3

315 8 0
                                    

"AARRGGGG!!"

"fuck!" Zayn mengumpat saat penusukan tersebut. Pisau ayahnya sukses menancap di tangan kanan adik nya. Nathania berteriak sangat keras karena kesakitan, pisau ayahnya menancap di tangan kanan nya. Nathania langsung bergerak mundur memegang meja agar tak terjatuh lalu mengambil pisau yang tertancap di tangan kanan nya dan langsung membuang nya kesegala arah. Tangan kanan nya penuh darah sekarang, ayah dan bunda nya yang melihat hal tersebut langsung diam ditempat dan muka mereka langsung pucat. Zayn bersusah payah berdiri meskipun nyeri, tetapi dia sudah tidak tahan dengan apa yang ayah bunda nya lakukan dan saat dia berhasil dia langsung berlari mendorong ayah dan bunda nya dan berteriak "lihat akibat nya! kalian benar-benar tidak berperi kemanusiaan!!! kalian bertengkar setiap hari! tidakkah kalian sadar? Nathania menangis setiap hari karena kalian!!!" "z..zayn, maafkan ayah.. ayah hilang kendali" zayn melihat ke ayahnya dan saat dia akan kembali meneriaki ayahnya tiba-tiba "aaaarrgg!" Nathania mengerang kesakitan, zayn melihatnya terduduk sambil bersender ke tembok dan memegang tangannya yang penuh dengan darah, Zayn menatap mereka berdua tajam lagi.

Zayn langsung berlari ke arah adik nya dan memanggil nya "Nat?..dik?" Nathania melihat kakak nya dengan air mata "it's hurt zayn! rasanya sangat perih" zayn yang melihat nya langsung berkata "bertahanlah Nat!" zayn tiba-tiba menggendong Nathania, membawanya keluar rumah dan memasukkan Nathania kedalam mobil

brruuuummmm

mobil yang zayn kendarai langsung melesat ke rumah sakit terdekat sedangkan di rumah suasana terdengar canggung "sebaiknya kita berpisah" kata bunda memecah kecanggungan "ya.. aku rasa itu pilihan yang baik" kata ayah "dan aku juga sudah menyakiti Nathania, aku hilang kendali.. seharusnya kita selesaikan semuanya baik-baik" lanjut ayah nya "ya. seharusnya. ayo kita menyusul Nathania she need us, dan kurasa juga kita harus bilang kepadanya" kata bunda "emm.. ya. she need us" jawab ayah "maybe" tambah ayah nya lagi dengan berbisik "ya sudah kalau begitu ayo kita ke rumah sakit" jawab bunda. ayah dan bundapun segera pergi ke rumah sakit.

Di rumah sakit zayn menunggu Nathania diluar ruangan dan Nathania di dalam sana sedang menjalani perawatan, zayn mengusap-ngusap rambut nya frustasi, dia sangat khawatir akan keadaan adik nya sekarang. "permisi.. apakah kau keluarga gadis tersebut?" merasa dirinya dipanggil, zayn pun mendongak dan melihat arah suara yang memanggilnya, dan ternyata orang tersebut adalah dokter yang sedang menangani Nathania "ya, saya kakak nya, nama saya zayn..emm bagaimana dok?" "emm begini zayn.. adikmu sekarang sudah saya obati tangannya ada10 jahitan dan lumayan banyak kehilangan darah, dia tak akan menginap dia akan langsung di perbolehkan pulang, terserah kalian boleh pulang kapan yang penting hari ini tetapi saya beri obat untuk dia, karena hari-hari ini dia akan sering pusing dan juga obat untuk jahitannya agar menahan rasa sakit nya dan agar tidak infeksi.. bilang ke dia jangan terlalu banyak gerak ya" dan senyum merekah diwajah zayn, dia sangat lega mendengar hal tersebut "ya, pengobatannya nanti saya akan urus apakah saya sudah boleh menjenguk nya?" "boleh kok silahkan" "makasih dok" kata zayn berterimakasih "My pleasure Mr. Zayn" dan sang dokter pun melenggang pergi diikuti dengan suster yang lain.

Saat Zayn akan masuk ke dalam ruangan tiba-tiba ada yang memanggil nya "zayn?" saat zayn menoleh dan nelihat orang yang memanggil nya, kemarahannya kembali tersulut "mau apa kau kemari?!! apakah kau tak menyesal membuat adikku seperti itu?!" orang tersebut sedikit tersentak dengan perkataan zayn, lalu dia menunduk dan mengutuk dirinya sendiri karena sudah melukai anak nya sendiri "zayn.. ayahmu sudah menyesal dengan kejadian tersebut dan... kita akan berpisah" lanjut bunda zayn "maksut ka..kalian bercerai?" bunda zayn mengangguk "ya.. kalau itu membuat Nathania dan keluarga kita lebih baik, aku dan Nathania tak masalah karena kalian tau, aku dan Nathania sudah tau akhirnya pasti seperti ini!" bunda dan ayah zayn sedikit kaget ada perasaan bersalah satu sama lain karena membuat anak nya berpikir hal yang seharusnya tidak terjadi, tetapi bagaimana lagi mereka sudah tak seharmonis dan sebahagia dulu apalagi ayah mereka selingkuh dengan wanita lain. "kalian harus segera bilang ke Nathania, sekarang juga! kita bicarakan ini di dalam!" jawab zayn sedikit kasar, dia tau sebenarnya dia tak sepantas nya berkata seperti itu tetapi bagaimana lagi zayn sudah terlanjur marah. Saat mereka masuk Nathania sedang duduk menyender di kasur sambil memeluk lutut nya dan melihat kearah jendela dia sedang melamun sampai-sampai dia tidak menyadari bahwa zayn, ayah dan bunda nya masuk ke dalam ruangan. Nathania sedang mengulang semua kejadian tadi dalam pikirannya mulai dari ayah nya bertengkar sampai kejadian tertusuk tersebut "dik?" Nathania pun kembali tersadar dan menoleh ke sumber suara yang memanggil nya "ayah? bunda? sedang a.." "mereka ingin membicarakan sesuatu padamu dik" potong zayn, Nathania melihat zayn bersender di tembok dengan tangan terlipat di dada nya "ohh ya.. ayah.. emm ayah dan bunda.. emm.. ingin memberitahukan padamu.. bahwaa.. ayah dan bunda.. a.. akan ber..cerai" ayah zayn langsung menarik nafas nya setelah selesai mengatakan hal tersebut, bunda pun langsung menunduk begitupun juga ayah nya "kalau itu keputusan kalian aku tak apa.. jika itu membuat keluarga kita lebih baik" lanjut Nathania "see.. kita sudah membicarakannya" lanjut zayn, ayah nya melihat Nathania dan lalu berkata "maafkan ayah sayang.. jangan marah ya" tiba-tiba Nathania berdiri, berjalan ke arah ayahnya dan memeluk ayah nya "aku tak akan pernah marah kepada ayah" ayah nya pun membalas pelukan putrinya tersebut dan tiba-tiba zayn menarik Nathania tepat di tempat jahitannya "auuu! sakit zayn!" "maaf, aku hanya ingin memberitahumu bahwa bunda ingin menanyakan sesuatu dan aku rasa kamu sudah tau jawabannya" zayn tersenyum lembut ke adik nya, Nathania pun langsung melihat bundanya, sebelum berbicara Nathanoa juga menangkap bundanya menarik nafas "emm.. ya bunda ingin tanya.. kamu ingin ikut ayah atau bunda?" senyum kecut terpampang di bibir gadis mungil tersebut dan berkata "maaf.. aku dan kakak tak akan ikut dengan kalian, kita akan tinggal sendiri" ayah dan bunda mereka langsung kaget, tetapi mereka tak berkata apa-apa karena mereka sudah mengerti bahwa itu karena diri mereka sendiri "dan aku sudah memesan apartment untuk kita berdua dari uang tabunganku" lanjut zayn "ya tak apa kak.. kalian nanti tetap akan kita biayai dalam sekolah sampai kuliah" jawab bunda dengan senyum palsu, sebenarnya dia sangat ingin salah satu dari mereka, atau dua-duanya ikut dengannya tetapi dia tidak ingin membantah keinginan anak-anak nya takut terjadi kesalahan lagi "makasih bunda.." "ya... sama-sama dik".

Setelah itu Nathania, Zayn, bunda, dan ayah segera mengurus administrasi dan langsung pulang ke rumah. Zayn memaksa Nathania untuk berangkat hari itu juga, pertamanya Nathania menolak tetatapi setelah dibujuk oleh Zayn akhirnya dia mau. Mereka mengambil semua barang-barang mereka dan mereka langsung pergi hari itu dengan menggunakan mobil Zayn yang dia beli dari hasil tabungannya sendiri. Begitupun juga dengan ayah dan bunda mereka, keluarga tersebut setuju untuk menjual rumah tersebut karena terlalu banyak menyimpan kenangan buruk dan baik yang sekarang perlahan-lahan harus dilupakan. Ayah dan Bunda mereka berdua mengurus surat percerain tanpa Nathania dan Zayn. Nathania dan Zayn akan pergi dan tinggal di tengah kota London tanpa ayah dan bunda nya sekarang, dan bagi mereka hal tersebut cukup melegakan meskipun mereka pasti akan sangat merindukan kebersamaan mereka dengan ayah dan bunda mereka selama menjadi keluarga.

Half A HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang