1. awal

32.4K 1.6K 502
                                    

Manto POV

"Coba kamu ulangi sekali lagi, kalau sampe gagal lagi, kamu saya kasih nilai jelek di rapor"

Aku melangkah dengan gontai ke arah berlawanan dari papan kangkang. Mengambil nafas panjang dan menatap lurus ke depan sebelum kembali berlari kecil ke arah susunan papan yang tersusun tinggi sebatas pinggang.

Ayo To, lu bisa deh lompatin papan segitu, demi nilai bagus di rapor, aku menyemangati diriku sendiri.

"Aduhh" Pekikku karena kembali gagal melompat, lututku berdenyut terbentur papan.

"Dasar bencong, lompat kangkang aja gak bisa"

Mendengar perkataannya di depan teman-teman sekelas dengan wajah mencemoohku sukses membuat wajahku pias.

Seorang guru yang seharusnya menjadi panutan, berkata demikian, aku menatapnya nyalang lalu tertunduk.

"Maaf Pak, kok ngomongnya begitu ya, bapak kan guru"

Suara tegas seorang perempuan membuatku mendongak ke arah samping, kulihat Dita, teman sekelasku berdiri tegak di depan Pak Yadi guru olahraga kami.

"Kenapa kamu negur saya? Gak suka? Emang bener dia bencong, kamu lagi, perempuan tapi kok kelakuannya kaya lelaki, mungkin jiwa kamu itu ketuker sama dia"

Plakkk

Layangan tangan mungil Dita mendarat di pipi Pak Yadi membuatku dan teman-teman yang melihat terkesiap kaget.

"Bapak tuh guru, mulut kok ya kaya knalpot yang gak di saring" Mata Dita melotot marah ke arah Pak Yadi yang memegang pipinya kaget sebelum Dita pergi meninggalkan ruangan aula sekolah.

"Ju, giliran gerakan tarian yeay tuchhh" Suara seseorang menyeretku kembali ke alam nyata, aku menutup buku yang sedang ku baca, walaupun tidak benar-benar aku baca karena pikiranku melayang ke kejadian di mana aku dipermalukan oleh guru olahraga ku saat sekolah dulu.

Dita, entah dimana dia sekarang, kangen celotehan mulutnya yang ceplas-ceplos.

Aku berjalan berdiri di depan kaca besar yang menempel di sepanjang dinding studio tempat latihan kami menari dan mengambil pose untuk memulai gerakan tariku.

Nantilah, aku akan mencari tahu kontaknya, mudah-mudahan aku bisa menelusuri keberadaan dirinya dari sosial media.

°°°

"Eh cong, lapangan bola tinta yeay? Kitring mawar makarena cusss ikut"

*Eh bro, lapar gak lu? Kita mau makan ikut yuu

Aku melirik ke arah samping di ruang loker, melihat teman dancerku, Putra yang berdiri dengan kaki berjinjit sebelah menowel pundakku dengan genit, aku kembali fokus menjejali pakaianku yang basah karena keringat sehabis latihan tadi ke dalam ransel.

Perutku memang sudah seharusnya di isi karena tadi pagi aku hanya sarapan setangkup roti isi telor mata sapi dan susu.

Aku tersenyum tipis menanggapi ajakannya.

"Yeay kenapose sih cong? Tumben tinta semangat, lagi PMS yahh dari sejak yeay datang sampe sekarang diam durjana?" Tanyanya.

Aku mendelik menatapnya.

"Ishh walopun tingkat kromosom X di diri eike lebih luber dari kromosom Y, eike teteuppp lekong cong, beda sama yeay yang sampe nyuntik dada sampe nonjol begindang, masa eike PMS, rempong deh yeay" Jawabku panjang lebar.

Puput, panggilan Putra, dirinya terkekeh sambil memegang dadanya yang menonjol di balik kaos yang sengaja di potong pendek sampai memperlihatkan sebagian perut rata dan dadanya.

Kata Puput sih model baju underboobs in crop top, kalau aku bilang sih baju orang edan.

"Cucok kan cyn dada indang, aset berharga eike yesss, besoka eike mawar implan bokong ahhh, ngalahin ceceu Kim cusss" Katanya sambil mengusap-usap dadanya.

*Cocok kan bro dada ini, aset berharga gue nih, besok gue mau implan bokong ngalahin ceceu Kim yuuu

Aku menggeleng pelan melihat gerakannya.

"Jengkol berlebihan Puputtt, ntar yeay nyesel susah deh nyedot tuh implan balik ke bentuk tubuh normal" Aku menutup resleting ranselku dan duduk di kursi depan loker sambil mendekap  dan menumpukan daguku di atas ransel.

*Jangan

"Ishhh tinta nyesel lah, eike mawar jedong pere seutuhnya, jiwa eike kan udin pere, ya chasing juga harus mendukung" Dirinya menyibakkan rambut panjangnya yang tergerai ke belakang.

*Ihh gak nyesel lah, gue mau jadi perempuan seutuhnya, jiwa gue Kan udah perempuan

Aku menatap wajahnya.

Lalu menggeleng dan menunduk melihat tubuh ku sendiri.

Batinku bergejolak mengingat kejadian-kejadian selama aku hidup.

Dan kejadian di mana Dita membelaku di depan teman-teman membuatku kembali merenung.

"Ju, kayanya yeay musti makarena deh, eike takut tetibanya yeay metong gara-gara kebenyesan bengong begindang, cuss ah makarena" Putra menarik tanganku untuk berdiri.

*Ju, kayanya elu musti makan deh, gue takut tetibanya lu mati gara-gara kebanyakan bengong begini, yu ah makan

Aku mengikuti langkahnya dalam diam.

Melihat Putra berjalan di depanku dengan berlenggak-lenggok.

Aku menghela nafas panjang.

Dita, elu di mana sih, tolongin gueeee

Tbc

Selamat malammmm, kayanya aneh ya hari Jum'at libur wkwkwkw
Selamat long weekend lah 😘😘😘

my transformerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang