4

3 0 0
                                    


Alunan musik klasik menghanyutkan Ahri agar terlelap. Namun Ahri berusaha agar tetap terjaga. Tangannya melipat di atas meja. Ia sedang duduk di sebuah kafe. Dekat jendela. Tempat favoritnya. Meminum segelas ice Americano.

Ia mencoba mengistirahatkan matanya dari pekerjaan sialan yang tidak ada habisnya, yang sekarang berada di depannya. Tentunya Ahri sangat ingin membuang jauh-jauh Laptop tersebut.

Sesekali matanya tertuju pada pemandangan luar jendela. Lebih tepatnya keberadaan seseorang di luar jendela. Ia mengamati setiap pergerakan orang tersebut.

Lambat laun Ahri mulai tersadar.

Seperti tidak asing.. Ahri mengerutkan keningnya.

Ia mengingatnya.

Orang itu.. Ia seperti pernah melihatnya. Tapi, dimana?

Ahri mencoba mengingat kembali.

Sepersekian detik kemudian orang tersebut hilang dari pandangan Ahri. Mata ahri menelusuri jalanan yang berada di luar jendela mencoba mencari keberadaan orang itu. Namun nihil.

Aneh. Pikir Ahri.

Ia pun kembali memfokuskan diri pada laptop di hadapannya. Dan menyelesaikan pekerjaan sialan tersebut. Sambil sesekali meneguk ice Americano miliknya.

"hei honey.. Sedang apa?"

Ahri terkesiap melihat siapa yang berada di hadapannya saat ini. Mata Ahri membulat dan kemudian matanya menatap tajam. Menatap tajam pria yang berada di hadapanya saat ini.

Ahri kembali memfokuskan diri pada laptopnya. Mencoba se santai mungkin. "mau apa kau?" tanya Ahri. Nada suara memang tegas. Tapi sesungguhnya terdapat rasa takut pada hati kecilnya. Namun Ahri berhasil menyembunyikannya.

"ayolaah mau sampai kapan kau jual mahal terus huh? Berikan saja tubuhmu malam ini dan aku akan membantumu membayar seluruh biaya kuliahmu, Aku tahu kau sangat membutuhkan uang untuk biaya rumah sakit kakakmu, jadi jangan tolak tawaranku kali ini Ahri-ah" ucap orang tersebut. Wajahnya menampilkan smirk.

"sudah berapa kali kau mengatakan itu.. Dan kau sudah pasti tau jawabannya dan juga maaf aku bukan wanita murahan seperti itu Kim Taehyung-ssi" jawab Ahri sambil memicingkan matanya. Solah-olah ia akan menebas tubuh pria di hadapannya.

"eeyy.. Kau kan kurang mampu.. Jangan jual mahal lah.. Tapi kalau kau memang belum siap juga tak apa sih, aku akan tetap menunggu" ucap Taehyung dengan wajah menjengkelkan. Lalu tertawa.

"tapi maaf Kim Taehyung-ssi aku tidak akan pernah siap, dan aku tidak akan pernah melakukan hal tersebut di luar nikah.. Apalagi dengan kau!" Ahri geram. Ingin rasanya ia mencabik-cabik wajah tampan Kim Taheyung.

Taehyung menaikkan satu alisnya. Ia mendekatkan wajahnya ke hadapan Ahri. Menepis jarak di antaranya. Deru napasnya menyibak pelan poni Ahri. Lalu ia tersenyum.

"kalau begitu.. Bagaimana jika.. Kita menikah" ucap Kim Taehyung dengan suara yang sangat rendah. Sungguh menggoda.

Ahri tersentak. Matanya membulat.

Jujur, sebenarnya Ahri memang menyukai pria brengsek di hadapannya. Munafik kalau bilang Taehyung tidak tampan. Namun ia sangat membenci kelakuannya. Sangat brutal. Suka merendahkan orang Seenaknya. Menggunakan uang Semaunya. Dan gila. Mengingatkannya pada seseorang. Ahri membencinya.

"k-ka.. Kau-" ahri tergagap. Ia tidak dapat mencerna kalimat yang Taehyung lontarkan padanya. Tubuhnya membeku. Pipinya memanas.

"HUAHAHAHA" Taehyung tertawa keras.
"aku hanya bercanda bodoh.. Lihat wajahmu memerah, aku tahu kau menyukai ku.. Tapi jangan salah paham.. Aku hanya menyukai tubuhmu, bukan dirimu" ucap Taehyung dan berlalu pergi meninggalkan Ahri yang masih mematung akibat perkataanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang