Suka?

499 32 28
                                    

perasaan ku seolah-olah diam, Tapi dibaliknya sedang mengolah.

Aletta memejam kan matanya. rasa sesal dan kesal masih bergabung sampai saat ini. Matanya tak henti menatap sinis pria yang sudah jalan lebih dulu di depan nya, Tanpa berbekal apa apa sedang dirinya harus membawakan seluruh belanjaan buku barunya yang baru elios beli dari gramedia.

Rese! gue balas loe entar!" batin Aletta

"woy...cepetan! lama banget sih loe jalan" Teriak elios dari depan, membuat Aletta semakin kesal dan tak menggubris sama sekali panggilan elios.

Akhirnya mereka keluar juga dari toko buku itu, Dan nasib sial nya lagi ternyata hujan sudah mengguyur deras daerah itu. membuat keduanya harus berdiri diam di depan pintu toko menunggu hujan reda. Pasalnya, mobil mereka di parkirkan di seberang jalan. karena memang parkir nya ada di seberang jalan.

sumpah, kenapa sih gue tergiur sama omongan  bodoh nie cowo? harusnya tadi semua udah selesai!" gerutu aletta di hati.

Jadi kejadian nya seperti ini, Aletta tergoda dengan tawaran elios untuk membuatkan nya puisi setiap hari dan satu puisi yang ia buat akan di bayar seharga Rp. 50.000.

untuk apa? ya nggak tau juga untuk apa. elios sendiri tidak memberitahu tujuan nya Dan hanya mengatakan itu sebagian dari Amal nya buat Aletta. Dan kejadian itulah akhirnya yang membuat keduanya Berdamai, Ya walaupun tidak damai-damai banget lah.

"menurut loe lebih baik mana, hujan atau matahari?" Tanya elios tiba-tiba.

"kenapa nanya gitu?" Aletta bingung. Mungkin habis ini Elios mau memperdalam planet bumi kali.

"jawab aja!"

"ya ga tau lah gue" ketus Aletta

"gue bilang jawab, ya jawab dong!" Bentak elios sampai ibu-ibu yang berdiri di samping mereka menoleh ke arah elios, membuat Aletta semakin malu dan merasa tak berdaya karena harus terjebak dalam situasi terburuk nya ; ada elios pasti selalu di marahi dan ngajak berantem, tiba tiba hujan datang. kampret aja dah.

Aletta mendecak kesal. Ia kemudian menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menatap elios terang-terangan dengan tatapan lembut dan senyum yang benar-benar terpaksa.

"gue ga tau elios. mohon pengertian nya ya" ucap Aletta lembut kemudian menarik ulur senyum nya berubah 180 derajat.

"dek, sama pacar itu jangan galak-galak. entar di putusin loh! liat tuh masa cewe nya yang bawa barang belanjaan. harus nya kamu tuh nak sebagai cowok. nggak gentle itu namanya" Gubris ibu tadi yang keliatan nya udah geram melihat tingkah anak muda di samping nya ini.

"pacar?"

"enggak kok bu. cuman teman" Balas Aletta dengan tawa kecil yang juga terpaksa.

"tapi kalian cocok loh, jadian aja deh." ucap ibu-ibu tadi kemudian tertawa dan di susul juga dengan tawa keduanya yang juga TERPAKSA

Kadang-kadang hidup ini harus terpaksa ya, kasian.

teet

Kemudian datanglah sebuah mobil berwarna putih. Ibu- ibu tadi tersenyum kemudian permisi pada Aletta dan elios kemudian segera bergegas masuk ke dalam mobil meninggalkan keduanya yang sama-sama masih merenung.

"apa iya gue cocok sama elios?"

kring-kring

sesegera elios mengangkat telfon nya dan terdengarlah suara seorang wanita yang udah tidak asing lagi di telinga nya. wanita yang sebenarnya masih sering menelfon nya setiap malam. Namanya sarah.

"kenapa sar?"

kelihatan nya elios begitu asik mengobrol dengan gadis itu. Raut wajah nya pun menunjuk kan bahwa ia sekarang sedang senang, Atau kelihatan lagi kasmaran. sudah 10 menit berlalu Elios masih belum menyelesaikan obrolan nya. Aletta sendiri sampai bosan menunggu, padahal hujan sudah mulai reda walaupun masih rintik-rintik

"elios kok asik banget ya? pacar nya kali? eh gk mungkin si penyamun ini punya pacar, siapa cobak yang mau sama dia? tapi kalau bukan pacar kok ngomongnya agak mesra gitu ya? mungkin aja....eh tapi ngapain sih gue pusinh-pusing mikirin itu? iih" batin Aletta

"oke!! bye!" ucap elios menutup pembicaraan mereka kemudian menatap Aletta yang pura-pura melirik-lirik ke arah lain. Pandangan  nya juga ter-arah ke tangan gadis itu yang kelihatan nya sudah memerah karena membawa plastik yang isinya buku-buku berat milik nya.

Dan kemudian, ia ikut menenteng plastik itu bersamaan dengan Aletta.
Gadis ini terkejut batin. setelah habis telfonan berubah jadi malaikat? it's amazing

"kenapa? gak boleh gue nolongin orang? saya itu masih punya hati juga kali, walaupun nggak banyak"

Aletta terdiam.

"saya? sejak kapan loe....--"

" ohh udah reda ya? yaudah kemobil langsung. ga usah lama-lama" sambung Elios sebelum Aletta menyelesaikan kalimatnya.

Karena tarikan elios lebih kencang, jadi Aletta ikut ketarik dan akhirnya sampai di dalam mobil dengan nafas yang sudah di ujung tanduk.

"loe tuh ya, selalu aja buat gue capek. heran gue" gerutu Aletta.

"puisi nya jangan lupa besok. soalnya mau gue kasih ke seseorang" ucap elios tanpa melirik ke arah Aletta sambil melipat tangan nya di dada dan memandang ke depan ke arah gerimis yang masih menyentuh kaca jendela.

"loe udah punya pacar?"

Refleks Aletta menyipitkan matanya sebab tanpa sadar ia mengucapkan kalimat yang harusnya tidak di ucapkan nya.

"aduh, salah banget gue"batin nya sambil menepuk jidat

"bukan pacar, tapi tunangan."

"Apa??" jerit Aletta lagi tanpa sadar.

"kenapa loe?" Tanya elios

Aletta hanya menggelengkan kepala.

"loe suka sama gue?" tanya elios.

"y-ya enggak lah. ya ampun loe itu geer banget sih." Jawab Aletta dengan tawa yang ia selipkan di sela sela kalimat nya.

"kalau gue suka loe?"

WADAWW!!






















A: cuman minta voment kok :D

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me & MR.EinsteinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang