3. Raditya

4.9K 305 1
                                    


Nabila melihat seorang pemuda seumuran abangnya di ruang tamu. Ia baru saja pulang sekolah masih dengan seragam SMP-nya dan tas gendong warna pink-nya. Wajah pemuda itu terlihat tampan dan mengagumkan di matanya.

"Eh Dit..., ini nih adek gue, masih SMP. Bil, kenalin, ini temen kuliah Abang, Raditya." Nabila tersenyum dan menyalami pemuda itu yang dibalas oleh senyum juga olehnya. Sesaat, Nabila terpaku pada manik hitam tajam Radit dan entah kenapa jantungnya berdegup kencang. Hal yang biasa untuk remaja putri seusianya menyukai lawan jenis. Tangan besar pemuda itu terasa hangat melingkupi tangan mungilnya. Radit melepaskan jabatan tangan mereka dan kembali lagi melanjutkan obrolannya dengan abangnya. Nabila merasa kehilangan saat jabatan tangan mereka terlepas.

"Nabil ke kamar dulu ya, Bang?!" pamitnya kepada Raffi. Pemuda itu hanya mengangguk dan fokus kembali dengan obrolannya bersama Radit. Diam-diam, Nabila memperhatikan Radit yang sedang asyik mengobrol dengan abangnya sambil tertawa entah apa yang sedang mereka bicarakan dari balik pintu kamarnya. Ia tersenyum saat melihat berbagai ekspresi pemuda itu. Senyumnya, suara tawanya yang terdengar ceria tanpa beban entah kenapa membuat hati Nabila bergetar dan betah berlama-lama memandang pemuda itu.

"Bu, maaf, sekarang Ibu masuk di kelas kami." Nabila tersentak dari lamunannya saat suara siswa yang memanggilnya menyadarkannya kembali dari memori masa lalunya. Ia tersenyum tipis.

"Eh, iya. Maaf ya, Ibu lupa. Ayo kita masuk!" kedua siswa itu hanya mengangguk. Nabila berdiri dari duduknya sambil meraih alat-alat mengajarnya dan mengikuti siswanya keluar ruang guru.

***

"Erosi itu adalah pengikisan lapisan tanah secara perlahan dalam kurun waktu yang lama bisa oleh air, angin, es, air laut, tergantung jenis erosi itu sendiri. Coba, sebutkan beberapa jenis erosi yang kalian ketahui!" jelas Nabila sambil mengangkat sebelah tangannya. Beberapa siswa mengangkat tangannya.

"Ya, coba kamu!" tunjuk Nabila kepada salah seorang gadis berhijab yang duduk di bangku paling depan.

"Erosi air laut, erosi angin, erosi es atau gletser, erosi air sungai."

"Bagus. Erosi sering disebut juga dengan abrasi. Abrasi air laut sering terjadi di sekitar pinggir pantai. Apa kalian pernah melihat suka ada tembok yang dibangun di pinggir pantai? Ada yang tahu fungsinya untuk apa?"

"Untuk meminimalisasi terjadinya pengikisan." Nabila tersenyum dan mengangguk.

"Ya, betul. Tembok yang dibangun berfungsi untuk menahan air laut yang terus mengikis pasir di pinggir pantai."

Nabila terus ceramah panjang lebar menjelaskan materi di depan para siswanya sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan jam pulang dan bel telah berbunyi nyaring. Para siswa mendesah lega.

"Baiklah, cukup sekian untuk materi hari ini, jangan lupa dikerjakan PR-nya. Kalian bisa cari artikel yang berkaitan di internet atau di perpustakaan.

"Iya, Bu." jawab mereka serempak."

Tak lama, mereka mulai berdo'a untuk mengakhiri sesi pembelajaran hari ini. Mereka serentak berdiri dan menyalami Nabila secara bergantian. Nabila membereskan peralatan mengajarnya dan mejanya.

"Bu Nabil...." Nabila mendongakkan kepalanya dan melihat dua siswi yang sedang tersenyum malu-malu ke arahnya. Ia balas tersenyum.

"Rena, Adhya, kalian belum pulang?" tanyanya. Kedua siswi itu menggeleng.

"Boleh gak kami minta waktu sebentar? Kami mau curhat sama Ibu." pinta salah seorang siswi yang berambut panjang dan diikat satu. Nabila tersenyum.

The Wildest DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang