Hari ini kelas AV 1 sedang melaksanakan ptaktek karena jadwalnya pelajaran produktif, murid-muridnya terlihat sangat antusias ketika sedang praktek. Dengan memakai seragam praktek berwarna merah. Untuk siswa perempuan harus memakai deker karena panjang seragam prakteknya hanya sampai siku saja jika dikenakan. Jumlah perempuan dalam satu kelas ada delapan belas siswa dan semuanya berhijab.
Ketika praktek mereka akan membuat beberapa kelompok untuk mempermudah praktek, biasanya berisi empat siswa dalam satu kelompok. Karena tidak memungkinkan bisa praktek secara individu.
Ada beberapa siswa yang sedang melarutkan PCB di luar kelas. Ada juga yang sedang memasang atau melepas komponen elektronika.
"Ini dimana timahnya?" Tanya Agna yang akan memasang sebuah komponen Dioda LED tetapi tidak menemukan timah untuk merekatkan komponen pada PCB.
Fauzal, teman kelompok Agna yang mendengar pertanyaan Agna menoleh kepada temannya itu.
"Tadi ada disitu." Tunjuknya ke sebuah meja di depan mereka.
Agna melihat ke arah meja yang ditunjuk Fauzal, dan tidak menemukan timah ada disana.
"Nggak ada dimeja, siapa tadi yang terakhir memakainya?" Agna mulai kesal karena tidak juga menemukan timah.
Fauzal sendiri juga bingung, tadi ia melihat timahnya tergeletak di atas meja. Tetapi sekarang timahnya malah menghilang tanpa izin.
"Maaf, kalian mencari ini ya?" Kata seorang siswa laki-laki yang datang sambil menunjukkan timah yang dibawanya.
"Ya ampun, ternyata kamu yang curi timah kelompok aku?" Agna memelototi teman lelakinya yang sudah mengambil timah milik kelompoknya.
Fino yang dipelototi Agna hanya meringis tanpa merasa bersalah. Sedangkan Fauzal hanya tersenyum melihat kejadian ini. Sudah menjadi hal biasa mereka saling mengambil timah atau apapun yang diperlukan ketika praktek tanpa izin yang punya.
"Aku tidak mencuri, aku hanya meminjam timahnya sebentar." Fino menjawab dengan santai.
"Ini namanya bukan pinjam, tapi mencuri. Kalau pinjam itu hanya dipegang atau dilihat saja. Lah, ini sudah berkurang banyak timahnya pasti sudah kamu pakai kan?"
Fino mengangat bahunya tak peduli mendengar omelan Agna. Tadi timah di kelompoknya habis, dan dia terpaksa mengambil timah yang bisa dijangkaunya karena keadaan darurat.
"Iya iya, aku minta maaf karena tidak izin dulu." Setelah berkata seperti itu Fino langsung pergi dari hadapan Agna, membuat Agna bertambah kesal.
"Sudahlah ikhlaskan saja timahnya dipakai Fino. David masih punya satu rol timah." Kata Fauzal yang dari tadi hanya diam melihat kedua temannya adu mulut.
"Bukan masalah kalau Fino mau memakai timahnya, tapi kan harus izin dulu."
"Mungkin Fino tadi khilaf jadi tidak izin dulu."
"Khilaf kok setiap hari."
Jawaban Agna membuat Fauzal tertawa. Agna memang lucu kalau sedang marah.
"Kenapa kamu tertawa?" Sentak Agna karena kesal ditertawakan Fauzal.
"Ha ha ha... Maaf maaf." Fauzal menghentikan tawanya mendapat bentakan Agna.
Kedua teman kelompok Agna tiba-tiba datang menghampiri sambil membawa beberapa komponen yang berhasil dilepas di depan kelas mereka.
"Ini ada apa sih? Kenapa kalian belum memasang komponennya?" Alin merasa heran dengan tingkah kedua teman kelompoknya.
Alin dan David tadi mendapat tugas melepasi komponen yang terpasang pada PCB. Komponen yang masih aktif akan dipindah ke PCB baru yang sudah diberi jalur dan dilarutkan. Tetapi, mereka merasa heran karena ternyata sejak tadi Agna dan Fauzal baru memasang beberapa komponen Dioda LED saja di PCB yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
School of Taruna
Teen FictionMenceritakan kisah anak sekolahan yang mengikuti kegiatan ketarunaan di sekolah mereka. Kisah yang penuh suka duka dan kebersamaan sesama teman sekolah. Kisah para remaja Sekolah Menengah Kejuruan.