prolog

61 10 10
                                    


Sebelum aku ketemu kamu, aku gak pernah tau kaya apa rasanya memandang seseorang sampai gak bisa berhenti tersenyum.

Kata itu selalu terangkai jelas dalam pikiran, sekalinya mencoba untuk melupakan walau hanya satu kata agar bisa membuka lembaran yang baru selalu saja tak berhasil, hingga kesekian kalinya mencoba, hingga ada niatan untuk menyerah.

Kamu yang selalu terlihat indah, kamu yang mempunyai tempat teristimewa dihati ini, kamu yaang selalu menjadi orang pertama setiap kali aku menangis. Kemana kamu yang dulu, aku rindu itu semua.

Tangis dan isakan semakin menjadi jadi, kini semua terasa sangat tidak bisa dipercaya, kehilangan dirinya adalah suatu titik kelemahan dan kehancuran.

"Gw benci, Kenapa semuanya harus gw yang rasain, gw udah coba lupain lo tapi hasilnya nihil, sekarang disaat gw udah mau melepas dan merelakan lo, lo dateng mohon agar gw gak pergi, setelah semua perlakuan kasar yang lo lontarkan ke gw, dan setelah semua kata manis yang lo ucapin barusan, gw gak tau harus apaa, lo bikin keadaan tambah rumit". Teriaknya melontarkan seluruh amarahnya, sambil terus mengeluarkan buliran air mata.

Kini perempuan yang memiliki rambut hitam pekat dengan sedikit poni tipis, berhidung pesek, juga pipi yang tembem hingga yang melihat nya teringit mencubitnya itu beranjak dari tempat dimana ia melampiaskan semua amarahnya.

°°°°°°°°°

"Lo jadi pindah?". Tanya seseorang yang berada dekat dengannya sekarang.

"Jadi maaf ya, ini dah jadi keputusan gw, tapi tentang aja, gw bakal sering sering main kesini kok". Jawabnya disertai senyumnya yang sangat manis.

"Tapi dia...". Belum selesai seseorang disampingnya menyelesaikan kalimat ia terlebih dahulu memotongnya. "Gw mau belajar gimana jadi orang jahat, biar dia tau apa yang gw rasain selama ini". Jelasnya sambil menekan kata jahat.

"Owh semangat, pasti bakal sepi gak ada orang secerewet lo, seseru lo, serese lo, semangat ama sekolah baru, eh maksudnya sekolah lama ya wkwk, semangat". Sebuah kata yang membuatnya memeluk seseorang sisebelahnya yang tak lain adalah sahabatnya.

"Iya makasih ya udah semangatin gw, besok dateng ya kerumah gw, jam 10". Jawab nya sambil terus memeluk erat sahabatnya.

"Iya apa sih yang enggak buat sahabat gw yang punya pipi segede kue bapau". Jawab sahabatnya sambil melepas pelukan nya dan beralih mencubit pipinya.

Kring...Kring...
Bel pulang berbunyi, ia kini sedang berjalan menuju gerbang menunggu sang ayah menjemput, tiba tiba seseorang yang tak ingin ia lihat wajahnya menghampirinya.

"Maafin gw plis, jangan pergi". Minta lelaki itu sambil berusaha menggenggam tangan seseorang yang kini sedang ada dihadapanya.

"Lepasin gw, jemputan gw dah sampe, maaf klo ini bikin lo sakit, dan selamat tinggal". Jelas perempuan itu sambil berusaha melepaskan genggaman lelaki itu.

°°°°°°°°°°
Sang bulan masih setia menyinari gelapnya malam ditemani sang bintang yang membuat indah sekitarnya, diambilnya sebuah buku yang mengetahui setiap perjalanan hidupnya. Ya itu adalah sebuah buku diary berwarna biru muda yang kebetulan biru adalah warna kesukaannya pemberian ibunda. Ditulisnya sebuah kata penuh makna perwakilan dari semua rasa yang terdapat dalam hatinya.

Maaf jika ini membuat kau sedih.
Hati ini memilih pergi.
Meninggalkan semua luka pilu.
Karna semua keperdulian ku tak 
pernah dihargai.
Jangan tanya apa alasan ku
pergi.
Karna secara tidak langsung
sikapmu menyuruhku pergi.
Setelah semua yang kau perbuat
tidaklah mudah untuk
dimaafkan.
Hargai selagi ada.
Relakan setelah tiada.

Sebuah kata kata yang indah, itu yang kini ia rasakan. Melepas untuk menerima yang baru. Melepas semua beban. Merangkai semua yang baru. Menjadikannya sebuah pembelajaran untuk kedepannya.

Tak terasa air mata menetes tanpa memberikan aba aba, ditaruhnya buku dan pena. Dihapusnya air mata, memilih untuk beranjak ke tempat tidur nya bertemakan biru, karna ia suka biru. Menutup lembaran cerita, membuka lembaran kosong untuk memulai yang baru.

Kini ia tertidur, berkelana dalam dunia mimpi, dalam balutan selimut untuk melindunginya dalam dingin. Berharap kebahagiaan datang untuk mengembalikan kecerian yang ada, itulah doa yang ia sampaikan kepada tuhan sebelum ia tidur.

"Bulan lindungi lah dia dalam malammu, jangan biarkan air mata nya menetes lagi. Waktu berikan lah aku kesempatan untuk menjelaskan. Hujan jadilah dimana aku akan dipertemukan lagi dengannya. Tuhan rencanakan semuanya dalam rangkaian indah yang akan ku jelaskan nanti kepadanya diwaktu yang tepat dimana bulan bersinar terang disertai hujan yang mengindahkan suasana". Harapan seseorang dari balik malam mendoakannya yang kini sedang berkelana dalam mimpi.

°°°°°°°°

Hai...
Maaf kalau ada typo nya juga maaf kalau kata nya bertele tele, karna aku baru pertama bikin dan masih belajar. Hehehe...
Jangan lupa vote and komen.
See you again..








You and me foreverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang