7

2.8K 230 21
                                    

"Bentaaarr!" Teriak Adrian yang langsung berdiri saat pintu depan diketuk oleh seseorang. Padahal masih jam 8 pagi, tapi udah ganggu orang aja. Untung aja kedua orang tuanya lagi ada bisnis keluar kota. Kalau nggak udah dibentak tuh sama bapaknya Adrian.

Seperti kebiasaannya setiap pagi, Adrian setelah bangun bakal bikin sarapan sendiri, lalu membawa makanannya ke depan TV di ruang tengah, kemudian menikmati makanannya sambil nonton.

Tapi pagi ini ritualnya diganggu karena bunyi seseorang mengetuk pintu. Yang mana, itu menyebalkan banget. Ditambah, mood nya dari kemarin juga sedang nggak baik gara-gara Bali nggak menjawab satupun telfon dan pesannya.

Adrianpun membuka pintu.

"Pagi--" belum sampai orang itu menyelesaikan kalimatnya, Adrian sudah keburu menendang selangkangan orang tersebut. Tapi nggak terlalu keras. "Awww!!! Sakit, yang!!"

"Itu balasan buat pacar yang ditelfonin, di SMS-in, ditanyain, tapi nggak pernah menjawab!" Bentak Adrian sambil bersidekap dada, mendengus sebal pada Bali yang sedang mengusap-usap kejantanannya yang berdenyut-denyut.

Sementara Alex yang dari tadi berdiri di samping Bali, menatap Adrian horor.

"Lo!" Tunjuk Adrian tepat ke Alex. "Ngapain disini? Mau nyari gara-gara sama gue? Ha?"

Alex menyikut pinggang Bali meminta bantuan. Sebenarnya bukan bantuan juga sih, ide Bali untuk kabur ke rumah Adrian dulu karena kedua tempat mereka lagi nggak memungkinkan untuk pulang.

Bali lagi dikejar-kejar sama Ibu Kosnya dia karena belum bayar kos.

Sedangkan Alex, kalau seharian nggak pulang, nyampe rumah dia pasti bakalan langsung dibentak-bentak sama orang tuanya. Terlebih Papanya yang merupakan rektor utama Unand. Bisa dikuliahin dia dari pagi sampai malam. Apalagi kalau misalnya mereka tau kalau dalam sehari kemarin aja Alex ngabisin uang 50 juta.

Bisa di potong kepalanya sampai rumah!

Karena mereka ngambil travel malam dari Pekanbaru dan nyampenya pagi di Padang, Bali langsung mengusulkan untuk ke rumah Adrian dulu aja karena berdasarkan dari info yang pernah pacarnya bilang beberapa hari yang lalu, orang tuanya ada dinas keluar kota hari ini. Jadi sepertinya mereka bisa nginap. Hehe.

Misi Bali datang ke rumah ini tentu beda dengan misi Alex. Dia sekarang cuman butuh mandi, dandan dikit dan ke kampus buat ketemu sama Tian karena dia udah beli hape paling kekinian.

Oh, jantungnya berdebar-debar saat ini!

"Yang? Biarin kami masuk dulu boleh?" Kata Bali sedikit merintih kesakitan, masih memegangi benda pusakanya. "Kami capek banget baru pulang dari Pekanbaru—"

"—Pekanbaru? Jadi kemaren kamu ke Pekanbaru? Kenapa nggak kasih tau aku? Kenapa nggak—"

"Kami masuk dulu ya? Ya?" Bali meminta lagi, hanya saja kini memasang wajahnya yang paling memelas. Dan itu berhasil membuat Adrian luluh serta membantunya berdiri sambil meminta maaf berkali-kali karena tendangannya yang barusan.

Bali terlebih dahulu masuk bersama Adrian yang dengan setia melingkarkan tangannya di pinggang sang pacar, berharap itu bisa sedikit meringankan sakit di bagian anunya. Sedangkan Alex menyusul kemudian di belakang sambil melirik-lirik ponselnya yang sejak kemarin malam digunakan, sudah membuat heboh seisi kampus.

Gimana nggak? Dua jam setelah ponselnya dibeli, Bali langsung mendownload beberapa aplikasi sosial media ternama, membuatkan Alex akunnya—serta mengajarkan cara memakainya—kemudian menjadi followers yang pertama. Sepuluh menit setelah itu, grup angkatan mereka heboh mendengar kabar kalau Alex akhirnya memiliki akun sosmed. Sejak saat itu ratusan notif langsung masuk ke dalam iPhone X Alex yang terus bergetar di dalam tangan cowok ganteng tersebut kayak vibrator sedang hidup.

Kalau Aku Suka Dia, Dia Suka Aku Nggak?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang