"Tega lo tong sama gue!" protes Abay menoyor kepala Ali."Et dah! Sakit ini kepala gue. Nanti kalau gue hilang ingatan terus nggak ingat sama mantan-mantan gue lagi gimana?" ujar Ali ketus.
"Oh gitu. Emang ada berapa sih mantan lo? Terus yang lagi ditunggu itu mantan yang ke berapa?" tanya Aris yang sedari tadi diam karena asik bermain mobile legend.
"Kalau itu beda dong!" jawab Ali merenggut seolah tidak suka dengan balasan Aris
***
"Aku kangen!" ucap Gadis cantik yang baru saja menginjakkan kakinya di Bandara tempatnya bersandar.
"Sayang, barang nya nggak ada yang ketinggalan kan?" tanya
Sang Ibu."Nggak ada deh, Ma. Pulang yuk! Aku ngantuk banget. Kangen rumah," keluh nya.
"Uluh-uluh Prilly nya Mama udah capek ya, Sayang? Bentar ya nunggu Abang kamu belum dateng yang jemput," ucap Mama Karin sambil mengedarkan matanya seolah mencari seseorang yang ditunggu nya.
"Kebiasaan ngaret itu orang," kesal Prilly dengan menghentakkan kakinya berkali-kali dilantai bandara itu.
"Awas aja sampek rumah nggak bakal aku kasih oleh-oleh!" Mama Karin hanya tersenyum melihat kelakuan Putri nya itu.
"Uhuk uhuk uhuk uhuk" suara batuk itu sangat terdengar jelas di telinga Prilly, karena seseorang yang batuk tersebut ingin mengerjai Prilly.
Prilly menoleh kan wajahnya kearah samping, dimana ia mendapatkan suara batuk seseorang. "Lama banget elah!" teriak Prilly pas di telinga Pria itu.
"Wadaw. Katanya kangen, tapi gue diteriakin kek gini! Nanti kalau gue nggak bisa denger rengekan pacal gue gimana? Kasian dia nggak ada yang manjain lagi," goda Bagas, kakak sepupu Prilly. Mengusap telinga nya yang pengang akibat mendengar teriakan Prilly
"Lagian lo mesti ngaret kalau jemput gue! Giliran doi lo aja, dateng setengah jam lebih cepat dah tuh!" keluh Prilly.
"Unch unch pacar gue cemburu nih ceritanya?" ujar Bagas sembari menguyel pipi bakpaw milik Prilly.
"Ogah gue punya pacar kek lo!" sambil menghempaskan tangan Bagas dari pipinya.
"Udahan yuk Sayang berantemnya, lanjut dirumah bisa kan? Mama udah kangen sama papa soalnya. Hehe," lerai Mama Karin mengambil posisi di antara anak kesangan dan keponakan nya itu, lalu menggandeng mereka untuk melanjutkan perjalanan pulang.
"Wait, Ma. Disini seger tauk! Bisa lihat cewek-cewek body goals," ucap Bagas
Plakk! Suara kipas kertas yang berada ditangan mungil Prilly terhempas di lengan Bagas. "Mata keranjang!" hina Prilly
"Mata cogan nih! Bukan mata keranjang!"
"Ztop! Eh, tuh kan bahasa alay Mama keluar!" yang pusing melihat Prilly dan Bagas yang tidak akur.
"Hayuk pulang, Mama kangen Papa! Ayolah!" bujuk Mama Karin merengek
"Iya iya, Ma," balas Prilly
***
"Kata Dilan, rindu itu berat loh!" ucap Zidan. Setelah membaca novel "Dilan" yang ia pegang ditangannya.
"Lo gendong sih!" saut Abay asal
"Diem dulu kek! Gue lagi ngafalin nih!" protes Zidan yang sedari tadi bibirnya komat kamit ribut sama ngehafalin kalimat puitis yang ada di novel itu.
"Wah tanda-tanda nih, Li!"
"Tanda apaan?" Ali yang tadi nya fokus melihat Aris bermain game menoleh kearah Abay.
