Bangku Kayu Sekolah

753 3 0
                                    

Mati kaku,

Berjalan ragu,

Mau lihat depan takut ketahuan,

Tetap menunduk takut nabrak orang,

Harus bagaimana, aku harus melakukan apa?


Siang itu, sungguh terik terbaik sepanjang musim

Sebut saja itu kebetulan, kami bisa saling berpandangan

Aduhai, sungguh menawan wajah sendunya,

Meski redup senyum di bibirnya,


Bangku kayu sekolah

Seolah menjadi properti terbaik

Yang selalu ingin ku duduki

Mleihatnya duduk sendiri

Melihatnya berdiam diri

Rasanya ingin sekali ku dekati

Sayang beribu sayang,

Nyatanya aku tak sampai hati melakukan


Wahai pohon beringin,

Menarilah oleh semilir angin,

Hiburlah dia yang sedang bersikap dingin

Beri dia kedamaian dengan kerindanganmu

Sampaikan rinduku dengan lambaianmu,


Hei, Bu Kepala Sekolah

Pak Guru, Bu Guru yang tabah

Aku rindu salah seorang murid kalian

yang kelasnya di pojokan

Si gadis berwajah sendu yang menawan


Katakan,

Apa dia mendengarkan?

Apa dia mau ku ajak berteman?


Oh bangku kayu sekolah

Mengapa aku jadi lemah?


.

.

.

.

.


Maafkan kami yang baru update, semoga menikmati :)

Jangan lupa Like, Share dan Komen yang banyak yaaaaa!!!!

Salam Sastra!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Puisi RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang