part 10

1 0 0
                                    

Kebisuan telah menjadi arti,teramat dalam ku rasai,ketika rasa tak lagi kuasai,bola matamu memancarkan keindahan.meski jari jemarimu tak dapat ku genggam.aku yang selalu menatapmu yang pernah mengulum  senyuman.ketika ku menyadari kehadiranmu tak dapat ku jamah.

      -wandaBerliana-

"Hooaaaamm..eeeh kok gak ada yang bangunin gue sih pada kemana nih penghuni rumah."

Yap lebih tepatnya aku sekarang bangun lebih pagi karna aku tak ingin telat ke sekolah,jemputan yang biasa aku tumpangin sekarang dia lagi ada di kost kostannya biasa punya abang sok sibuk ya gitu.yah wajarin aja katanyamah lagi nyelesain skripsinya yang bentar lagi abangku mau wisuda.

Setelahnya membereskan kamar tidur,aku turun tangga untuk kedapur karna perut ku sudah tak bisa berkompromi namun aku heran sepagi ini ibu dan adikku kemana jangan tanya ayah1 kalo ayah sudah pasti bekerja di kantornya sejak kemarin sore.

Terlihat sepucuk surat di atas tudung saji aku langsung saja membuka surat itu.

Isi suratnya.,"sayang mamah berangkat ke rumah nenek kamu,soalnya nenekmu nagabarin mamah katanya lagi sakit.mungkin mamah di sana sekitar 1 bulan buat ngurusin nenek kamu,kamu jaga kesehatan,jangan lupa belajar.gak boleh ketinggalan sholat,besok sore abang kamu pulang.dah sayang.
TO : mamah."

Aku yang membacanya pun sambil mengerucutkan bibirku.
"Kebiasaan banget sih mamah ih." Celoteh ku.

Kini aku langsung mengambil handuk untuk cepat cepat mandi dan bersiap.setelah itu aku sempat berfikir.
"Lah mamah gak nitipin gue duit jajan apah hiiih terus gue jajannya gimana dong."

Lalu aku mengambil sebuah benda persegi panjang dari dalam tasku

Tuut tuut tuut.

Aku : halo kakak gue yang teladan,yang ganteng,yang keren bagi duit dong.gue gak di kasih nih sama nyokap kak.transfer 2jt buat sebulan ya.ok makasih abangku sayang.

Tak lain dan tak bukan barusan aku menelvon abang Rei.dan meminta uang bulanan yang di titipkan ibunya untuk keperluan satu bulan ku.

#di sekolah.

Pada saat aku melangkahkan kakiku dan menuju koridor sekolah sepasang mata ku tertuju pada seseorang yang selama 1 tahun ini mengisi hatiku.

Batinku.
"Ya allah kuat in gue.gue tau gue cinta tapi tolong buang rasa cinta gue ke dia."

Aku langsung berjalan kembali dengan menyeka air mata yang ada di pelupuk mataku.sungguh itu sangat menyiksa,,ke banyak an mereka hanya bisa diam dengan apa yang mereka lihat,namun aku tidak.aku hanya bisa memendam sebuah rasa tanpa aku berkata sedikitpun kepada orang yang di maksud.aku terlalu takut  untuk mengatakannya,aku juga terlalu terisak ketika cintanya dekat dengan wanita lain.tapi apa daya siapa dia,mengharapkan cinta tanpa kepastian yang ada.

" lo kenapa na.mata lo sembab abis nangis lo..cerita ngada na jangan die mulu lo."
Vingki yang melihatku pun merasa ada yang aneh terhadap ku.yang berangkat pagi pagi sudah di banjiri air mata.

"Aaaaaaa..hiks.hiks.hiks.lo jahat ki,lo jAhat."

Tak butuh waktu  lama aku langsung berhamburan di pelukan vinki.sedangkan vingki hanya bingung di buatnya.

"Lo kenapa sih.."

"Risky,gue liat dia gandengan sama Na-bi-la." Kata ana yang masih menangisi kejadian tadi hingga bicaranyapun masih terbata2.

"Yaelah gue kira lo kenapa.Udah sih lupain nape.."

Sebenarnya ada baiknya apa yang di katakan vingki kenapa aku harus cengeng untuk menangisi seorang laki-laki yang tidak punya hati.bukankah begitu banyak cinta di dunia ini.Oh tuhan kuatkan aku.

Kriiingggggg.....kringggggg....

Bel berbunyi pertanda masuk sekolah.semua penghuni sekolah langsung masuk ke kelas mereka masing masing.termasuk aku yang masing termenung dalam sedihku.

"Udah na lo gak usah sedih.kalo dia di ditakdirkan buat lo,ntu jodoh gak bakal lari dah.percaya heh sama gue."
Vingki menenangkan ku dengan mengusap pungungku halus.

"Hem.makasih yah udah nguatin gue."

Kini aku dan vingki duduk di bangku masing masing.tak beberapa lama guru yang mengajar mata pelajaran matematika itu masuk kelas ku.

"Assalamualaikum anak-anak..." salam ibuk astri.seorang guru cantik,yang berperawakan fres karna memang ia masih muda dan beranak 1 yang masing berusia sekitar 8 bulan.

"Waallaikummussalam buk." Jawab kami.

Selama proses belajar mengajar,aku sama sekali tak ada yang masuk ke dalam otakku.yang jelas pikirkanku sudah berlarian kesana kemari tak tentu arah.Ya aku masih memikirkan kejadian tadi pagi.

"Ana ketika ibu mengajar tolong di perhatikan ya."
Buk astri menghampiriku dan melambai lambaikan tangannya kedepan wajahku.

"Ana.."Aku masih bengong.

"ANA ANANDA ZULAIKA SUHAIMIII.."
beliau berkata

"Hadir buk.."

Suara gelak tawa seakan memecah keheningan di kelas tersebut...sedangkan aku,aku hanya bonging,,,bagaimana bisa mereka tertawa memangnya ada yang lucu..

"Bisa kah anda fokus dalam pelajaran saya nona ANANDA."
tegas namun penuh penekanan di akhir perkataannya.heran,,memang apa salah saya..

"Salah saya apa sih buk.."

"Bukankah anda sedari tadi melamun dan tidak mendengarkan apa yang sedang saya terangkan di depan.."

"Enggak ya bu,,ngaco si ibukmah.."
Kataku tidak percaya.

Kini bu astri melangkahkan kakinya dan maju ke arakan tepat berada di depan meja yang aku tempati..aura marah yang sempat ia tahan terlihat jelas di depanku..mungki ia menahan amarahnya karnaku yang sok bodoh dan mengelak darinya..

"Keluar dari pelajaran saya.."

Aku membelalakkan mataku ... ni guru galaknya gak ketulungan....yah langsung saja tanpa basa basi aku menggleyor meninggalkan guru tersebut.

******

Vote and comment.
Happy reading.

BINTANGKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang