku pasti bahagia banget. Asalkan sama kamu !!""Apaan sih bisaan banget ngomongnya" ucapnya sambil tertawa
"yaaaa malah ketawa.. Serius tau" ucap Alana cemberut lalu ia berjalan untuk duduk di sebuah sudut bangunan itu sambil menikmati pemandangan di atas sana
"Iya iya, kebahagiaan aku juga sumbernya dari kamu kok"
ucap Nathan menimpali omongan Alana tadi yang langsung membuat pipi Alana memerah hanya dengan sebuah kalimat yang mungkin tidak terlalu romantis, namun bagi Alana kalimat itu sudah cukup membuatnya bahagia. Sesederhana itulah kebahagiaan Alana, Nathan.
"Kamu orang pertama yang aku kasih tau tempat kesukaan aku ini "
Alana menoleh pada Nathan tanpa membalas
ucapannya karena ia tahu kali ini Nathan hanya ingin di dengar. Mungkin suasana hatinya sedang kurang baik, karena Alana dapat melihat dari tatapan Nathan. Ada sebuah rasa kosong, tertekan, yang mungkin ingin ia sampaikan saat ini."Setiap kali aku ngerasa tertekan, sedih, marah, kecewa, tempat inilah yang pertama kali aku cari" ucapnya menghela napas
"Kadang aku mikir, kenapa orang tua harus jadi penentu kehidupan kita. Bukankah setiap orang berhak menentukan pilihannya??"
Tatapannya terlihat menerawang jauh memikirkan atas apa yang terjadi di hidupnya. Sedari kecil mamanya lah yang menentukan pilihan Nathan.
Tidak pernah sekalipun Nathan berkehendak yang bukan atas kemauan mamanya. Karena memang Nathan orang yang penurut, Nathan selalu menuruti permintaan mamanya asalkan itu dapat membuat mamanya selalu bahagia."Tiba-tiba kamu dateng, ngasih warna di kehidupan aku yang abu abu. Dulu kehidupan aku cuma datar, sekolah, belajar, cuma itu-itu aja" Ucap Nathan seraya menolehkan wajahnya ke arah Alana dan menatap manik matanya yang terlihat bersinar malam ini.
"Kamu tenang aja, kan ada aku. Mulai sekarang aku akan ngasih warna di kehidupan kamu. Biar kamu nggak bosen lagi" Alana menepuk pundak Nathan, lalu merangkulnya agar Nathan merasa lebih baik.
Kini Nathan menyandarkan kepalanya di pundak Alana, sekedar menaruh bebannya untuk beberapa saat.Alana tahu di balik kesempurnaan Nathan, dia menyimpan banyak luka. Ia merasa kosong, karena tekanan oleh orang tuanya yang selalu menuntutnya untuk hidup perfect.
Sebenarnya Nathan juga ingin seperti teman-temannya yg lainnya, hidup dengan normal melakukan apa yang di inginkannya. Tetapi, mamanya selalu menekan Nathan untuk melakukan apa yang di inginkannya.
Termasuk menjadi orang yang berprestasi di sekolah dan menjauhi Alana yang menurutnya, Alana adalah anak yang tidak pantas bersanding dengan putranya yang di anggap sempurna. Alana hanyalah anak pemalas yang tidak berprestasi di sekolah dan tidak cukup terkenal di kalangan sekolah. Alana anak biasa.
Alana bangkit berdiri dari duduknya dan meminta Nathan untuk segera pulang karena malam sudah semakin larut, dan Alana tidak boleh pulang malam-malam.
"Pulang yuk, udah malem nih"
Nathan tanpa banyak bicara langsung ikut bangkit dan menggandeng tangan Alana untuk keluar dari gedung tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/128626582-288-k591311.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
Romance[ New Version ] Aku pikir mencintai orang yang tidak mempunyai rasa yang sama denganku adalah hal yang paling menyakitkan dari semua cerita tentang "cinta" . Nyatanya semua itu salah,semua itu tak lagi sama ketika kita di hadapkan pada pilihan yang...