PROLOG

519 7 186
                                    

Ada masa dimana ketulusan dan cinta lenyap oleh pengkhianatan. Semua yang kau anggap baik, belum tentu menjawab sama. Terkadang realita tak sesuai dengan harapan mu. Begitu pula dengan kebahagiaan seseorang yang mudah saja dikendalikan oleh harta dan tahta. Tak seorang pun tahu, Bagaimana takdir menjawab misteri hidup mereka, yang pasti hidup akan terus, sampai batas waktu yang telah ditentukan....

◆◆◆◆◆

Pagi yang cerah menandakan segera dimulai nya aktifitas harian para warga desa. Tak terkecuali para pedagang yang juga mulai membuka gerai toko-toko nya. Aktifitas di pasar memang selalu padat dan ramai oleh para pengunjung. Banyak sekali orang yang berlalu lalang di sekitar pusat perdagangan tersebut untuk melakukan aktifitas jual beli maupun hanya untuk sekedar melihat-lihat berbagai jenis barang yang di pamerkan disana.

Seorang gadis bangsawan nampak tengah berjalan-jalan santai sambil memilih-milih kain sutera untuk dijadikan bahan pakaian. Tangan lincah nya pun terus membalik helaian demi helaian kain sutera untuk dipilih berdasarkan selera nya. Dari cara nya memilih, nampaknya gadis ini benar-benar memperhatikan segala sesuatu nya secara detil. Ia tidak ingin Jika kain yang dibelinya tergores noda sedikit pun, sampai pada akhirnya, pilihan nya pun jatuh pada sebuah kain hijau yang nampak ellegant, warna hijau daun terlihat mendominasi keseluruhan motif nya.

"Aku ambil yang ini. Berapa harga nya?" tanya gadis bangsawan itu sambil menatap lekat kearah penjual kain. 

"450 keping agassi. Kualitas bahan nya sangat baik. Saya jamin, agassi tidak akan kecewa." respon pedagang kain tersebut dengan gaya persuasif nya.

"Ini uang nya, tolong di kemas yang rapi!" respon gadis bangsawan ber-hanbok merah muda itu sambil menyerahkan sekantung uang berisi 450 keping.

"Baik agassi. Tunggu sebentar." respon si pedagang sambil membungkus kain sutera tersebut.

"Eunha agassi? Rupanya Kau ada disini? Bagaimana kabar mu? Ku rasa sudah lama Kita tak bertatap muka." sapa seorang gadis bangsawan ber-hanbok biru muda sambil tersenyum ramah kearah gadis sangar yang baru saja disapa nya itu.

"Kabar ku sangat baik Yein agassi. Belakangan ini aku sangat sibuk, jadi aku jarang sekali bepergian keluar rumah. Kau sendiri? Sedang ada kegiatan apa disini?" respon gadis bernama Eunha tersebut sambil menatap gadis cantik dihadapan nya dengan tatapan menyelidik.

"Ohh, aku kemari juga untuk membeli kain sutera." respon gadis cantik bernama Yein itu sambil memilih kain sutera di hadapan nya.

"Ekhmm, Yein agassi, apakah kau juga berniat untuk mengikuti seleksi pemilihan wangsejabin (putri mahkota)? Untuk itu, kau membeli kain sutera kemari?" tanya Eunha menatap lekat Yein.

"Ne, ayahku dan kakak ku sangat mendukung ku untuk mengikuti seleksi tersebut. Ku harap, aku tidak mengecewakan mereka." respon Yein sambil tersenyum ramah menyikap tatapan tidak suka yang ditujukan Eunha terhadap dirinya.

"Mentri Jeong sangat beruntung memiliki seorang putri yang cantik dan bertalenta seperti dirimu. Ku harap, kita bisa bersaing sportif di ajang ini. Semoga beruntung Yein agassi. Sampai jumpa di tahap seleksi pertama besok lusa." ucap Eunha sambil tersenyum miring sebelum ia dan dayang nya bergegas pergi dari hadapan Yein.

"Terimakasih banyak atas pujian nya Eunha agassi. Begitu pun dengan dirimu, mentri Park sangat bangga memiliki putri secantik dan secerdas dirimu. Siapapun yang terpilih menjadi wangsejabin (Putri mahkota) untuk mendampingin wangseja (Putra mahkota) nanti, aku percaya itulah yang terbaik. Kita ini bukan saingan Eunha agassi. Kita adalah teman. Teman seperjuangan." respon Yein sambil tersenyum tulus menampilkan kebesaran hati nya. Sementara Eunha yang merasa tersinggung dengan ucapan Yein malah pergi sambil tersenyum palsu.

Scent Of Flower (BTS ❤ Lovelyz)Where stories live. Discover now