F.I.R.E (Chapter 10)

1.1K 224 16
                                    

     "Buka coffee shop saja.." sela Jun Yeol, membuat semuanya menatap Jun Yeol kagum. Mereka sama sekali tidak memikirkan itu.
     "Aa majja! Coffee shop!" seru Kwang Soo semangat.
     "Nuna, aku bersedia bekerja denganmu!"
     "Yak diam!" Tegur Jong Suk tanpa menoleh. Matanya fokus pada layar televisi. Ia tampak sangat serius.
     "Wae wae?" ujar Kwang Soo pelan, diikuti lainnya, mulai menyaksikan berita itu. Mereka seakan terhipnotis dengan berita itu, tetapi tak lama, karena semenit setelah itu mereka telah berlarian keluar dari rumah. Langkah mereka terlihat gusar, berlari menuju halte bis terdekat.

     Berlima duduk berbaris di dalam bis di tempat duduk paling belakang. Ekspresi kelimanya tampak sama. Sama-sama cemas. Yoona terus berusaha menghubungi Sehun, tapi tak ada jawaban. Tidak hanya Yoona, semuanya melakukan itu. Tetap tidak mendapatkan jawaban. Ditengah kekhawatiran mereka, sebuah nomor menghubungi ponsel Jun Yeol yang langsung pria itu terima. Ternyata itu dari kantornya.
     "Wae?!" sapanya ketus merasa terganggu—karena sebelumnya ia sudah meminta ijin untuk tidak masuk pada hari itu. "mwo?! Kau serius?!" mereka langsung menatap Jun Yeol heran. "dimana dia sekarang? Arraso, aku kesana sekarang."
     "Ada apa?" tanya Jong Suk merasa itu ada kaitannya dengan Sehun.
     "Saat ini dia ditahan di kantorku. Kita kesana sekarang." jelasnya tidak lagi secemas sebelumnya. Mereka hening sejenak, mungkin baru bisa bernafas lega—karena sepertinya Sehun baik-baik saja. Mengingat tadinya di berita dikatakan bahwa terjadi perkelahian hebat, setidaknya Sehun tidak berada di rumah sakit. Ketika keheningan melanda mereka, dengan tatapan polos mereka mengamati halte bis yang tengah mereka singgahi, lama mengamati, sesuatu secara serentak menghantam kepala mereka.
     "Yak turun! Turun!" desak Kwang Soo setengah berteriak. Lagi-lagi kelimanya mendadak berlarian turun dari bis. Mengapa? Karena mereka salah memilih bis. Akibat panik hingga tidak fokus ketika menaiki bis tadinya. Mereka tampak bodoh berdiri berbaris di halte seperti itu.
     "Aish.. Sungguh merepotkan." decak Yoona bersandar pada tubuh Kwang Soo yang jauh lebih tinggi darinya.
     "Yak, kau berat. Menjauhlah.." Kwang Soo dorong tubuh Yoona hingga bergeser beberapa langkah darinya.
     "Kenapa kalian tidak membeli mobil! Bukankah kalian mendapatkan gaji yang besar setiap bulannya!" Yoona malah membentak Jong Suk dan Jun Yeol. "miris betul."
     "Yak.. Yak.. Seharusnya kami yang mengatakan itu padamu.." sergah Jun Yeol menjitak kepala Yoona dengan geram. "uangmu jauh lebih banyak, kenapa hanya dibiarkan begitu saja di bank? Itu Bank! Bukan Septic Tank!     " Yoona memilih diam karena memang tidak bisa membalas perkataan itu.
     "Aa, oppa, mobilmu belum selesai diperbaiki?" dan lanjut bertanya pada Kwang Soo.
     "Menurutmu? Kalau sudah selesai untuk apa kita naik bis segala?!! Kau lupa seberapa berat kerusakan mobilku?!"
     "Aish! Kenapa kalian terus-terusan membentakku?!!"
     "Diam dan naiklah." tegur Jong Suk yang sudah berdiri di hadapan bis—yang baru saja tiba di halte tanpa mereka ketahui.

--

     Mereka baru saja turun dari bis dan lagi-lagi berlari kencang menuju kantor polisi—alias kantor dimana selama ini Jun Yeol bekerja. Oh tidak. Tampak sekumpulan awak media di depan gerbang—yang sepertinya sengaja di tutup. Jumlah mereka lumayan banyak. Masing-masing dari mereka terlihat siap dengan kamera. Mereka terlihat seperti zombie, seakan haus akan darah. Mereka mendorong-dorong gerbang berusaha masuk kedalam halaman gedung. Tapi sepertinya gerbang sudah dikunci. Terlihat juga beberapa anggota kepolisian yang berjaga-jaga di balik gerbang.
     "Mari kita terobos!" sungut Yoona dengan semangat membara dan siap melangkah.
     "Yak.. Yak.. Yak.." keempat pria yang bersamanya langsung menahan tubuhnya.
     "Kau bisa mati terinjak disana.." cibir Kwang Soo menjitak kepalanya geram.
     "Lalu kita hanya diam disini seperti ini?" sela Yoona tak sabaran.
     "Hyung, apa tidak ada jalan masuk lainnya?" tanya Ji Soo menyadarkan Jun Yeol yang tengah berpikir. Tapi terlalu lama berpikir.
     "Yak, lewat sini!" panggil Jong Suk tak terlalu keras. Mereka terbodoh sejenak, sejak kapan dia disana? "palli!" Ji Soo langsung mendorong yang lainnya agar segera melangkah mendekati Jong Suk.
     "Yak, bagaimana kau bisa tahu pintu ini? Aku bahkan baru mengingatnya." tanya Jun Yeol yang sudah mengikuti langkah Jong Suk.
     "Aku tak sengaja melihat kearah pintu ini. Benar ini kantormu? Kau seperti tidak tahu apa-apa. Apa kau detektif sungguhan?" grutu Jong Suk merasa geram melihat gerak si detektif yang lambat.
     "Aish.." Jun Yeol hendak memukulnya.
     "Nanti saja pukul-pukulannya." tapi Yoona lebih dulu memeluk lengan Jun Yeol lalu menarik tubuh itu agar melangkah lebih cepat untuk melewati Jong Suk.

F.I.R.E (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang