Satu

5 0 0
                                    

Kini keputusanku telah bulat, aku akan melanjutkan pendidikanku dijakarta bersama paman dan bibiku, meninggalkan kedua orang tuaku dan kakak ku demi cita citaku.

Tok Tok Tok

"Boleh kakak masuk dek" ucap seseorang dari balik pintu.

"Silakan masuk kak" kak farid kakakku tersayang.

"Kamu udah siap siap dek buat besok, nggak ada yang ketinggalankan? Jaga diri baik baik ya dek jangan lupa sama keluarga disini ok!" ucap kak fadil panjang lebar.

"Ok kak, aku slalu ingat kakak dan keluarga kok, udah malem aku tidur dulu ya kak, assalamualaikum" pamitku sebelum tidur, itu salah satu kebiasaanku.

Pagi terakhir aku dirumah ini, setelah menjalanku ibadah sholat subuh aku membantu bunda menyiapakan makan pagi. Semuanya telah berkumpul di meja makan. Semua Makan dalam diam.

"Nanti berangkat jam 08:00 ya syif" ucap paman endi memecah keheningan.

"Ok paman, ayah bunda nganter syifa kan?" tanya ku.

"Iya dong anak ayah yang paling cantik baik baik ya disana" ucap ayah.

Setelah menempuh perjalanan selama 10 jam akhirnya aku tiba dirumah paman. Bibi menyambut kedatanganku dengan sangat senang.

"Uh putri cantikku, masuk sayang" ucap bibiku. Aku tersenyum bahagia.

"Bibi aku kuliah di STIE kan? Besok regristasinya ditemenin bibi ya?" ucapku manja. Itulah kebiasaanku manja dengan keluargaku dan tertutup dengan semua orang.

"Iya sayang, itu pasti, sekarang kamu istirahat ya"

"Iya bibi syifa istirahat dulu ya Assalamualaikum" pamitku kepada bibi lalu menju kamar yang biasa ku tempati jika berkunjung kesini. Lalu kurebahkan tubuhku diatas kasur ini, semua masih sama seperti 3 tahun lalu.
Aku sangat bahagia bibi tak pernah membanding bandingkan aku dengan yang lainnya. Semua sama bibi menyayangiku seperti bunda menyayangiku sepenuh hati.

Allahuakbar Allahuakbar

Terdengar suara azan subuh, aku bangkit dari tidurku dan menju kamar mandi. Setelah menjalankan rutinitas pagiku, aku segera turun kebawah untuk membantu bibi memasak.

"Assalamualaikum... Bi rina" salamku

"Waalaikumsalam sayang, udah2 biar bibi aja kamu duduk aja ya" laranv bibi saat aku ingin membantunya.

"Bibi aku bantu ya"

"Nggak usah sayang kamu siapin berkas2 buat registrasi nanti kita berangkat bersama paman"

"Yaudah bi aku keatas dulu ya Assalamualaikum" pamitku.

Gedung yang sangat indah, disinilah aku akan belajar, bismillah semoga aku mendapatkan teman yang baik, setelah registrasi bibi mengajakku pergi ke toko baju, waw sangat indah baju disini, tapi mengapa harganya sangat mahal. Bibi mengambil 3 baju panjang dan 5 gamis untukku, warnanya sangat cocok dengn tubuhku, tapi bagaimana aku menggantinya.

"Bibi itu berlebihan, semua sangat mahal" ucapku hati hati, bibi hanya tersenyum dengan ucapanku.

"Nggak berlebihan sayang, itu belum seberapa, bibi udah anggap kamu seperti anak bibi sendiri"

"Tapi bagaimana cara aku menggantinya bibi aku belum mendapatkan pekerjaan"

"Sayang nggak usah diganti ya ini semua buat kamu" jawab bibi lalu memelukku.

Aku harus segera mendapatkan pekerjaan, agar aku tak merepotkan paman dan bibi. Lebih dari sebulan aku tinggal dengan paman dan bibi.

Sepulang kuliah aku memutuskan untuk berkeliling mencari pekerjaan, aku berhenti disebuah madrasah yang sangat megah. Aku mencoba bertanya kepada pemilik siapa tau allah memberiku pekerjaan di madrasah ini.

"Assalamualaikum" salamku.

"Waalaikumsalam, ada yang bisa saya bantu nak"tanya bapak itu.

"Maaf pak apa disini membutuhkan seorang guru" tanyaku halus.

Aku menyerahkan surat lamaran pekerjaanku kepada pak imran.

"Emm.. Nak aisyah, disini memang membutuhkan seorang guru kelas 3 nahwu dan shorof, apa nak aisyah sanggup" tanya pak imran.

"Insyaallah saya sanggup pak"

"Besok siang bisa mulai mengajar nak"

"Baik pak, terimakasih, Assalamualaikum" pamitku kepada pak imran. Alhamdulillah akhirnya aku mendapatkan pekerjaan juga.

Hari hari kulewati dengan gembira dan diiringi dengan doa dan usaha, setelah kuliah aku akan mengajar dimadrasah.

"Assalamualaikum" salamku kepada pak imran karena beliau memanggil ku.

"Waalaikumsalam nak, jadi begini, besok akan ada pengajian rutin di madrasah ini, kamu siap jadi Qoriahnya nak?" tanya pak imran

"Mm.. Insyaallah pak saya siap" jawabku agak ragu. Aku tak menyangka bahwa pak imran mempercayaiku untuk menjadi Qoriah diacara pengajian ini.

Malam hari inilah waktuku bersama paman dan bubi.

"Assalamualaikum bibi, paman belum pulang ya?"
"Waalaikumsalam belum sayang, kamu nggak capek pulang kuliah trus ngajar dimadrasah."

"Alhamdulillah nggak bi rina, aku sangat senang dengan pekerjaan ini dan besok aku dipercaya untuk jadi Qoriah pengajian di madrasah bi, aku takut jika mengecewakan" ucapku sedih.

"Semangat sayang jangan pantang menyerah pasti kamu bisa, jangan lupa baca doa dulu ya sayang sekarang kamu tidur ya udah malem" ucap bibi menyemangatiku.

Ketika sedang merapikan buku tiba2 ponselku berbunyi " kakakku " kenapa kakak telfon aku. Langsung saja aku angkat telfonnya.

"Assalamualaikum adekku" suara dari seberang sana.

"Waalaikumsalam kak giman kabarnya, ayah bunda gimana" tanyaku.

"Alhamdulillah sehat dek, kok kamu nggak pernah telfon kerumah lagi si apa kamu udah lupa ya sama kita disini"

"Ih kakak suudzon aja, aku kuliah sambil kerja kak jarang main hp maaf ya kak" ucapku lesu.

"Nggak papa sehat2 aja ya disana kamu, oh ya paman sama bibi gimana baikkan"

"Alhamdulillah baik kak"

"Yaudah kamu tidur gih besok kuliahkan"

"Iya kak yaudah ya Assalamualaikum kak"

"Waalaikumsalam adekku"

Sambunganpun terputus dan aku mulai memejamkan mata.

Jodoh Dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang