Our Promise 2

1.9K 64 0
                                    

Aku berjalan menuju kelas dengan perasaan yang sulit diartikan.

Perkataannya beberapa saat yang lalu membuat aku menjadi bimbang, sangat bimbang.

Aku sampai lupa menceritakan seseorang yang baru saja menyatakan cintanya padaku.

Namanya ialah Sean Hakim ketua osis di sekolahku. Orangnya cuek dan sangat sangat tertutup.

Dia salah satu cowok populer di SMA dengan ketampanannya yang membuat banyak perempuan ingin menjadi pacarnya. Dia mempunyai beberapa orang sahabat yang sangat mendukung dia dan selalu ada ketika dia jatuh.

Pertama Kevin Pratama yang biasa dipanggil Kevin. Jika bicara tentang  Kevin dia adalah orang yang humoris, manis dan sangat nyaman diajak curhat.

Kedua Raffly Aditiya yang biasa dipanggil Raffly. Bicara tentangnya hanya satu kata untuknya yaitu playboy. Jadi jangan coba untuk menjadi pacarnya karena dia akan membuat air matamu tidak pernah berhenti.

Yang terakhir bernama Tama  Laksmana. Sedangkan yang satu ini adalah yang paling dewasa diantara ketiga sahabatnya. Paling mengerti perasaan seseorang, dan sangat tegas.

---

Aku berjalan menuju taman dan merenungkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Menikmati udara yang sangat menenangkan pikiran dan hatiku saat ini. Tetapi tidak untuk sekarang dua orang yang selalu merusak ketenanganku.

Siapa lagi jika bukan Gita dan Fira. "Yampun Al kau dari mana aja? Tau gk tadi kau ditanyain guru" tanyak Gita dan duduk disampingku.

"Astaga Gita, kau kan tau kalau Alira ke taman itu pasti ada masalah atau dia lagi badmood" jawab Fira sedikit sewot.

"Aku tau,kita kan sahabatnya masa dia ada masalah kita diami aja,kan gk mungkin!" Balas Gita tak kalah sewotnya.

Aku yang dari tadi mendengar perdebatan antara mereka berdua merasa sangat kesal.

"Hukuman membunuh orang berapa tahun penjara ya? Kalian tau gak?" Tanyaku kepada mereka berdua tanpa mengalihkan  pandanganku.

"Eh kalau enggak salah sih, 4 atau 5 tahunan deh. Tapi sih tergantung gimana cara membunuhnya kalau kau udah menyusun rencana pembunuhan ya lebih." Jawab Fira dengan nada polosnya.

Sedangkan Gita terdiam dan mencerna perkataan ku.

"em.. emangnya kau mau bunuh siapa Al?" Tanya Gita sambil menatapku curiga.

"Siapa lagi kalau bukan kalian berdua" kataku sambil menggengam tangan mereka berdua.

Kecurigaan Gita ternyata benar dan dia merasakan ketakutan

"Eeeeh,Alira aku mau ke toilet bentar ya" jawab Gita sambil berusaha melepaskan tangannya dariku tapi bukannya terlepas aku semakin menggenggam tangan Gita dan Fira.

"Kau,kok tega sih emang salah kita apa?" Jawab Fira dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Aku tertawa dengan sepuasnya tanpa henti.

"Hahahahaha"

"Yaampun Al, aku merasa kau seperti psikopat yang lagi lapar" ucap Fira sambil menatapku dengan wajah ketakutan.

Aku semakin tertawa dengan lepas. Rasanya ekspresi mereka harusnya diabadikan.

"Aku cuma bercanda kali Fira, gak usah dianggap serius" jawabku masih sambil tertawa.

"Kau cuma bercanda?, kau membuat aku ketakutan dan Gita juga, kau senang? Gak lucu tau gak!" Jawab Fira dan menatapku kesal.

"Really? Hei seharusnya yang kesal itu aku. Kalian tiba tiba dateng gangguin aku tau gak." Balasku menatap Fira.

"Udahlah kok malah tatapan-tatapan gitu sih kalian. Nanti jatuh cinta lagi. Kan repot." Sahut Gita dan membuat kami berdua mengalihkan pandangan kami ke arah Gita.

"Astaga.. jangan liatin aku kayak gitu. Eh ngomong-ngomong tadi bicara apa aja sama Sean sampai-sampai bolos?" Tanya Gita sambil memegang pipiku dan Fira dan mengarahkannya kearah depan.

"Aku pusing banget kalo bahas tentang sih  Sean. Kalian tau gak dia ngomong apa ke aku?"

"Ya enggak lah kan kau belum cerita ke kami Al" balas Fira sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hehe... iya lupa aku. Oke nih aku bilang ya. Dia.. dia itu.. aduh gimana ya bilangnya" ucapku dengan mengacak rambutku sendiri.

"Dia mau bunuh kau, mau begal kau, mau nyandra kau atau di---"

"Apaan sih Fir gak nyambung amat. Mana mungkin  Sean Hakim cowok tampan sejagat SMA kita ini mau bunuh Alira. Dan kau Al, bilang aja kenapa. Dia emangnya bilang apa ke kau penasaran nih"

"Dia nembak aku."

"Apa? Tuh kan benar. Dia nembak yang mana Al? Pakai pistol ya? ada yang luka Al?" Tanya Fira kepadaku sambil memeriksa apakah ada yang luka di tubuhku.

"Fira  Sean nembaknya enggak pakai  pistol, tapi pakai cinta. Dan dia nembak Alira tepat di lubuk hati Alira. Iya kan Al?" Jawab Gita dan menatapku dengan senyum manisnya dan dia mengedipkan matanya kepadaku.

"Apaan sih Git.. ngapain senyam senyum kayak gitu. Jijik tau aku liatnya..."

"Heheh... terus kau jawab apa Al? Kau terimakan?" Tanya Gita dan menatapku serius.

Sedangkan Fira, sih polos yang satu ini masih mencerna apa yang sedang kami bicarakan.

Teeett

Suara tersebut langsung membuat aku bangkit dari tempat duduk.

"Lagi malas aku bahas itu." Ucapku dan berjalan pergi dari taman diikuti oleh Gita.

"Aku tau Sean nyatain cintanya kan ke kau Al?" Teriak Fira  membuat aku dan Gita hanya bisa menggelengkan kepala.

-------

Our Promise { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang