our promise 1

5.1K 124 3
                                    

Aku termenung menatap kosong hamparan taman di depanku. Aku sangat menyukai duduk ditaman ini. Jika ditanya alasannya, entahlah aku tidak tau kenapa.

Rasanya sangat pas sekali duduk ditaman sambil membaca salah satu novel yang aku pinjam dari temanku ini.

----

Perkenalkan namaku Alira Sabina umurku 17 tahun dan dan aku bersekolah di salah satu SMA di kota Bekasi.

Aku mempunyai dua orang sahabat namanya Brigita Sagita yang biasa dipanggil Gita dan Indry Safira yang biasa dipanggil Fira.

Jika aku jatuh mereka akan membantuku untuk bangkit kembali. Jika aku sedih mereka  yang ada untuk menghiburku.

Biarpun kadang mereka membuatku kesal. Tetapi mereka pulalah yang membuatku tertawa dengan kekonyolan mereka.

Gita yang dewasa dan selalu memberi solusi jika sahabatnya lagi ada masalah. Sedangkan Fira yang polos dan berlawanan dengan pemikiran Gita.

Jadi jangan kaget jika mereka berdua akan selalu beradu argumennya.

Biarpun begitu aku merasa beruntung memiliki sahabat seperti mereka berdua. Yang selalua ada disampingku.

Dan kami disebut sebagai kelompok triple S. Aneh memang kenapa bisa nama kami bertiga sama. Mungkin kebetulan.

----

Ttteett

Suara tersebut menyadarkan aku untuk kembali kepada kenyataan yang ada. Aku segera menutup novel yang tadi kubaca dan segera kembali ke kelas.

XII-IPA1

Nama yang tertera didepan pintu kelas itu. Dan aku segera masuk ke dalam kelas tersebut.

Saat aku hendak duduk dibangku seseorang memanggil namaku dan aku merasa tidak asing dengan suara tersebut.

"Alira.." Ucap seseorang yang berdiri diambang pintu kelasku.

"Iya.." Balasku dan berjalan menghampirinya.

"Em.. kita bisa bicara sebentar?" Tanyanya kepadaku dan seketika ruang kelas menjadi sangat riuh.

"Cieee.. Aliraaa cuit cuit" teriak seluruh teman dikelasku.

"Apaaan sih.. lebay amat kayak anak kecil" balasku sedikit berteriak dengan wajah yang kesal.

"Jadi bisa Al?" Ucap seseorang yang ada didepanku ini.

"Oh iya bisa kok An. Emangnya mau bicara tentang apa?" Tanyaku kepadanya.

"Itu.. kita keluar aja dulu bicara diluar." Balasnya dan menarik pelan tanganku.

Dia membawaku ke taman belakang sekolah dan kami duduk disalah satu bangku yang ada.

"Mau bicara apa An?" Tanyaku memecahkan keheningan yang ada

"Em.. aduh.. gimana yaa bilangnya" ucapnya dengan gugup.

"Bilang aja kali An gak usah sungkan" balasku menenangkannya.

"Kamu tau kan kalau aku orangnya gak suka basa basi" ucapnya sambil memegang kedua tanganku.

"Iya aku tau..  jadi?" Balasku sambil menatap matanya.

"Kitakan udah dekat, udah saling kenal"

"Iya terus?"

"Kamu tau aku gimana orangnya. Begitu pula sebaliknya."

"Iya An. Bilang aja mau ngomong apa. Jangan bikin aku penasaran deh Sean."

"Kamu mau gak jadi.. jadi pacar aku?" tanyanya.

"Apa,aku gak salah dengar kan?" Jawabku dengan nada tak percaya.

"Kamu,gk usah jawab sekarang gk papa kok." Balasnya cepat sambil menatapku.

Aku terdiam mencerna semua perkataannya.

"Kamu  enggak salah makan kan? Kamu sakit ya atau  tadi kesambet?" Tanyaku sambil menempelkan tanganku kedahinya.

"Apansih.. aku gk sakit kok Al. Apalagi kesambet." Balasnya sambil menurunkan tanganku yang berada didahinya.

"Tapi.."

"Tadi kan aku udah bilang enggak papa kalau enggak jawab sekarang. Aku akan nunggu jawaban kamu kok. Apapun itu. "  sambil mengacak rambutku.

Aku masih terdiam mematung atas apa semua yang dia katakan kepadaku.

"Alira? Hei.." ucapnya sambil melambaikan tangannya didepan wajahku dan menyadarkanku dari lamunan.

"Iya An?."

"Nanti kamu pulang sama siapa?"

"Sama Gita lah . Kau kan tau sendiri." Memang aku selalu pulang dengan Gita. Sedangkan Fira selalu diantar dan dijemput.

"Hehe.. kalau gitu nanti aku yang nganter kamu ya?"

"Eh? Gk usah An aku bisa pulang sama Gita kok." Aku menolak ajakannya.

"Gk papa. Aku kan mau nganter calon pacar aku. Kalau gitu nanti aku jemput di kelas kamu ya."

"Tapi.."

"Tanpa penolakan" ucapnya dengan senyum manisnya.

---

Our Promise { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang