Cinta Ini Membunuhku

98 6 1
                                    

    Angin berhembus perlahan membelai rambutku, seakan tahu hatiku dirundung kesedihan yang mendalam. “Anaknya tidak boleh terlalu stres ya bu, itu juga bisa memicu kambuhnya penyakit ini”. Kata-kata itulah yang dikatakan dokter kepada ibuku. 6 bulan yang lalu aku didiagnosis memiliki leukimia, sejak saat itu aku selalu mengurung diri di kamar. Ayah dan ibuku juga prihatin pada perubahan sikapku yang tiba-tiba, sebelumnya aku dikenal sebagai anak yang ceria dan memiliki semangat yang tinggi. Tetapi, semangatku telah memudar sejak saat itu.

                             ***

   Satu semester pertamaku di SMP pun telah terlewati, kini saatnya menguji seberapa kemampuanku menyerap pelajaran yang di berikan oleh guru.

[di ruang 15]

   Saat aku mulai masuk di ambang pintu, kedua mataku tertuju pada salah seorang di sana, kulihat nama yang tertera pada seragamnya “Andika Febriansyah” gumamku dalam hati sambil melamun aku terus berjalan mencari tempat dudukku. Tiba-tiba Dina dan Icha datang menghampiriku. “woii...mikir apaan sih?” tanya Icha yang mengagetkanku “iya, dari tadi lo bengong aja?” tambah Dina “eh...itu, gue lagi mikir nanti yang keluar apa aja di ujian” kataku seraya mengambil buku dari dalam tas. “ah...tenang aja deh Nis, urusan itu kita kan friends. Haha” ujar Dina. “Haha lo tuh ya.. okelah, mau kemana nih?” tanyaku “ke depan kelas yuk!” jawab Icha. “Anisa...!!!” teriak seseorang memanggilku dari kejauhan, yang ternyata Alvina. “kenapa Al?” tanyaku penasaran “ah.. ga’papa kog manggil aja” jawab Alvina singkat “yah elah, songong tuh anak” sungutku.

   Tak beberapa lama kemudian bel tanda masuk pun dibunyikan, aku dan teman-temanku bergegas untuk masuk kedalam kelas, aku sedikit terkejut saat seseorang duduk di depan bangkuku. Andika biasa  teman-teman memanggilnya, dia kakak kelas 8. Di sekolahku saat ulangan semester, kelas 7 dan kelas 8 dijadikan satu dan di bagi menjadi dua ruang (satu bangku dua orang, kelas 7 dan 8). Aku tidak menyangka kak Andika duduk di depanku. Di saat aku melihatnya tak tau mengapa hatiku berubah menjadi gembira, bahkan aku mulai merasa jika semangatku mulai terbangun kembali saat aku menatapnya, ku rasa aku mulai tertarik padanya.

                             ***

    Hari berikutnya, aku mulai dekat dengannya hingga suatu hari aku menyadari bahwa aku menyukainya, kegembiraanku perlahan-lahan mulai kembali. Diam-diam aku mengawasinya di sekolah, kita saling menyapa satu sama lain saat bertemu waktu berangkat ataupun pulang sekolah, walaupun itu hanya sebuah senyuman yang manis.

    Satu minggu kemudian semua kelas kembali seperti semula, namun kita tetap menyapa jika saling bertemu. Hingga suatu ketika aku menghadiri kelas olahraga karena sudah lama tidak bertemu dengannya, kebetulan jam pelajaran olahraga kita sama. Demi dia aku rela melanggar hal yang membahayakan jiwaku. Benar saja, keesokan harinya aku mulai merasakan hal yang pernah aku rasakan sebelumnya, aku di bawa ke rumah sakit dan harus menjalani pengobatan rawat inap di sana kurang lebih satu minggu. Di saat itu aku mulai merasakan perubahan lagi pada sikapku, yang menjadi pendiam dan terkesan cuek. Mulai hari itu jika aku bertemu kak Andika aku tidak pernah menyapanya, walaupun sebenarnya aku masih menyukainya.

                            ***

   Suatu ketika aku ingin merubah sikapku seperti dulu,namun sangat sulit untuk merubahnya lagi. Namun aku melihat perubahan sifat pada diri kak Andika juga, ia terkesan ingin menjauhiku dan menghindariku. “apa dia marah  ya? Gara-gara aku cuek sama dia? Ah..GR amat sih aku ini” pikirku dalam hati.

   Ujian Semester 2 pun semakin mendekat, tinggal beberapa minggu lagi. Bukan hanya perlu persiapan mental, namun bagiku juga perlu persiapan fisik. Andai saja aku tau apa sebab dia menjauhiku...

    Ujianpun telah tiba, aku bertemu kembali dengan kak Andika, perasaanku kali ini senang bercampur takut, senang karena bertemu kak Andika, dan takut jika kak Andika benar-benar menjauhiku. Aku takut kehilangannya, benar-benar takut kehilangannya.

BEAUTIFUL LIFE💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang